
moms-life
Kisah Sukses Alamanda Mahasiswi 21 Th Bisnis Microgreen, Raup Cuan Puluhan Juta
HaiBunda
Rabu, 02 Oct 2024 20:30 WIB

Tren gaya hidup sehat bisa menjadi peluang bisnis yang menguntungkan. Seorang mahasiswi asal Bogor sukses merintis usaha yang masih jarang ditemukan di Indonesia.
Alamanda Zerara membesarkan bisnis tanaman microgreens, sayuran yang dipanen di usia sangat muda. Usaha yang diberi nama Mycrogreens.id itu telah ia jalani selama satu tahun lebih dan meraup omzet puluhan juta.
Hebatnya lagi, Alamanda menjalankan bisnis tersebut di tengah kesibukannya sebagai mahasiswa tingkat akhir. Ia dan seorang temannya menyatukan keahlian mereka untuk mengelola bisnis microgreens.
"Awal mula bisnis itu di pertengahan 2023, di mana aku ketemu rekan bisnis aku sebelumnya dan kita sempat membicarakan buat bisnis yang sesuai dengan latar belakang kita masing-masing. Kebetulan Co-Founder aku di bidang agriculture dan aku di bidang gizi," cerita Alamanda kepada HaiBunda, Selasa (1/10/24).
"Kami satukan background kami untuk menggarap microgreens ini. Kebetulan di Indonesia masih sedikit, tapi di luar negeri sudah ramai daru dulu. Untuk peluang bisnis ini cukup tinggi karena pesaingnya masih sedikit dan target pasarnya waktu itu cukup terlihat," imbuhnya.
Keistimewaan microgreens
Memulai bisnis dari nol, Alamanda yang merupakan mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) sangat serius mempelajari cara bercocok tanam microgreens.
Alamanda belajar bagaimana teknik penanaman dan perawatan microgreens, pengaturan suhu dan kelembapan, mencari benih hingga media tanam yang tepat. Ia mengatakan, microgreens merupakan jenis tanaman yang sangat istimewa.
"Yang membuat microgreens lebih spesial dibandingkan dengan sayuran dewasa itu adalah kandungan gizinya. Beberapa jurnal sempat menuliskan bahwa microgreens mengandung 4-40 kali lipat lebih tinggi kandungan gizinya," papar Alamanda.
Selain itu, microgreens unggul dari segi estetika karena tampilannya yang mungil dan cantik sehingga kerap dijadikan sebagai garnish untuk berbagai macam makanan maupun sebagai salad.
Dari segi perawatan, Alamanda menilai bahwa tanaman microgreens lebih mudah dikelola dan tidak memakan biaya besar. Masa panennya pun terbilang cepat, mulai dari 7-21 hari.
"Kita tidak harus punya tanah luas, tidak harus punya green house. Bisa dengan indoor farming saja jadi lebih mudah. Lalu dari cara tanamnya, masa tanam microgreens ini lebih sebentar dari sayuran dewasa," kata Alamanda.
"Kalau kita kan memakai sistem indoor farming, jadi tanamannya di dalam ruangan. Kita memakai grow light untuk membantu proses tumbuh pengganti cahaya matahari. Kita juga atur suhu dan kelembapan ruangan agar tetap stabil," sambungnya.
Meski terkesan mudah, ada banyak faktor penentu keberhasilan menanam microgreens. Bahkan, Alamanda dan temannya sempat mengalami kegagalan di awal mendirikan usaha.
"Kesalahan kita saat memulai bisnis itu modalnya cukup besar. Untuk beli benih saja bisa Rp1 juta belum perlengkapan lain. Kita sudah beli itu tapi ternyata menanam microgreens ini terkesan mudah, namun karena kita belum punya ilmunya jadi ada yang gagal panen, benih busuk dan segala macam jadi rugi total," ucapnya.
Setelah mempelajari microgreens lebih dalam, Alamanda mendapatkan banyak tips yang bermanfaat. Ia akhirnya mampu menghasilkan microgreens berkualitas baik, Bunda.
Namun tentunya, perjuangan Alamanda tak henti sampai di situ. Ia kembali mendapatkan tantangan dalam berbisnis. Meski berhasil memproduksi microgreens yang bermutu, ia kesulitan memasarkan produknya saat itu.
"Karena mungkin dipandangnya kayak sayuran apa ini? Kecil tapi kok harganya mahal. Fungsinya apa, memangnya bagus buat garnish? Orang hijau doang warnanya? Sampai ada juga yang bilang sama saja seperti taoge, beda warna doang," cerita Alamanda.
Sempat kesulitan cari pelanggan
Ilustrasi Tanaman Microgreens / Foto: Getty Images/Lakshmi3
Sebagai pengusaha Gen Z, Alamanda tak memungkiri bahwa ia memasang ekspektasi terlalu tinggi di awal berbisnis. Ia bahkan menginginkan proses cepat untuk mendapatkan cuan, Bunda.
"Momen yang merasa down itu pertama di awal memulai bisnisnya, karena aku berekspektasi kalau jadi pengusaha itu duitnya banyak. Mungkin karena aku Gen Z kali ya, jadi aku pengennya instan, pengen bisnis dan cuan cepat," ungkapnya.
Kala itu, Alamanda menyasar hotel dan restoran sebagai target pelanggannya. Akan tetapi, ia seringkali mendapatkan penolakan dari tempat yang didatangi.
"Apalagi kita awalnya enggak terlalu punya koneksi dengan pihak hotel, jadi ketika kita ke sana tanya managernya itu dioper ke bagian purchasing, laku dioper lagi ke kantor ini kantor itu, ujung-ujungnya disuruh kasih ke satpam saja produknya. Itu awalnya sempat sedih banget," kenangnya.
Hal itu sampai membuatnya berhenti menjalankan bisnis microgreens selama beberapa bulan. Namun ternyata, rezeki datang dengan cara yang tak diduga.
Salah satu hotel yang terletak di Bogor menghubungi Alamanda dan meminta produk yang ia jual. Semangatnya pun langsung kembali hingga mampu melanjutkan bisnisnya.
"Itu adalah momen yang rasanya wah, ada yang menanyakan produk kita nih. Itu kita langsung buru-buru menanam, kita langsung kasih ke customer dan menurut aku itu penjualan pertama yang berharga banget," ucapnya.
Raup omzet puluhan juga
Lambat laun, Alamanda mulai mendapatkan banyak pelanggan yang rata-rata merupakan restoran dan hotel di kawasan Jabodetabek. Alamanda sudah memproduksi berbagai jenis tanaman microgreens mulai dari pea shoot, radish, alfalfa, pakcoy, red sorrel, brokoli, hingga pakcoy.
Bahkan, Alamanda sukses membuat produk edible flowers atau bunga yang dapat dikonsumsi. Produk ini juga cukup populer di tokonya, lho. Berkat usaha yang dijalani, Alamanda sudah bisa menghasilkan omzet yang cukup besar di usia muda.
"Untuk omzet per bulannya kalau di awal itu kita masih minus sih, dari yang modalnya bisa di atas Rp5 juta tapi per bulan cuma dapat Rp1 juta. Tapi ketika di akhir tahun 2023, itu mungkin karena masuk musim liburan juga, hotel dan restoran lagi ramai, alhamdulillah permintaan kita meningkat. Sampai sekarang kita per bulannya sudah di angka puluhan juta sih," bebernya.
Ke depannya, Alamanda ingin tetap fokus di bidang tanaman microgreens. Ia juga mencoba mengembangkan produk tanaman yang lebih tahan lama dengan menjadikannya sebagai makanan olahan.
"Kebetulan aku di jurusan gizi di tingkat akhir dan sedang ada penelitian. Itu aku bikin produk dari microgreens juga. Salah satu tujuannya adalah supaya masa simpan lebih lama dan dari segi ekonomis dia lebih tinggi karena sudah jadi produk olahan," tuturnya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Mom's Life
Kisah Sukses Mahasiswi Bisnis Kue Sambil Kuliah, Kini Raup Omzet Jutaan Rupiah

Mom's Life
Kisah Inspiratif Pasutri Difabel, Sukses Bisnis Sablon & Olahraga

Mom's Life
Kisah Sukses Pengusaha Seblak Bakar di Bandung, Omzet Capai Ratusan Juta

Mom's Life
Cerita Pemilik Butik Baju Impor Viral di Depok, Toko di Dalam Gang Tapi Selalu Ramai

Mom's Life
Cerita Perempuan Muda Ciamis, Sukses Bisnis Ternak Ayam Sentul Omzet Rp40 Juta Per Bulan


5 Foto
Mom's Life
Jarang Terlihat, Ini 5 Potret Terbaru Olivia Jensen yang Kini Bisnis Restoran
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda