HaiBunda

MOM'S LIFE

5 Tanda Alami Gangguan Digital Hoarding, Salah Satunya Menimbun Foto di Ponsel

Amira Salsabila   |   HaiBunda

Sabtu, 06 Sep 2025 11:00 WIB
Ilustrasi 5 Tanda Alami Gangguan Digital Hoarding, Salah Satunya Menimbun Foto di Ponsel/Foto: Getty Images/iStockphoto
Jakarta -

Di era teknologi, kekacauan digital semakin menjadi masalah dalam hidup setiap orang. Lonjakan email yang diterima, transisi dari dokumen kertas ke dokumen digital untuk administrasi pribadi, dan meningkatnya kapasitas penyimpanan foto dan video.

Semuanya telah menyebabkan peningkatan signifikan dalam volume berkas digital yang disimpan.

Bayangkan ribuan tangkapan layar dan notifikasi yang terus muncul bahwa penyimpanan ponsel hampir penuh. Bagi banyak orang, mungkin hal ini wajar di era digital masa kini.


Namun, jika perangkat yang dipenuhi terlalu banyak kekacauan digital, hal itu dapat memengaruhi kesehatan mental dan produktivitas, kata para ahli.

“Itu adalah sesuatu yang memicu banyak stres dan kecemasan, kumpulan e-mail, gambar, tab terbuka, sejumlah besar item digital yang memicu kelebihan beban,” ujar seorang psikolog klinis di Klinik Cleveland di Ohio, Dr. Susan Albers, dikutip dari laman CNN health, Rabu (3/9/2025).

“Yang menarik adalah bahwa ini bukanlah jenis masalah yang dihadapi nenek moyang kita, tetapi jika kita melihat ke masa kini, kehidupan kita sehari-hari benar-benar dipenuhi dengan banyak kekacauan digital,” sambungnya.

Setiap orang yang memiliki perangkat digital kemungkinan besar akan menghadapi kekacauan seperti itu di suatu titik. Namun terkadang, perilaku umum ini dapat berkembang menjadi gangguan yang semakin banyak diteliti, yaitu digital hoarding.

Tanda seseorang mengalami gangguan digital hoarding

Berikut beberapa tanda yang dapat Bunda kenali jika seseorang mengalami digital hoarding:

1. Keinginan terus-menerus menyimpan informasi digital

Gangguan digital hoarding akan dipicu oleh keinginan terus-menerus untuk menyimpan banyak informasi digital, alih-alih preferensi untuk menyimpan sesuatu yang lebih fleksibel.

2. Berkaitan dengan gangguan obsesif-kompulsif

Digital hoarding dianggap berkaitan dengan gangguan obsesif-kompulsif, dan sebuah studi tahun 2019 yang mensurvei ratusan orang dewasa di Inggris menemukan bahwa perilaku ini umum terjadi di tempat kerja.

3. Sering khawatir kehilangan informasi digital

Sebuah studi lanjutan tahun 2020 menemukan empat jenis digital hoarding yang berbeda, yakni mereka yang tidak terorganisir, mereka yang terorganisir, mereka yang menyimpan informasi digital atas nama perusahaan, dan mereka yang menyimpannya di luar ikatan emosional yang kuat dan sering khawatir akan kehilangan.

4. Tekanan yang signifikan

Menyimpan kekacauan digital yang berubah menjadi gangguan bergantung pada masing-masing orang.

Namun, faktor utamanya adalah ketika hal itu menyebabkan tekanan atau gangguan signifikan dalam fungsi sehari-hari.

5. Kurang konsentrasi

Jika mendapat diri harus menelusuri ribuan foto atau berkas untuk menemukan apa yang dibutuhkan atau mengalami kurang konsentrasi dan energi mental dari biasanya, itu mungkin merupakan tanda bahwa Bunda memiliki terlalu banyak kekacauan digital.

Cara mengurangi kekacauan digital

Bagi Bunda yang kesulitan merapikan barang, disarankan luangkan beberapa menit setiap pagi untuk melakukan audit digital, menghapus e-mail dan notifikasi lain yang tidak diperlukan.

Berikut beberapa cara yang dapat Bunda lakukan juga untuk mengurangi kekacauan yang ada di ponsel:

1. Matikan notifikasi yang tidak penting

Bunda dianjurkan untuk mematikan notifikasi yang tidak penting dan berhenti berlangganan iklan yang memenuhi email.

Dengan membatasi jumlah notifikasi, Bunda juga membatasi kemampuannya untuk mengalihkan fokus saat membutuhkannya.

2. Tetapkan batasan

Minimalkan waktu yang dihabiskan untuk memeriksa email dan notifikasi media sosial, serta gunakan fitur senyap dan jangan ganggu di perangkat untuk waktu-waktu lain.

Selain itu, membatasi jumlah akun yang diikuti di media sosial dapat mengurangi kekacauan di linimasa dan mengurangi waktu yang dihabiskan untuk menggulir tanpa sadar.

3. Luangkan waktu sehari untuk detoks digital

Disarankan juga untuk meluangkan waktu sehari untuk detoks digital atau setidaknya luangkan waktu di siang hari untuk tidak terhubung dengan dunia digital.

Hal ini dapat membantu Bunda merasa tidak terlalu terbebani oleh kekacauan dan notifikasi yang terus-menerus, ujarnya.

Memiliki rencana untuk membatasi kekacauan digital dan berkomitmen untuk merapikan sedikit demi sedikit setiap hari, atau tidak menyimpan lebih dari yang dibutuhkan, dapat membantu mereka yang mungkin mengalami digital hoarding.

Nah, itulah beberapa tanda alami digital hoarding dan cara menguranginya. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.

Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!

(asa/som)

Simak video di bawah ini, Bun:

Jarang Disadari Orang Tua, ini 7 Tanda Anak Jadi Pelaku Bullying di Sekolah

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Hindari Ucapkan 3 Hal Ini pada Pasangan yang Sedang Program IVF, Simak Pilihan Kata yang Lebih Baik

Kehamilan Annisa Aulia Rahim

5 Tips Menyikapi Anak yang Terpapar Konten & Berita Negatif di Media Sosial

Parenting Ajeng Pratiwi & Sandra Odilifia

5 Resep Kue Nona Manis yang Lembut dan Lumer, Anti Gagal Hasilnya Sempurna

Mom's Life Amira Salsabila

40 Nama Artis Korea Perempuan Terkenal dan Artinya

Nama Bayi Annisya Asri Diarta

Ternyata Orang Tua Hanya Punya 10 Persen Waktu untuk Diri Sendiri

Parenting Nadhifa Fitrina

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

5 Potret Ivan Anak Semata Wayang Inul Daratista, Tinggi Badannya Melebihi Sang Bunda

5 Tips Menyikapi Anak yang Terpapar Konten & Berita Negatif di Media Sosial

Hindari Ucapkan 3 Hal Ini pada Pasangan yang Sedang Program IVF, Simak Pilihan Kata yang Lebih Baik

5 Resep Kue Nona Manis yang Lembut dan Lumer, Anti Gagal Hasilnya Sempurna

Nicholas Saputra Ternyata Punya Selera Musik Unik lho, Enggak Ngerti Lirik tapi Dinikmati

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK