HaiBunda

PARENTING

Channel Video Ini Jadi Wadah Anak-anak 'Spesial' Berbagi Cerita

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Selasa, 24 Oct 2017 16:10 WIB
Foto: Special Books by Special Kids
Jakarta - Anak dengan kondisi 'spesial' kadang kali masih aja yang didiskriminasi ya, Bun. Alhasil, untuk berteman dan berbagi cerita aja bisa jadi hal yang sulit mereka lakukan. Tapi di sini, anak-anak yang 'spesial' bisa berbagi cerita lho.

Kalau kita nonton video di kanal YouTube Special Books by Special Kids (SBSK) ini, terenyuh, heran, sedih, termotivasi bukan nggak mungkin kita rasakan. Bahkan, banyak orang yang bilang 'Duh, nggak kuat deh lihatnya', 'Tuhan Maha Adil ya,'. SBSK nggak sekadar kanal YouTube biasa Bun, melainkan gerakan multimedia yang mendukung anak-anak tanpa mempedulikan penyakit, usia, ras, agama, pendapatan dan jenis kelamin.

"Semuanya bermula ketika saya merasa tersesat dan nggak tahu apa yang saya lakukan selepas lulus kuliah. Kemudian saya pindah ke sebuah kota kecil di Kentucky. Saya melatih sebuah klub sepak bola universitas di sana. Direktur klub menawarkan saya melanjutkan kuliah master gratis. Ada tiga pilihan jurusan yang harus dipilih. Saya mengambil pendidikan khusus," ujar Chris Ulmer sang pendiri organisasi.


Baca juga: 'Anakku Disebut Monster karena Sindrom Langka yang Diidapnya'

Sembari menimba ilmu, Chris membuat video tentang dirinya dan murid-murid spesialnya. Saat itu, kebanyakan adalah anak-anak penyandang autisme. Dengan modal handphone yang layarnya sudah retak, ia merekam video pertamanya pada tahun 2015.

"Awal membuka kanal di YouTube subscribernya masih sangat sedikit. Sampai akhirnya, tujuh bulan kemudian video yang saya upload viral. Sejak itu akhirnya saya lanjutkan membuat video. Tapi, selama pembuatan video rasanya saya belum sepenuh hati mengerjakannya," ujar Chris.

Setelah mendapat gelar master, barulah Chris menyadari kalau apa yang dia lakukan selama ini adalah hal yang dicintainya. Chris merasa ketika berkomunikasi dengan anak-anak itu, ia merasa menjadi dirinya sendiri. Tanpa harus dibuat-buat, semuanya begitu murni dan tulus.

"Hingga kini, subscriber kanal YouTube bertambah kurang lebih 40 ribu dalam waktu satu minggu. Dan setiap hari ada ratusan hingga ribuan email dari anak-anak spesial dari seluruh dunia yang ingin menceritakan kisahnya,"tutur Chris.

Baca juga: Keren! Meski Bertangan Robotik, Bocah Ini Jago Baseball

Pada tahun 2016, SBSK mendirikan website sekaligus organisasi untuk menjadi wadah bagi anak-anak spesial, Bun. Visi dan misinya adalah 'menormalkan' beragam kondisi manusia dengan menjunjung tinggi nilai kejujuran, rasa hormat, perhatian dan positivitas.

Selain sebagai wadah berbagi cerita, SBSK juga memfasilitasi anak dan keluarga dari komunitas kebutuhan khusus dengan para subscribers untuk berbagi pemikiran dan pengalaman mereka. SBSK juga menghubungkan masyarakat di seluruh dunia serta membangun dialog global seputar keanekaragaman hayati.

"Kami melayani para anak-anak untuk menjadi sumber pendidikan bagi mereka serta ingin menginspirasi para guru melalui kurikulum yang inovatif," tutup Chris.

(aci/rdn)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Ini Alasan Kenapa Bunda Tak Boleh Paksa Si Kecil Memeluk Saudaranya

Parenting Ajeng Pratiwi & Randu Gede

Keseruan Wendy Cagur dan Keluarga Liburan di Korea Selatan, Ini 5 Potretnya

Parenting Nadhifa Fitrina

Sunat Anak Laki-Laki: Usia yang Tepat, Estimasi Biaya, Manfaat, Risiko & Perawatannya

Parenting ZAHARA ARRAHMA

Kenali Ciri Stadium Awal Kanker Payudara dari Kulit Tubuh, Termasuk Tampak seperti Jeruk

Menyusui Amrikh Palupi

Seberapa Besar Peluang Hamil Anak Kembar dari 1 Embrio Melalui IVF? Simak Kata Ahli

Kehamilan Annisa Aulia Rahim

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Cerita Perempuan 30 Th Alami Kanker Serviks Stadium Akhir, Ini Gejala yang Dialami

Berobat Pakai Asuransi Bayar 10% Ditunda, Ini Penjelasan OJK

Arti Nama Axel dan 30 Rangkaiannya untuk Anak Laki-laki, Modern & Damai Maknanya

Ini Alasan Kenapa Bunda Tak Boleh Paksa Si Kecil Memeluk Saudaranya

Khayru Putra Gunawan Sudrajat Kerap Dibully saat Kecil, Kini Sudah Kuliah di Australia

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK