Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Serba-serbi Sextortion, Modus Kejahatan Berbasis Konten Seksual

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Selasa, 11 Jun 2024 16:13 WIB

A young woman protects herself by hand
Ilustrasi Sextortion/Foto: iStock
Jakarta -

Ada banyak modus kejahatan yang bisa mengintai Bunda dan keluarga. Salah satunya adalah sextortion yang merupakan modus kejahatan pemerasan seksual.

Bunda pernah mendengar soal panggilan video misterius yang ketika diangkat ternyata menampilkan konten asusila? Ini bukan tindakan iseng semata, lho. Bunda bisa saja menjadi korban sextortion atau pemerasan berbasis konten seksual.

Melansir dari laman Metropolitan Police UK, sextortion adalah akronim dari sexual extortion. Singkatnya, pelaku menggunakan konten-konten vulgar yang diperoleh secara ilegal sebagai 'senjata' untuk memeras korban.

Penjelasan lengkap tentang sextortion

Internet Matters mendefinisikan sextortion sebagai bentuk kejahatan siber di mana pelaku memeras korbannya dengan ancaman menyebarkan konten seksual eksplisit yang berkaitan dengan korban, Bunda.

Meskipun konten tersebut tidak sesuai dengan fakta, konten ini bisa saja dimainkan oleh pelaku sehingga membuat korban merasa terancam dan akan merasa malu jika tersebar. Hasilnya, korban merasa tidak berdaya dan tidak bisa berbuat apa-apa sehingga menuruti semua keinginan pelaku.

Merangkum dari laman FBI, kasus extortion yang menyerang remaja dan anak-anak mengalami peningkatan yang signifikan seiring berjalannya waktu. Banyak pelaku menargetkan korban di bawah umur lantaran mereka cenderung takut pada orang tua dan masih belum punya cukup pengalaman untuk menghadapi kasus kriminal.

Cara pelaku menjebak korban

Biasanya, pelaku memperoleh konten tersebut melalui metode seperti peretasan, rekaman rahasia, atau bahkan manipulasi emosional yang membuat korban secara sukarela mengirimkan gambar atau video pribadinya.

Lantas, bagaimana hal ini bisa terjadi? Berikut ini cara pelaku:

  1. Melalui media sosial dan aplikasi kencan. Pelaku akan berpura-pura menjadi orang lain, menarik perhatian dengan identitas palsu, membangun kepercayaan, kemudian memanipulasi untuk mengirimkan konten tersebut.
  2. Peretasan dilakukan kepada perangkat korban seperti komputer atau ponsel untuk mencuri konten pribadi.
  3. Rekaman rahasia, yakni menggunakan kamera tersembunyi atau perangkat lainnya.
  4. Bisa juga menjebak korban melalui panggilan video yang menampilkan video atau gambar live tidak senonoh, kemudian pelaku akan mengambil tangkapan layar sehingga korban seorang sedang melakukan panggilan 'nakal'.

Kira-kira, apa dampak dan bahaya sextortion ini? TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(mua/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda