Jakarta -
Sakit perut bisa dibilang penyakit yang paling sering dikeluhkan sama anak. Bener nggak, Bun? Kadang, kondisi ini pun kita anggap sepele. Tapi, Bun. Tahu nggak kalau infeksi pencernaan yang disebabkan
cacing parasit bisa juga jadi salah satu penyebab sakit perut anak.
Untuk itu, Bun ketika anak mengeluh sakit peurut, ada baiknya kita cek dan pastikan apa penyebab perut si kecil sakit. Nah, kita perlu tahu nih Bun apa aja cacing-cacing parasit yang bisa menginfeksi seseorang, termasuk anak dan ketika itu terjadi pada anak, tumbuh kembang mereka bisa terganggu, seperti dirangkum HaiBunda berikut ini. Cekidot!
1. Cacing Pita
Cacing pita bisa masuk ke dalam tubuh saat anak makan atau minum sesuatu yang terkontaminasi cacing atau telurnya. Saat masuk ke dalam tubuh, cacing pita menempel pada dinding bagian dalam usus, Bun. Cacing ini makan makanan yang dicerna oleh anak. Padahal makanan itu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak.
Cacing pita tubuhnya tersusun oleh segmen-segmen. Bayangin Bun, tiap segmen bisa menghasilkan ribuan telur. Lalu cacing pita sendiri bisa punya lebih dari 3.000 segmen. Duh merinding deh! Mereka bisa tumbuh hingga panjangnya 25 meter dan bisa hidup selama 30 tahun.
Jika cacing pita ini terpisah segmen tubuhnya, dia bisa tetap hidup dan bertahan di luar tubuh manusia selama berbulan-bulan. Yang bikin gawat nih Bun, anak yang kena infeksi cacing pita nggak menunjukkan gejala berarti. Jadi, kita nggak tahu apakah di tubuh anak ada cacing pita atau nggak. Beberapa anak mungkin mengeluh mual ringan, diare, sakit perut, berat badan turun, dan anemia. Kalau makin parah, anak bisa defisiensi vitamin B12 dan mengalami kerusakan sistem saraf.
Baca juga:
Penting Nih, Bun, Hal-hal Penting untuk Cegah Anak Cacingan2. Cacing GelangCacing gelang punya panjang 30-35 cm. Infeksi cacing gelang atau biasa disebut ascariasis adalah hal paling umum yang terjadi di dunia, biasanya terjadi di area yang nggak bersih dan kumuh. Ascariasis terjadi saat telur cacing (biasa ditemukan di tanah dan kotoran manusia) tertelan anak. Setelah tertelan, akan masuk ke saluran pencernaan dan setelah menetas, larva akan bergerak pindah ke seluruh tubuh, bisa masuk ke hati dan paru-paru melalui aliran darah.
Cacing gelang ini bisa hidup 1-2 tahun, lho Bun.
Setelah larva menjadi dewasa akan hidup di usus halus. Cacing dewasa betina akan produksi sebanyak 240.000 telur dalam sehari. Gejala yang ditimbulkan dari infeksi cacing gelang adalah adanya cacing pada BAB anak, batuk kering, nggak nafsu makan, dan demam. Gejala yang lebih parah bisa muntah, napas pendek, atau perut membuncit.
Ilustrasi anak sakit perut karena infeksi cacing/ Foto: Thinkstock |
3. Cacing KremiInfeksi cacing kremi ini udah umum banget dan bisa menyerang jutaan orang di dunia tiap tahunnya dan yang paling sering kena biasanya anak-anak. Gejala cacing kremi nggak separah dengan gejala infeksi dari cacing lainnya. Cacing ini bisa menyebabkan gatal dan bikin nggak bisa tidur karena anak maunya garuk-garuk mulu, Bun.
Cacing kremi masuk ke tubuh anak saat masih jadi telur, kemudian masuk ke saluran pencernaan dan menetas di usus halus. Setelah menetas mereka berubah jadi larva dan masuk ke usus besar. Sekitar 1-2 bulan kemudian, cacing kremi betina bergerak ke area rectum (saluran ujung usus besar sebelum dubur) dan bertelur di situ. Hal itulah yang bikin gatal di sekitar dubur.
Saat anak menggaruk bagian yang gatal, telur-telur cacing tersebut akan pindah ke jari-jari anak. Jari-jari yang udah terkontaminasi bisa membawa telur-telur tadi masuk ke mulut dan akhirnya siklus cacing kremi dimulai lagi. Jadi kalau suatu saat anak bilang bagian duburnya gatal, larang dia untuk menggaruk area dubur ya, Bun. Karena bisa membawa telur cacing kremi ini.
Baca juga:
Ini Alasan Anak Perlu Diberi Obat Cacing Tiap 6 Bulan Sekali
4. Cacing TambangCacing ini berukuran kecil, kurang dari 1 cm. Tapi cacing ini kecil-kecil cabe rawit Bun. Cacing ini bisa menimbulkan infeksi di usus halus. Dua jenis dari cacing tambang ini memiliki gigi pengait di mulutnya yang berfungsi untuk menempel di dinding usus.
Infeksi cacing biasanya berkembang setelah anak memegang atau menyentuh tanah yang terkontaminasi dengan kotoran manusia yang sebelumnya telah terinfeksi cacing tambang. Risiko paling tinggi dialami anak-anak yang sering main tanpa pakai alas kaki. Di tanah, cacing tambang bertelur dan membentuk larva, yang bisa masuk melalui kulit kaki dan masuk ke aliran darah.
Saat dewasa, cacing tambang betina biasanya bertelur di dalam usus. Pada saat menempelkan tubuhnya di usus dengan pengait, nbisa timbul pendarahan kecil. Telur-telurnya nanti akan keluar melalui BAB.
Sama gawatnya kayak
cacing pita nih Bun, kebanyakan anak yang terinfeksi nggak menunjukkan gejala. Namun, efek jangka panjangnya, anak bisa defisiensi zat besi dan anemia karena pendarahan pada dinding usus. Gejala lainnya kalau sudah lama terinfeksi yaitu diare, kram perut, ruam merah pada kaki, batuk, demam, nggak nafsu makan dan berat badan turun.
(aci)