HaiBunda

MOM'S LIFE

Gen Z dan Milenial di Indonesia Alami Darurat Kesehatan Mental, Ini Penyebabnya

Amira Salsabila   |   HaiBunda

Rabu, 24 Jan 2024 13:10 WIB
Mengenal Darurat Kesehatan Mental yang Dialami Banyak Gen Z dan Milenial di Indonesia/Foto: Getty Images/iStockphoto/kitzcorner
Jakarta -

Tahukah Bunda? Bahwa sebanyak 34,9 persen Gen Z dan Milenial di Indonesia mengalami darurat kesehatan mental. Dua kondisi psikologis yang paling banyak dialami adalah depresi dan kecemasan (anxiety).

Sementara itu, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia pada 2021 bahwa mayoritas remaja dan dewasa muda berusia 16 hingga 24 tahun memasuki periode darurat kesehatan mental.

Selain itu, hampir 96 persen remaja dan dewasa muda di Indonesia mengalami gejala kecemasan dan 88 persen di antaranya mengalami gejala depresi. Terlebih lagi, remaja yang tinggi di Ibu Kota Jakarta yang dinobatkan sebagai salah satu kota dengan tingkat stres tertinggi di dunia, menempati urutan sembilan menurut Stressful Cities Index oleh situs Vaay.


Penyebab darurat kesehatan mental pada Gen Z dan Milenial Indonesia

Darurat kesehatan mental adalah situasi di mana perilaku seseorang menempatkan mereka pada risiko menyakiti diri sendiri atau orang lain dan/atau menghalangi mereka untuk mampu merawat diri sendiri atau berfungsi secara efektif dalam kehidupan sehari-hari.

“Jadi, kalau kita bicara darurat itu adalah ketika si permasalahan mentalnya ini sudah mengganggu di berbagai aspek kehidupan sehari-hari, mulai dari aspek personal, karier, sampai sosial,” ujar Psikolog Indah Sundari, S.Psi, M.Psi, dalam acara Launching Plosa Mini Isi Ulang, Kamis (18/1/2024).

Indah menjelaskan bahwa kebanyakan dari Gen Z dan Milenial Indonesia mengalami kondisi ini semenjak pandemi COVID-19 karena mereka harus mereka terisolasi secara sosial. Selain itu, berikut juga ada beberapa penyebab umum lainnya yang diperkirakan menjadi faktor mereka mengalami darurat kesehatan mental:

  • Kondisi keuangan
  • Minder dengan pencapaian teman atau orang terdekat
  • Karier yang tidak berkembang
  • Kesepian
  • Hubungan personal dengan keluarga
  • Hubungan asmara yang berantakan

Cara mengatasi darurat kesehatan mental

Mengetahui tentang fakta stres dan dampaknya yang cukup berpengaruh terhadap fisik, psikologis, dan sosial seseorang di usia produktif, ada beberapa cara yang mungkin bisa Bunda lakukan untuk mengatasi masalah tersebut.

“Untuk Gen Z dan Milenial cara mengatasi stresnya itu sebenarnya banyak banget, dibalikin lagi ke kenyamanan masing-masing, dikembalikan lagi juga ke personality masing-masing. Cuma mungkin ada beberapa yang bisa dipraktikkan,” tuturnya.

1. Tidur yang cukup

Tak dapat dipungkiri tidur menjadi salah satu cara paling mudah yang bisa dilakukan untuk mengatasi stres. Dalam hal ini, Indah mengatakan tidur yang cukup adalah momen seseorang mengembalikan kembali energinya.

Selain itu, Bunda juga disarankan setidaknya memiliki waktu tidur yang cukup selama 6-8 jam setiap harinya.

2. Merawat diri

Meluangkan waktu untuk self care atau merawat diri sendiri dapat membuat perbedaan besar dalam mengatasi stres. Perawatan diri adalah kebiasaan yang berguna saat tingkat stres meningkat sangat tinggi. Ini juga akan membuat Bunda lebih tangguh ketika stres melanda di kemudian hari.

“Jangan lupa untuk self care melakukan hobi-hobi kita. Jadi, di antara sekian banyak rutinitas kesibukan, tetap disempatkan juga untuk melakukan hobi dan self care,” ujar Indah.

3. Berbagi cerita dengan orang terdekat

Menghubungi teman, keluarga, atau orang terpercaya adalah salah satu cara untuk meringankan beban stres Bunda. Hal ini juga dianjurkan oleh psikolog Indah.

“Berbagi sama teman terdekat sama keluarga, curhat, sharing, dan lain sebagainya supaya bisa membagi beban pikiran dan perasaan,” tuturnya.

4. Olahraga

Aktivitas fisik adalah pereda stres yang sangat besar. Olahraga melepaskan endorfin yang membuat seseorang merasa lebih baik, dan juga dapat berfungsi sebagai pengalihan perhatian dari kekhawatiran sehari-hari.

5. Teknik relaksasi

Indah menyarankan Bunda untuk melakukan teknik relaksasi 3-4-3, yakni tiga hitungan untuk tarik napas, empat hitungan untuk tahan napas, dan tiga hitungan untuk buang napas. Disertai juga dengan menghirup aromaterapi karena bisa membantu pikiran dan tubuh tetap rileks.

Nah, itulah beberapa hal yang bisa Bunda ketahui terkait darurat kesehatan mental yang dialami Gen Z dan Milenial Indonesia. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis! 

(asa/som)

Simak video di bawah ini, Bun:

5 Ciri Toxic Parents, Bisa Berdampak Buruk bagi Kesehatan Mental Anak Bun

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Perjalanan Hidup Almarhumah Mpok Alpa, dari Penyanyi Dangdut hingga Sukses Jadi Presenter dan Komedian

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Mengenal Posisi Seks Pretzel dalam Berhubungan Intim, Tips Melakukan hingga Risikonya

Kehamilan Dwi Indah Nurcahyani

Isak Tangis di Pemakaman Mpok Alpa, Billy Syahputra Ikut Turun ke Liang Lahad

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Apakah Bayi Bermimpi saat Tidur? Begini Faktanya

Parenting Nadhifa Fitrina

7 Contoh Teks Doa Upacara 17 Agustus 2025 untuk Pengibaran, Penurunan & Menghormati Pahlawan

Mom's Life Amira Salsabila

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Perjalanan Hidup Almarhumah Mpok Alpa, dari Penyanyi Dangdut hingga Sukses Jadi Presenter dan Komedian

Apakah Bayi Bermimpi saat Tidur? Begini Faktanya

Film Korea My Daughter is a Zombie Pecahkan Rekor, Ini 5 Fakta Menarik yang Curi Perhatian Penonton

9 Resep MPASI BB Booster untuk Bayi Usia 11 Bulan ke Atas

Mengenal Posisi Seks Pretzel dalam Berhubungan Intim, Tips Melakukan hingga Risikonya

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK