Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Tanda Psikologis Pasangan Memiliki 'Bakat' Kekerasan dalam Hubungan, Waspada ya Bun!

Amira Salsabila   |   HaiBunda

Kamis, 14 Dec 2023 12:25 WIB

Asian couple arguing shouting blaming each other of problem, husband and wife fighting at home, relationship Problems concept
Tanda Psikologis Pasangan Memiliki 'Bakat' Kekerasan dalam Hubungan, Waspada ya Bun!/Foto: Getty Images/Filmstax
Daftar Isi
Jakarta -

Tanda-tanda kekerasan dalam suatu hubungan tidak selalu mudah dideteksi oleh orang di luar hubungan tersebut, dan bahkan lebih sulit dikenali oleh mereka yang mengalaminya. Untuk itu, Bunda perlu mengenali tanda psikologis pasangan yang memiliki ‘bakat’ kekerasan dalam hubungan.

Kekerasan dalam hubungan biasanya terjadi secara tertutup dan mungkin disembunyikan dari orang yang mereka cintai dan orang lain di luar hubungan. Oleh karena itu, mewaspadai tanda-tanda kekerasan yang tidak terlihat sangatlah penting.

Hubungan dengan kekerasan mungkin tampak intens atau penuh kasih sayang pada awalnya. Pasangan dominan mungkin tampak sangat perhatian, protektif, dan selalu memuji, serta menunjukkan perhatian dan kasih sayang yang luar biasa.

Banner Shio Kurang Hoki di 2024

Ikatan yang kuat dapat terbentuk di antara pasangan, dan hubungan dapat berkembang dengan cepat. Intensitas hubungan yang cepat memungkinkan pelaku kekerasan dengan cepat mendapatkan kendali atas kehidupan korban.

Tanda Psikologis Pasangan yang Bisa Melakukan Kekerasan dalam Hubungan

1. Cemburu Berlebihan

Kecemburuan adalah tanda rasa tidak aman dan kurangnya kepercayaan terhadap pasangan, namun pelaku kekerasan akan mengatakan bahwa itu adalah tanda cinta.

Melansir dari laman verywell mind, mereka akan menuduh pasangan menggoda orang lain atau berselingkuh dengan orang lain tanpa memberikan bukti dan alasan yang tepat.

Pelaku kekerasan juga mungkin menolak membiarkan korbannya bekerja atau keluar rumah karena takut bertemu orang lain. Kemungkinan mereka juga lebih sering menelpon korban atau mampir ke rumah secara tiba-tiba.

2. Mengendalikan Pasangan

Salah satu pasangan yang diketahui memiliki ‘bakat’ melakukan kekerasan dalam hubungan adalah mereka yang selalu mengatur dan mengambil keputusan seorang diri dalam hubungan tersebut.

Hal ini termasuk memeriksa korban, menentukan waktu korban keluar rumah, memberikan banyak pertanyaan ketika korban pergi tanpa dia.

Mereka juga bisa memeriksa ponsel untuk mengetahui riwayat panggilan, email, atau riwayat situs web pasangannya. Pelaku kekerasan akan mengontrol keuangan dan mencoba memberi tahu pasangan cara berpakaian, dengan siapa haru diajak bicara, dan ke mana harus pergi.

3. Mendesak Komitmen

Pelaku kekerasan tampil dengan tegas di awal hubungan, mendesak untuk berkomitmen dan mengklaim cinta pada pandangan pertama. Sering kali, di awal suatu hubungan, pelaku kekerasan sangat menawan dan romantis, serta cintanya sangat kuat.

Meski begitu, Bunda juga perlu hati-hati karena hal tersebut termasuk salah satu tanda psikologis pasangan yang bisa melakukan kekerasan di kemudian hari.

4. Menjauhkan Pasangan dari Teman dan Keluarga

Pelaku kekerasan mungkin akan berusaha keras untuk menjauhkan korban dari teman dan keluarganya dengan merendahkan semua orang yang dikenal. Mereka mungkin juga akan menghalangi korban untuk pergi bekerja atau sekolah.

5. Menyalahkan Orang Lain

Pelaku kekerasan tidak bertanggung jawab atas masalahnya, dia akan menyalahkan orang lain atau pasangannya sendiri terkait semua hal yang membuatnya marah.

6. Hipersensitivitas

Seorang pelaku kekerasan mudah merasa tersinggung dan dihina, serta menganggap segala sesuatu sebagai serangan pribadi dan membesar-besarkan sesuatu di luar proporsinya.

7. Memaksa Berhubungan Seks

Pelaku kekerasan mungkin akan menahan pasangannya saat berhubungan seks. Mereka mungkin akan meminta seks ketika pasangan lelah atau sakit, atau tidak ingin berhubungan seks. Mereka mungkin meminta korban untuk melakukan hal-hal yang tidak ingin mereka lakukan.

8. Pelecehan Verbal

Pelaku kekerasan mengatakan hal-hal yang kejam dan berbahaya kepada korbannya, merendahkan mereka, memaki-maki, menjelek-jelekkan mereka, atau merendahkan prestasi mereka. Pelaku kekerasan mengatakan kepada korbannya bahwa mereka bodoh dan tidak bisa apa-apa tanpa pelaku.

Nah, itulah beberapa tanda-tanda psikologis seseorang yang bisa melakukan kekerasan dalam hubungan. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!

(asa/fia)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda