Jakarta -
'Anak aku tuh males banget. Nggak pernah belajar apalagi beresin kamarnya sendiri.' Kalimat seperti ini mungkin pernah Bunda dengar ya. Hmm, lalu gimana sih agar anak kita jadi anak yang rajin?
Kalau soal malas, sebenarnya mungkin wajar-wajar aja ya kalau siapapun mengalaminya. Nggak cuma anak, kita yang orang dewasa aja pasti pernah merasa malas. Tapi kalau hampir tiap waktu malas, gimana dong. Waduh, nggak bisa dibiarkan ini.
Kalau menurut John Dollard dan Neal E. Miller asal AS, perilaku manusia terbentuk karena faktor kebiasaan. Jika seseorang terbiasa melakukan hal dengan rajin dan selalu bersemangat dalam kegiatan yang dilakukan maka dia akan terbiasa untuk rajin dan bersemangat, begitu juga sebaliknya. Jadi kalau anak sering malas-malasan, mungkin kita harus melihat diri kita sendiri deh apakah kita sudah memberi contoh yang baik juga.
Jadi misalnya nih kalau bunda dan ayahya setiap pagi selalu semangat pergi bekerja, maka semangat itu bisa menular ke anak. Anak juga bisa lebih bersemangat dalam memulai harinya dan mengerjakan kegiatan rutinnya.
"Tanamkan rasa disiplin dan mandiri pada si anak. Karena dengan terbiasa disiplin di rumah, anak akan terbiasa disiplin juga saat berada di luar sana seperti di sekolah," terang Dollard dan Miller.
Senada dengan dua psikolog tersebut, Lisa Nalven, M.D., dokter spesialis anak dari Valley Center for Child Development di New Jersey, AS, menyebut anak cenderung meniru perilaku kebiasaan orang tuanya mulai dari berbicara, bersikap dan kebiasaan lainnya. Oleh karena itu, baiknya kita lakukan hal positif seperti mengajak anak membereskan tempat tidur serta menyiapkan makanannya sendiri.
Wajar banget sih Bun, kebiasaan orang tua bisa 'menular' ke anak. Soalnya children see children do. Anak akan mencontoh apa yang dilakukan orang dewasa.
Nah, agar anak berperlaku yang baik, kita perlu upaya mendisiplinkan anak. Tapi ingat, sebaiknya menggunakan cara yang positif Bun. Ada beberapa hal penting dalam positif disiplin yakni memberi kasih sayang, memberi batasan dan merespons perilaku anak.
Psikolog anak dari Tiga Generasi, Mayang Gita Mardian MPsi, Psikolog, menjelaskan memberi kasih sayang yaitu orang tua tetap mencintai anak apapun yang dilakukan anak. Kemudian, memberi batasan di mana orang tua memberi batas mana hal yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan oleh anak.
Selanjutnya, orang tua merespons perilaku anak, bukan reaksi instan. Reaksi misalnya ketika anak berteriak, orang tua tanpa sadar juga berteriak. Dikatakan Mayang, jika seperti itu anak tidak belajar cara untuk tidak berteriak.
(jos)