Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Hanya 4 Hari, Konsumsi Makanan Ini Bisa Ganggu Memori Otak

Amira Salsabila   |   HaiBunda

Senin, 17 Nov 2025 23:30 WIB

ilustrasi burger
Ilustrasi Konsumsi Makanan Ini Bisa Ganggu Memori Otak/Foto: Getty Images/mihailomilovanovic
Daftar Isi
Jakarta -

Otak adalah organ paling penting dalam tubuh. Ini terdiri dari lebih dari 100 miliar neuron, sel yang membantu memproses dan mengirimkan informasi dari otak ke seluruh tubuh.

Dilansir dari laman Healthline, otak memainkan peran penting dalam hampir setiap fungsi tubuh secara fisik, psikologis, dan emosional, seperti bergerak, merasakan, belajar, memproses informasi, dan memori, di antara banyak lainnya.

Mengonsumsi makanan tertentu dapat membantu meningkatkan kesehatan otak, sementara makanan dan bahan lain dapat berdampak negatif.

Makanan yang bisa ganggu memori otak

Dilansir dari laman Science Daily, sebuah studi baru dari para peneliti Fakultas Kedokteran UNC, yang diterbitkan di Neuron, mengungkap pandangan unik tentang bagaimana makanan cepat saji mengubah pusat memori otak.

Makanan itu disebut dapat menyebabkan risiko disfungsi kognitif. Penelitian baru ini membuka pintu bagi intervensi dini yang dapat mencegah, bahkan hilangnya memori jangka panjang yang terkait dengan obesitas.

Para peneliti menemukan bahwa sekelompok sel otak khusus di hipokampus, yang disebut interneuron CCK, menjadi terlalu aktif setelah mengonsumsi makanan tinggi lemak (HFD), akibat gangguan kemampuan otak untuk menerima glukosa (gula).

Hiperaktivitas ini mengganggu proses memori di hipokampus, bahkan setelah beberapa hari mengonsumsi makanan tinggi lemak.

Jenis makanan ini mirip dengan makanan cepat saji khas Barat yang kaya lemak jenuh, seperti burger keju dan kentang goreng. Penemuan ini juga menunjukkan bahwa protein yang disebut PKM2, yang mengontrol bagaimana sel-sel otak menggunakan energi, berperan penting dalam masalah ini.

“Kami tahu bahwa pola makan dan metabolisme dapat memengaruhi kesehatan otak, tetapi kami tidak menyangka akan menemukan kelompok sel otak yang spesifik dan rentan seperti itu, yaitu interneuron CCK di hipokampus, yang secara langsung terganggu oleh paparan pola makan tinggi lemak jangka pendek,” ujar peneliti utama dan profesor farmakologi dari Fakultas Kedokteran UNC, Juan Song, PhD.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa sel-sel ini dengan cepat mengubah aktivitas sebagai respons terhadap berkurangnya ketersediaan glukosa, dan bagaimana perubahan ini saja sudah cukup untuk mengganggu daya ingat.

Ringkasan studi kesehatan otak

  • Model tikus diberi diet tinggi lemak yang menyerupai makanan berlemak sebelum memulai pengujian perilaku.
  • Dalam waktu empat hari setelah mengonsumsi makanan berlemak tinggi, hasil menunjukkan interneuron CCK di pusat memori otak menjadi aktif secara abnormal.
  • Hasil penelitian menunjukkan makanan berlemak dan cepat saji dapat memengaruhi otak hampir seketika, jauh sebelum timbulnya penambahan berat badan atau diabetes.

Risiko pola makan tinggi lemak

Penelitian ini juga menyoroti betapa sensitifnya sirkuit memori terhadap pola makan, menggarisbawahi pentingnya nutrisi dalam menjaga kesehatan otak.

Pola makan tinggi lemak, yang kaya akan lemak jenuh, berpotensi meningkatkan risiko penyakit neurodegeneratif, seperti demensia dan Alzheimer, menurut penelitian tersebut.

“Penelitian ini menyoroti bagaimana apa yang kita makan dapat dengan cepat memengaruhi kesehatan otak dan bagaimana intervensi dini, baik melalui puasa maupun obat-obatan, dapat melindungi daya ingat dan menurunkan risiko masalah kognitif jangka panjang yang terkait dengan obesitas dan gangguan metabolisme,” ujar Song.

Dalam jangka panjang, strategi semacam itu dapat membantu mengurangi beban demensia dan Alzheimer yang semakin meningkat terkait gangguan metabolisme, menawarkan perawatan yang lebih holistik yang memperhatikan tubuh dan otak.

Penelitian ini sedang berlangsung untuk lebih memahami bagaimana neuron-neuron sensitif glukosa ini mengganggu ritme otak yang mendukung daya ingat.

Para peneliti berencana menguji apakah terapi-terapi tertarget ini dapat diterapkan pada manusia dan bagaimana pola makan tinggi lemak dapat menjadi faktor penyebab penyakit Alzheimer.

Intervensi berbasis gaya hidup juga akan dieksplorasi, seperti pola makan yang menstabilkan glukosa otak, untuk melihat apakah pola makan tersebut menawarkan manfaat perlindungan.

Nah, itulah penjelasan tentang sebuah penelitian yang mengungkap makanan cepat saji dapat mengganggu memori otak dalam waktu empat hari. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.

Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!

(asa/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda