Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Gejala dan Cara Menangani Intoleransi Laktosa pada Si Kecil

  |   HaiBunda

Rabu, 31 Oct 2018 11:16 WIB

Bunda perlu tahu nih, gejala dan cara menangani intoleransi laktosa pada anak.
Ilustrasi intoleransi laktosa pada anak/ Foto: shutterstock
Jakarta - Ada beberapa reaksi yang Bunda harus ketahui mengenai kondisi si kecil setelah minum susu atau produk olahan yang mengandung susu. Si kecil bisa saja mengalami alergi setelah minum susu, yakni menjadi sensitif atau tidak tahan terhadap protein susu sapi.

Gejala alergi ini biasanya ditunjukkan dengan terjadinya mencret, BAB berdarah, muntah, kelainan kulit seperti kemerahan dan gatal, serta terganggunya saluran napas. Alergi tersebut bisa terjadi 30 menit sampai 20 jam setelah si kecil mengonsumsi susu.

Head of Medical Kalbe Nutritionals, dr Muliaman Mansyur mengungkapkan secara umum intoleransi laktosa terbagi menjadi dua macam, yaitu primer dan sekunder.


"Yang umum terjadi adalah yang sekunder, di mana enzim laktase sebagai pemecah gula susu agar bisa dicerna, jumlahnya menurun. Kondisi penurunan enzim laktase ini bisa disebabkan infeksi pada si kecil, obat-obatan, dan kondisi tubuh si kecil yang sedang menurun," ujar dr Muliaman kepada HaiBunda, baru-baru ini.

Jika si kecil mengalami intolerensi laktosa dengan gejala gangguan saluran cerna yang hebat, lanjut dr Muliaman, sebaiknya Bunda tidak memberikan susu yang mengandung laktosa dalam waktu dekat. Hindari juga produk yang mengandung laktosa seperti keju dan es krim. Bunda bisa memberi susu yang biasa dikonsumsi setelah dua minggu gangguan saluran cernanya pulih.

dr Muliaman juga mengatakan bahwa istilah yang beredar di masyarakat seputar keracunan susu sebenarnya tidak tepat. Sebab, susu pasti diproduksi secara higienis dan terstandar BPOM. Kemungkinan yang terjadi adalah si kecil alergi protein susu sapi.


Kemungkinan lainnya adalah tercemarnya susu saat disimpan atau disajikan. Misalnya disimpan terlalu lama atau di tempat yang lembap maupun panas. Bisa juga susu tercemar dari botol atau kemasan yang bocor sehingga terpapar bakteri dan jamur.

Kini teknologi susu cair anak juga sudah sangat maju seperti Morinaga Chil*Go! yang diproses menggunakan teknologi terkini dengan memperhatikan kualitas dan keamanan pangan. (ega/rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda