Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

7 Tanda Waktunya Berhenti Diet menurut Ahli, Jangan Keterusan Bun

Arsitta Dwi Pramesti   |   HaiBunda

Minggu, 03 Mar 2024 21:50 WIB

Girl with Anorexia Look in Mirror. norexia Concept. Unhealthy Nutrition. Trying Reach. Loss Weight. Unhealthy Wrong Diet.Sikness and Stressed Young Woman. Measuring Body. Try to Reject Size.
7 Tanda Waktunya Berhenti Diet menurut Ahli, Jangan Keterusan Bun/Foto: Getty Images/iStockphoto/vadimguzhva
Daftar Isi

Tahukah Bunda bahwa ada tanda waktunya berhenti diet menurut ahli? Diet yang tidak sehat dan cenderung terobsesi untuk kurus alih-alih sehat dapat berbahaya bagi tubuh. Bunda perlu mengetahui kapan waktunya untuk jeda dalam diet dan menghargai hidup.

Dalam masyarakat saat ini, istilah diet sangat lazim digunakan. Bahkan beberapa orang diskriminasi dengan orang lain yang tidak menjaga berat badannya. Diet awalnya bertujuan baik untuk mencapai berat badan ideal, mengendalikan kadar gula dalam darah, mengendalikan kolesterol, dan merasa bugar. Namun perilaku diet yang berlebihan justru dapat membahayakan tubuh.

Diet yang tidak sehat ditandai dengan jadwal olahraga ekstrim, asupan kalori harian yang sangat minim, dan Bunda yang sangat terobsesi terhadap tubuh langsing dibandingkan tubuh sehat.

Nisfu Syaban

Saat diet sudah terasa membuat stres, inilah saatnya Bunda berhenti diet sejenak dan kembali mengatur strategi demi pola hidup yang lebih sehat.

Mengapa diet terus-menerus berbahaya?

Melansir dari Lifehack, budaya diet adalah pengagungan terhadap penurunan berat badan, hal ini mengaburkan penilaian dan keputusan kita tentang bagaimana kita merasakan dan memperlakukan diri sendiri. Diet yang mementingkan bentuk badan ideal dibanding kondisi tubuh sehat sangat berbahaya bagi kesehatan fisik maupun mental.

Seorang ahli menyatakan bahwa perilaku diet terus-menerus yang obsesif dapat berdampak negatif pada kesehatan mental. Banyak orang diet yang berpikir bahwa bagian terpenting dari olahraga sebagai cara untuk membakar kalori. Hasilnya, diet obsesif hanya mementingkan makanan rendah kalori dibandingkan makanan yang bergizi.

Cara diet terus-menerus yang tidak sehat ini membuat orang-orang mengagung-agungkan penurunan berat badan. Hal ini sangat penting dan jika tidak tercapai orang sering kali merasa gagal, stress, mengalami kecemasan, hingga depresi. Budaya diet yang salah dapat menjadi sangat beracun dan menyebabkan dismorfia tubuh, gangguan makan, dan penyakit kesehatan mental lainnya.

Tidak hanya itu saja, diet dan rasa takut menambah berat badan juga dikaitkan dengan kebiasaan makan yang tidak teratur. Maka, penting bagi Bunda untuk diet sesuai kemampuan tubuh dan mementingkan nutrisi terpenuhi daripada angka timbangan ideal.

Tanda waktunya berhenti diet

1. Berat badan selalu berfluktuasi

Jika berat badan Bunda terus-menerus naik dan turun, itu mungkin pertanda bahwa diet yang Bunda jalani saat ini tidak berhasil. Dengan fluktuasi berat badan, Bunda mungkin mulai menyalahkan tubuh, menyalahkan diri sendiri, atau berpikir ada yang tidak beres dengan diri sehingga tidak bisa menjalankan diet sesuai tujuan awal demi kesehatan.

Saat berat badan berfluktuasi dengan tidak teratur, Bunda dapat berhenti sejenak dan membangun rencana diet yang sehat dari awal. Pahamilah bahwa Bunda tidak perlu terburu-buru untuk memiliki badan ideal. Dengarkan tubuh dan konsumsi makanan bernutrisi.

2. Terobsesi pada makanan yang boleh/tidak boleh dimakan.

Bunda mungkin sering bertanya-tanya apa yang bisa dimakan nanti? Berapa banyak kalori yang sudah dikonsumsi? Dan apakah boleh menikmati cromboloni lezat yang manis?

Ketika pikiran Bunda diliputi stres karena pola makan dan makanan apa yang boleh atau tidak boleh dimakan. Inilah saat yang tepat untuk berhenti diet. Bunda harus memahami bahwa diet yang sehat seharusnya menyenangkan dan dapat dinikmati.

3. Memiliki aturan diet yang sangat ketat

Awalnya diet dimulai dengan aturan sederhana seperti; mengkonsumsi 1800 kalori per hari. Namun, setelah beberapa saat banyak sekali makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi. Beberapa mungkin termasuk tidak makan setelah jam 7 malam, tidak mengkonsumsi gula sama sekali, cemilan berupa kacang, dan jadwal olahraga yang padat.

Bunda awalnya berpikir bahwa semakin ketat aturan diet maka akan semakin efektif. Faktanya semakin dijalani Bunda malah terasa tertekan, stress, dan merasa gagal jika melanggar salah satunya. Padahal diet yang baik dilakukan secara perlahan, bertahap, dan menyenangkan. Jika peraturan diet sangat ketat, maka Bunda harus berhenti.

4. Merasa sulit menikmati hidup

Bunda mulai merasa stres karena tidak bisa makan sesuai keinginan dan kelelahan karena jadwal olahraga yang padat. Ini bukanlah cara untuk menikmati hidup. Jika Bunda mulai merasa seperti ini, inilah saatnya untuk berhenti diet.

Ingatkan diri bahwa makanan bisa menjadi bagian dari kehidupan, namun tidak harus menjadi keseluruhan hidup. Memiliki cheating day atau cheating hour tidak akan merusak keseluruhan diet.

5. Memiliki ketakutan yang luar biasa terhadap penambahan berat badan

Pernahkah Bunda terbangun di suatu pagi hari dan pikiran pertama yang muncul adalah, “Apakah berat badan saya bertambah?” 

Rasa ketakutan yang luar biasa terhadap penambahan berat badan sangat berbahaya. Ini artinya diet yang Bunda lakukan sangat mempengaruhi pikiran. Diet yang sehat tidak terobsesi pada angka timbangan.

6. Merasa selalu dibatasi

Jika Bunda merasa selalu dibatasi dan tidak dapat bersenang-senang karena diet, inilah saat untuk berhenti. Makanan seharusnya dapat dinikmati dan menyehatkan. Membiarkan diri menikmati makanan yang disukai membantu Bunda menemukan keseimbangan dan kebahagiaan. Bunda harus memilih cara diet yang membuat diri terasa bugar dan bebas mencoba makanan baru yang sehat.

7. Selalu cemburu dan insecure terhadap berat badan orang lain 

Setiap bertemu dengan orang lain, Bunda selalu membandingkan diri dan berujung cemburu atau insecure. Kemudian Bunda memaksa diri untuk diet lebih keras agar segera terlihat slim sepertinya.

Hal ini sangat tidak sehat karena Bunda seharusnya berfokus pada diri sendiri dan tidak menyakiti diri hanya karena orang lain memiliki badan yang lebih bagus. Sebaliknya, Bunda dapat menjadikan tubuh ideal orang lain sebagai motivasi untuk semangat menjalankan diet.

Itulah tanda waktunya berhenti diet menurut ahli. Bunda harus bijaksana dan mementingkan kesehatan diri saat menjalankan diet, karena diet yang keras dan cenderung obsesif dapat menjadi bumerang dan justru membahayakan diri. Pilihlah pola makan dan jadwal olahraga yang sehat namun menyenangkan ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fia/fia)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda