parenting
Gara-gara Nggak Cukup Tidur Anak Bisa Berisiko Kena Diabetes
Jumat, 18 Aug 2017 10:04 WIB
Jakarta -
Mendapat tidur yang cukup penting buat anak-anak. Soalnya, ketika anak nggak mendapat waktu tidur yang cukup, salah satu risiko yang bisa terjadi adalah mereka lebih rentan kena diabetes tipe 2. Menurut studi yang dilakukan di Inggris nih Bun, anak-anak yang nggak cukup waktu tidurnya bisa tingkatkan risiko kena diabetes. Kok bisa ya?
Jadi, kata para peneliti di jurnal Pediatrics, anak-anak yang dapat waktu tidur terlalu lama bisa berefek pada berat badan yang rendah, massa otot lebih kecil dan akumulasi gula dalam darah yang sedikit. Sebaliknya, kalau waktu tidurnya kurang, akumulasi gula di dalam darah meningkat dan berat badan pun naik. Anak-anak bisa jadi obesitas, dan akibatnya rentan kena diabetes tipe 2.
"Durasi tidur yang meningkat dapat mengurangi tingkat lemak tubuh dan risiko diabetes tipe 2 di usia dini," kata peneliti senior pada studi tersebut, Christopher Owen dari St.George's University of London.
Baca juga: Studi: Jumlah Pengidap Diabetes di Kalangan Anak dan Remaja Meningkat
Diabetes tipe 2 ini umumnya terjadi pada orang dewasa dan sangat jarang terjadi pada anak-anak. Tapi sekarang, penyakit ini malah menjadi masalah umum yang mengancam kesehatan anak. Jutaan anak di seluruh dunia mengalami obesitas, nggak berolahraga dengan rutin dan mengonsumsi makanan yang banyak mengandung gula dan lemak.
Para peneliti melakukan survei tentang kebiasaan tidur pada anak umur sembilan sampai sepuluh tahun. Hasilnya menunjukkan, rata-rata anak tidur 10,5 jam. Nah, anak-anak yang waktu tidurnya kurang memiliki risiko kena diabetes karena resistensi insulin di mana keadaan tubuh nggak merespon hormon secara normal. Studi juga menunjukkan kalau anak yang kurang tidur adalah anak-anak yang mengalami obesitas.
Menurut The American Academy of Pediatrics, anak-anak usia 6-12 tahun baiknya mendapat waktu tidur selama 9-12 jam sehari. Apalagi, nggak mendapat waktu tidur yang cukup bisa meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, obesitas dan depresi.
"Kurang tidur bisa sebabkan nafsu makan dan regulasi darah nggak teratur," kata Stacey Simon, psikolog tidur anak dari University of Colorado Anschutz Medical Campus and Children's Hospital Colorado dikutip dari Reuters.
Simon menambahkan, saat anak tidurnya terlambat, pola tidurnya nggak teratur, mereka bisa melewatkan sarapan dan efeknya mereka bisa makan di waktu yang nggak dianjurkan. Selain itu, mereka juga jarang berolahraga di pagi hari. Hal itulah yang memicu anak obesitas hingga risiko diabetes pun bertambah.
Baca juga: Kenali Lebih Dekat Diabetes, si Silent Killer
"Kekurangan waktu tidur juga memengaruhi hormon yang mengontrol nafsu makan anak, mereka jadi lebih lapar dan ingin makanan yang manis dan asin. Sebaliknya, kalau cukup tidur, nafsu makan bisa dikontrol dan bisa mencegah resistensi insulin," kata James Gangwisch, peneliti pskiatri dari Columbia University di New York. (rdn)
Jadi, kata para peneliti di jurnal Pediatrics, anak-anak yang dapat waktu tidur terlalu lama bisa berefek pada berat badan yang rendah, massa otot lebih kecil dan akumulasi gula dalam darah yang sedikit. Sebaliknya, kalau waktu tidurnya kurang, akumulasi gula di dalam darah meningkat dan berat badan pun naik. Anak-anak bisa jadi obesitas, dan akibatnya rentan kena diabetes tipe 2.
"Durasi tidur yang meningkat dapat mengurangi tingkat lemak tubuh dan risiko diabetes tipe 2 di usia dini," kata peneliti senior pada studi tersebut, Christopher Owen dari St.George's University of London.
Baca juga: Studi: Jumlah Pengidap Diabetes di Kalangan Anak dan Remaja Meningkat
Diabetes tipe 2 ini umumnya terjadi pada orang dewasa dan sangat jarang terjadi pada anak-anak. Tapi sekarang, penyakit ini malah menjadi masalah umum yang mengancam kesehatan anak. Jutaan anak di seluruh dunia mengalami obesitas, nggak berolahraga dengan rutin dan mengonsumsi makanan yang banyak mengandung gula dan lemak.
Para peneliti melakukan survei tentang kebiasaan tidur pada anak umur sembilan sampai sepuluh tahun. Hasilnya menunjukkan, rata-rata anak tidur 10,5 jam. Nah, anak-anak yang waktu tidurnya kurang memiliki risiko kena diabetes karena resistensi insulin di mana keadaan tubuh nggak merespon hormon secara normal. Studi juga menunjukkan kalau anak yang kurang tidur adalah anak-anak yang mengalami obesitas.
Menurut The American Academy of Pediatrics, anak-anak usia 6-12 tahun baiknya mendapat waktu tidur selama 9-12 jam sehari. Apalagi, nggak mendapat waktu tidur yang cukup bisa meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, obesitas dan depresi.
"Kurang tidur bisa sebabkan nafsu makan dan regulasi darah nggak teratur," kata Stacey Simon, psikolog tidur anak dari University of Colorado Anschutz Medical Campus and Children's Hospital Colorado dikutip dari Reuters.
Simon menambahkan, saat anak tidurnya terlambat, pola tidurnya nggak teratur, mereka bisa melewatkan sarapan dan efeknya mereka bisa makan di waktu yang nggak dianjurkan. Selain itu, mereka juga jarang berolahraga di pagi hari. Hal itulah yang memicu anak obesitas hingga risiko diabetes pun bertambah.
Baca juga: Kenali Lebih Dekat Diabetes, si Silent Killer
"Kekurangan waktu tidur juga memengaruhi hormon yang mengontrol nafsu makan anak, mereka jadi lebih lapar dan ingin makanan yang manis dan asin. Sebaliknya, kalau cukup tidur, nafsu makan bisa dikontrol dan bisa mencegah resistensi insulin," kata James Gangwisch, peneliti pskiatri dari Columbia University di New York. (rdn)