Jakarta -
Saat kita kecil dulu yang digaungkan adalah prinsip 4 sehat 5 sempurna untuk memenuhi asupan
gizi. Tapi untuk 'kids jaman now', yang dipakai adalah prinsip gizi berimbang nih, Bun. Ya, asupan gizi anak mesti pas, nggak berlebihan dan nggak kekurangan.
Masalah gizi nggak bisa disepelekan. Soalnya, di usia emas atau golden age yakni 1.000 hari pertama kehidupannya, kalau gizi anak nggak terpenuhi bisa berakibat nggak baik untuk tumbuh kembang anak bahkan sampai mereka dewasa. Demikian disampaikan Prof dr Dodik Briawan MCN.
"Jika usia anak tersebut sudah kurang gizi sejak usia kurang dari dua tahun, maka 80 persen pertumbuhan otak jadi tidak maksimal termasuk fisiknya," papar Prof Dodik di sela-sela 'Peringatan Hari Gizi Nasional 2018, Stunting dan Gizi Buruk Tantangan Mewujudkan Indonesia Emas 2045' di Kantor Kemendikbud, Jl Jend Sudirman, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Permasalahan ini menurut Prof Dodik perlu penanganan kita bersama supaya
gizi berimbang bisa didapat anak. Kata Prof Dodik, pola konsumsi yang menyebabkan asupan anak tidak seimbang antara lain masih rendahnya tingkat konsumsi sayur dan buah.
"Ini adalah tantangan semua ibu gimana caranya agar anak suka dan mau makan buah dan sayur," tutur pengajar dan peneliti Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB ini.
Survei konsumsi pangan anak-anak dari salah satu presentasi Prof Dodik mengungkapkan 38 persen anak-anak makan dari membeli makanan di pedagang kaki lima, restoran cepat saji dan sebagainya. Lalu, 40 persen anak-anak makan masakan rumah dan sebanyak 22 persen anak makan asupan dari pangan olahan.
Ada zat gizi makro dan gizi mikro yang dibutuhkan oleh tubuh. Gizi makro adalah zat yang diperlukan tubuh dalam jumlah besar yaitu karbohidrat, protein, dan lemak. Jika bayi atau anak kekurangan gizi makro maka akan berakibat underweight, stunting (pendek) dan wasting (kurus). Sedangkan jika wanita usia dewasa yang kekurangan gizi makro akibatnya bisa kurang energi kronis dan secara kesehatan kerja juga produktivitasnya menjadi rendah. Sebaliknya, kalau anak kelebihan asupan zat gizi makro dampaknya antara lain obesitas.
"Makanan yang banyak mengandung gula selain berdampak obesitas juga bisa menjadi karies pada gigi," tutur Prof Dodik.
Sementara itu, zat gizi mikro adalah zat yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih sedikit tapi tetap penting dipenuhi. Contohnya vitamin dan mineral. Jika anak kita kekurangan gizi dampak kecil yang terlihat seperti anemia, defisiensi vitamin A, vitamin D, dan Zinc.
Nah, coba yuk, Bun, luangkan waktu untuk mengevaluasi makanan yang diasup anak dan mari mulai ambil tindakan kalau dirasa asupan gizi anak kelebihan atau kekurangan. Yuk kita ingat kalau kekurangan
gizi baik makro atau mikro di awal kehidupan anak dapat menghambat perkembangan kognitif mereka yang berakibat pada kegagalan pendidikan dan rendahnya produktivitas.
"Memberi makan anak harus cukup porsi. Faktor sosial budaya juga sangat berpengaruh untuk pertumbuhan anak," papar Prof Dodik.
(rdn)