Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Tuai Pujian, Ustaz Maulana Masih Ingat Ultah Pernikahan meski Sang Istri Berpulang 4 Th Lalu

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Sabtu, 12 Aug 2023 18:43 WIB

Ustaz Maulana
Tuai Pujian, Ustaz Maulana Masih Terus Ingat Ultah Pernikahan dengan Sang Istri yang Berpulang 4 th Lalu/ Foto: Instagram @m_nur_maulana

Ustaz Maulana kembali mengenang sang istri, Nuraliyah M. Nur Maunala atau Ummi Naorah, yang telah berpulang empat tahun lalu. Ustaz yang dikenal dengan gaya ceramahnya yang khas ini mengunggah potret sang istri dan keluarganya di media sosial.

Potret itu diberi judul 'Perjalanan 15 Perjalanan 15 TAHUN PERNIKAHAN'. Ya, tepat di tanggal 8 Agustus lalu, usia pernikahan Ustaz Maulana dan mendiang istrinya genap 15 tahun.

Dalam unggahan ini, Ustaz Maulana menyebutkan tanggal pernikahannya secara spesifik, yakni 'tanggal 8 bulan 8 tahun 2008'. Di tanggal cantik ini, Ustaz Maulana mengikat janji dengan ibu dari empat anaknya.

Di posting-an lain, Ustaz Maulana juga membagikan beberapa potret dirinya berdua dengan mendiang sang istri, Bunda. Salah satu foto adalah momen saat ia menikah dengan Nuraliyah, 15 tahun lalu.

Ayah empat anak ini lalu menulis kutipan dari Ali Bin Abu Thalib. Isinya tentang takdir dan kesabaran.

"Takdir itu dua hal, satu untukmu dan satu melawanmu. Jadi ketika itu untukmu, jangan sombong atau gegabah, dan ketika itu melawanmu, maka bersabarlah. - Ali bin Abi Thalib," tulisnya.

Tuai pujian netizen karena kesetiaannya

Unggahan Ustaz Maulana ini banjir komentar dari netizen. Banyak di antaranya memberikan pujian karena menganggap pria bernama asli Muhammad Nur Maulana sangat setia pada sang istri yang telah meninggal dunia.

"Masya Allah buat ustadz Maulana dan almh istri beliau amiin," tulis akun @se***.

"Ustad lg kangen istri ya, smg dipertemukan dijannah nya Allah ya ustadz," kata @fi***.

"Masya Allah tetep salut ama ustad satu ini. Di tengah ustad2 lain sibuk poligami padahal bininya masih idup, lah ustad masih setia bgt. Padahal pasti gak mudah jadi orang tua tunggal :(," ungkap akun @ri***.

"Ustd setia banget sama istrinya, ustd panutanku sehat² ustd sekelurga....Al-Fatihah untuk alm istri ustd," tulis @ul***.

"Masya Allah...setia banget ama istrinya. Insya Allah, Allah kumpulkan dan pertemukan lg di surga JannahNYA.aamiin," ujar @ma***.

Istri Ustaz Maulana, Nuraliyah, meninggal dunia pada 20 Januari 2019 karena kanker usus yang diidapnya. Sejak kepergian sang istri, Ustaz Maulana menjadi single parent dari empat orang anak.

Kehilangan orang terkasih, terutama pasangan hidup, pasti tak akan terlupakan. Meski sudah bertahun-tahun, rasa kangen dan kehilangan bisa saja muncul, Bunda.

Perlu diketahui, secara psikologis ada beberapa fase berduka yang dapat dialami seseorang ketika ditinggal orang terkasih untuk selamanya. Apa saja? Lalu bagaimana cara menghadapinya?

Selengkapnya dapat dibaca di halaman berikutnya ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!


FASE BERDUKA MENURUT PSIKIATER

Ustaz Maulana Senang Makan Bareng Kru TV hingga Dion Wiyoko

Tuai Pujian, Ustaz Maulana Masih Terus Ingat Ultah Pernikahan dengan Sang Istri yang Berpulang 4 th Lalu/ Foto: Instagram/m_nur_maulana

Fase berduka saat pasangan meninggal dunia

Ada 5 fase berduka yang umumnya dialami seseorang ketiga ditinggal orang terkasih untuk selamanya. Melansir dari Psycom, berikut 5 fase berduka yang pertama kali dikenalkan oleh psikiater Swiss, Kubler-Ross:

1. Denial (penyangkalan)

Tahap denial adalah tahap awal yang dirasakan orang-orang yang kaget ketika kehilangan pasangannya. Mereka biasanya mulai menyangkal semua yang menyangkut kematian orang terkasih karena tak percaya sudah ditinggal pergi selamanya.

Setelah penolakan dan guncangan memudar, mulai terjadi proses penyembuhan. Pada titik ini, perasaan yang pernah kita tekan akan muncul ke permukaan.

2. Anger (marah)

Ini adalah tahap yang umum untuk berpikir 'mengapa saya?', merasa tak adil, dan malah menyalahkan orang lain atau keadaan atas kesedihan yang dirasa. Terkadang, kita juga mulai mempertanyakan keimanan kepada Tuhan.

Sebenarnya, sangat penting untuk bisa merasakan kemarahan, karena semakin kita merasa marah, makin cepat hilangnya kemarahan tersebut dan mempercepat proses 'kesembuhan'.

Banner Biaya Kuliah Kedokteran 10 Universitas Ternama Indonesia

3. Bargaining (tawar-menawar)

Di tahap ini, kita akan selalu membayangkan dan mengeluarkan pernyataan 'bagaimana jika', 'kalau saja', 'andai saja saya melakukan ini, pasti hal itu tidak akan terjadi' dan pernyataan berandai-andai lain yang membuat kita menyesal.

4. Depression (depresi)

Depresi adalah bentuk kesedihan yang umum diterima saat seseorang berkabung. Kondisi ini mewakili kekosongan yang kita rasakan ketika hidup dalam kenyataan dan menyadari orang atau situasinya berakhir.

Pada tahap ini, seseorang mungkin menarik diri dari kehidupan, mati rasa, hidup dalam kabut, dan tidak ingin bangun dari tempat tidur. Kita tidak ingin ada di sekitar orang lain, bicara, dan merasa putus asa.

5. Acceptance (penerimaan)

Tahap terakhir kesedihan yang diidentifikasi oleh Kubler-Ross adalah penerimaan. Pada tahap ini, emosi mungkin mulai stabil dan kita masuk kembali ke realitas. Lalu memahami kenyataan bahwa realitas 'baru' adalah pasangan tidak akan pernah kembali dan kita akan baik-baik saja.

Pada tahap ini, kita mulai membuka diri, melakukan rutinitas seperti sebelumnya bahkan menjalin hubungan baru dengan orang lain.

Salah satu cara terbaik untuk menghadapi fase-fase berduka adalah mendapatkan dukungan dari keluarga. Meski kita merasa sedih, jangan sampai menutup diri dan melupakan keberadaan keluarga yang menyayangi kita ya, Bunda.

Simak juga cerita soal kenangan Juliana Moechtar dengan mendiang suami yang meninggal, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]


(ank/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda