MOM'S LIFE
Mengenal Fenomena Gray Work: Saat Teknologi Kantor Makin Canggih, Justru Produktivitas Menurun
Arina Yulistara | HaiBunda
Jumat, 19 Sep 2025 21:20 WIBBunda merasa produktivitas menurun karena teknologi semakin canggih? Hal ini tak hanya dialami oleh Bunda tapi juga banyak pekerja. Kemudian disebut fenomena gray work. Apa itu?
Perkembangan teknologi di tempat kerja, terutama dengan hadirnya kecerdasan buatan (AI), manajemen proyek digital, dan berbagai aplikasi kolaborasi, seharusnya menjadi angin segar bagi produktivitas karyawan. Namun faktanya tak selalu demikian.
Bukan semakin mempermudah, namun justru banyak pekerja justru merasa kewalahan dengan tumpukan perangkat lunak yang harus mereka gunakan setiap hari. Fenomena inilah yang kini dikenal sebagai 'gray work'.
Menurut laporan 2025 Gray Work Report dari Quickbase, fenomena mengacu pada 'biaya tersembunyi' akibat data yang terpisah-pisah karena penggunaan terlalu banyak alat kerja. Akibatnya, pekerjaan bukannya semakin efisien, melainkan terhambat.
Survei tersebut menemukan bahwa 59 persen responden mengaku semakin sulit untuk produktif, meskipun 80 persen perusahaan telah meningkatkan investasi pada alat manajemen kerja. Lebih mengkhawatirkan lagi, 94 persen pekerja mengaku kewalahan dengan jumlah aplikasi yang harus mereka buka setiap hari.
"Mereka terjebak dengan perangkat dan sistem teknologi yang terputus dan tidak berfungsi. Mereka menghabiskan terlalu banyak waktu untuk gray work, waktu yang dihabiskan untuk memilah-milah berbagai aplikasi, dokumen, dan e-mail demi menemukan informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan mereka," ujar Ed Jennings, CEO Quickbase, mengutip Entrepreneur.
Hampir separuh responden mengatakan mereka menghabiskan lebih dari 11 jam per minggu hanya untuk mencari informasi yang tersebar di berbagai sistem. Kondisi ini tak hanya membuang waktu, tapi juga mengurangi ruang bagi pekerjaan yang benar-benar terdampak.
Fenomena gray work paling terasa di industri jasa keuangan, asuransi, dan layanan profesional. Hal itu menandakan bahwa kemajuan teknologi yang seharusnya menjadi solusi, justru menciptakan masalah baru berupa kerumitan, kebingungan, dan beban administrasi berlebih.
Tips mencegah gray work agar produktivitas tetap terjaga
Berikut cara mencegah gray work.
1. Ubah definisi pekerjaan
Banyak perusahaan masih terjebak dalam cara lama melihat pekerjaan, seperti linear, penuh tenggat, dan serba kaku. Padahal dunia kerja saat ini jauh lebih dinamis dengan banyak pemangku kepentingan, alur kerja sinkron, serta tuntutan global yang berubah cepat.
Jika perusahaan tetap memaksakan pola lama, gray work akan terus tumbuh karena teknologi yang dipakai tak mampu mengimbangi kompleksitas. Untuk itu, perusahaan bisa mulai mengadopsi platform low-code/no-code yang lebih fleksibel.
Dengan dukungan AI, aplikasi bisa dibuat cepat dan disesuaikan dengan kebutuhan tim tanpa harus menunggu keahlian teknis tingkat tinggi. Langkah ini akan membantu karyawan bekerja lebih produktif tanpa harus terjebak dalam proses manual berulang.
2. Redefinisi produktivitas
Tidak semua kesibukan adalah produktivitas. Banyak karyawan menghabiskan waktunya pada apa yang disebut 'productivity theater' atau aktivitas yang terlihat seperti bekerja, padahal tidak memberikan dampak nyata.
Sebagai contoh, rapat tanpa hasil atau pencatatan manual berulang. Perusahaan perlu mengajarkan karyawannya membedakan antara sibuk dan produktif.
Dengan konektivitas real-time, terutama di sektor lapangan seperti konstruksi atau manufaktur, data dapat langsung dicatat saat pekerjaan berlangsung. Ini memastikan setiap tindakan berkontribusi pada hasil yang nyata, bukan sekadar aktivitas tambahan untuk menghabiskan energi.
3. Manfaatkan otomatisasi dan kolaborasi
Gray work seringkali muncul karena pekerja terjebak melakukan tugas manual, seperti mencari file, mencocokkan data, atau memindahkan informasi antar aplikasi. Padahal teknologi otomatisasi kini mampu memangkas sebagian besar pekerjaan repetitif tersebut.
Penggunaan AI dalam otomatisasi alur kerja juga dapat mendorong kolaborasi lintas tim lebih efektif. Dibandingkan mengandalkan spreadsheet manual atau email berkepanjangan, data bisa langsung terintegrasi sehingga semua pihak memiliki akses pada informasi yang sama.
Hasilnya, keputusan lebih cepat diambil dan beban kerja berkurang signifikan.
4. Integrasi dan penyederhanaan alat kerja
Salah satu penyebab utama gray work adalah terlalu banyaknya aplikasi yang digunakan. Ketika satu perusahaan memiliki belasan bahkan puluhan perangkat lunak yang berdiri sendiri, karyawan dipaksa melompat-lompat di antara platform untuk mencari data.
Hal tersebut bukan hanya memakan waktu, melainkan juga memicu kesalahan. Solusinya dengan menyatukan sistem ke dalam platform yang lebih terintegrasi.
Ketika data terkumpul dalam satu tampilan terpadu, karyawan dapat mengambil keputusan lebih cepat dan percaya diri.
5. Perkuat kelola data
Data yang ada bukan hanya merugikan produktivitas, melainkan juga bisa menimbulkan risiko keamanan. Untuk itu, tata kelola data (data governance) harus ditempatkan sebagai prioritas utama.
Dengan aturan yang jelas, data bisa lebih terpercaya dan mudah diakses oleh pihak yang membutuhkan. Selain untuk keamanan, tata kelola data juga dapat menjadi keunggulan kompetitif.
Ketika pekerja bisa yakin bahwa data yang digunakan akurat maka akan bekerja lebih efisien dan menghasilkan output bernilai. Di tengah adopsi AI yang semakin luas, pondasi berupa tata kelola data yang kuat akan menjadi pembeda antara perusahaan siap melaju dan tertinggal.
Fenomena gray work membuktikan bahwa teknologi tidak otomatis membuat Bunda lebih produktif. Tanpa strategi yang tepat, karyawan kewalahan, waktu terbuang, dan tujuan bisnis melambat.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
Simak video di bawah ini, Bun:
7 Tips Melamar Kerja untuk Fresh Graduate, Salah Satunya Bikin CV Menarik!
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
11 Tips Karier Melejit di Tempat Kerja
Mengenal Istilah Loud Quitting di Dunia Kerja, Pengertian dan Alasan Mengapa Itu Terjadi
10 Tips Bekerja Sambil Urus Anak yang Minim Stres, Dicoba ya Bun
Studi: Benci dengan Pekerjaan Diam-diam Merusak Kesehatan
TERPOPULER
Momen Lucu Arie Kriting Kebingungan saat Naka Tanya Pakai Bahasa Inggris, Begini Reaksi Indah Permatasari
5 Potret Ayah Artis Kompak Bareng Istri Urus Bayi Baru Lahir
Potret Amara & Frans 'Lingua' Bersama 3 Anak Laki-lakinya yang Sudah Dewasa, Si Bungsu Baru Ultah Ke-17
8 Alat Dapur yang Tidak Layak Dibeli Menurut Pakar
10 Rekomendasi Cafe 24 Jam Malang Lengkap dengan Alamatnya
REKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Body Lotion Bayi yang Wanginya Tahan Lama, Aman & Lembapkan Kulit Si Kecil
Nadhifa FitrinaREKOMENDASI PRODUK
7 Rekomendasi Makeup Palette Lengkap untuk Sehari-hari
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
15 Rekomendasi Test Pack yang Tersedia di Apotek dan Harganya
Dwi Indah NurcahyaniREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Sabun Bayi untuk Kulit Kering dan Sensitif
Nadhifa FitrinaREKOMENDASI PRODUK
7 Sabun Cuci Muka atau Facial Wash yang Aman untuk Ibu Hamil Berjerawat
Dwi Indah NurcahyaniTERBARU DARI HAIBUNDA
5 Potret Mikha Tambayong & Deva Mahenra, Pasutri Artis yang Lagi Hits di Dunia Akting
10 Rekomendasi Cafe 24 Jam Malang Lengkap dengan Alamatnya
Momen Lucu Arie Kriting Kebingungan saat Naka Tanya Pakai Bahasa Inggris, Begini Reaksi Indah Permatasari
5 Potret Ayah Artis Kompak Bareng Istri Urus Bayi Baru Lahir
5 Kondisi Kehamilan yang Dianggap Bersifat Genetik, Salah Satunya Morning Sickness
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Keluarga Ungkap Kondisi Ammar Zoni di Nusakambangan: Kaki Mulai Kebas
-
Beautynesia
7 Tanda Seseorang Mengalami Kelelahan Mental, Salah Satunya Pernah Kamu Alami?
-
Female Daily
Review Cushion dan Moisturizer Light+ yang Ringan serta Bikin Kulit Glowing Sepanjang Hari
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
Video Psikolog: Banyak Orang Tua dan Guru Masih Salah Kaprah soal Bullying
-
Mommies Daily
Baru di Minggu Ini: Light+ by Wardah hingga AGAK LAEN: MENYALA PANTIKU!