HaiBunda

PARENTING

Cerita Kelam Perempuan yang Alami Bullying di Masa Anak-anak

Amelia Sewaka   |   HaiBunda

Jumat, 03 Nov 2017 17:00 WIB
(Cerita Kelam Perempuan yang Alami Bullying di Masa Anak-anak) Foto: Thinkstock
Jakarta - Bullying jadi pengalaman yang begitu kelam bagi perempuan ini di masa anak-anak. Saking tidak kuatnya, perempuan bernama Bella Anastasya ini bahkan sampai keluar kelas saat jam istirahat.

"Aku ngerasain bullying udah dari sejak SD (sekolah dasar), dan masuk SMP (sekolah menengah pertama) paling berat. Dari mulai nggak punya teman di sekolah, dikatai, pokoknya diperlakukan nggak enak," tutur perempuan yang sekarang duduk di bangku kuliah ini saat ditemui di acara Yupi Let's Speak Up di FX Sudirman, Jakarta Pusat, Kamis (2/11/2017).

Bella bercerita suatu hari ketika sedang dalam pelajaran olahraga sekolah, ia ingin ganti baju ke toilet. Ketika pintu toilet ditutup, Bella kaget ada tulisan yang kurang pantas di belakang pintu tersebut tertuju untuk dirinya.


Baca juga: Wow, Ternyata Bully Juga Bisa Menimpa Bayi

"Iya, di situ (belakang pintu toilet) ada banyak tulisan yang ditujukan ke aku gede-gede banget. Bella sok cakep, sombong dan kata lainnya yang nggak enak. Karena dulu aku aktif di dunia entertain, ya mungkin mereka merasa aku seperti itu," ungkap Bella.

Bella menambahkan ketika ia diperlakukan seperti itu, ia hanya diam. Menurutnya semakin orang-orang seperti itu dilawan, malah mereka semakin senang.

"Ada satu kalimat dari mama yang selalu kuinget. Selagi mereka nggak sentuh aku (fisik) aku diam aja, biar Tuhan yang balas semua perlakuan itu," papar mahasiswi jurnalistik ini.
Bella bercerita apa yang ia alami ketika dibully Foto: Amelia Sewaka
Bella mengatakan ketika memasuki SMA (sekolah menengah atas), semua perlakuan tersebut mereda. Walaupun masih ada perilaku bullying sedikit, namun memang tidak separah saat SD atau SMP.

Beruntungnya, di tengah terpaan uji mental seperti itu, Bella masih bisa mempertahankan prestaasinya lho, Bun. Nilainya nggak pernah turun, bahkan dapat ranking dan ia juga ditunjuk untuk kompetisi pidato bahasa inggris ketika SMP. Hebat ya.

Meski begitu, tidak dipungkiri Bella tetap merasa trauma akibat perlakuan kurang enak dari teman-temannya. "Aku nggak mau keluar kelas, jadi kalau jajan makan nitip teman, karena malas menanggapi nantinya. Aku juga nggak ikut kegiatan sekolah kayak ekstrakulikuler," papar Bella.

Tapi itu hanya sementara. Nggak lama Bella bangkit dan menunjukkan bahwa ia bisa dan mampu menjadi apa yang ia inginkan. Bagi Bella, bullying tidak mempengaruhi masa depannya sama sekali. Malah ia lebih percaya diri.

"Jangan takut buat nunjukkin bakat kalian dan jangan takut untuk bermimpi," pesan Bella.

Baca juga: Apa Dampaknya Kalau Anak Diejek Bentuk Tubuhnya?

Pada kesempatan yang sama, psikolog anak dan remaja, Yasinta Indrianti, MPsi, dari EduPsycho Research Institute mengatakan, memang banyak sekali tindakan bullying di luar sana. Sering kali perilaku ini muncul di usia remaja. Apalagi kebanyakan usia remaja adalah masa mencari jati diri dan itu merupakan tugas perkembangan yang mencolok.

"Muncul rasa berkompetisi, ingin eksis namun remaja ini belum bisa mengidentifikasi apa yang mereka rasakan sehingga terkadang remaja tidak bisa mencari solusi dengan tepat. Akhirnya mengarahlah perilaku ke bullying," papar psikolog yang akrab disapa Sinta ini.

Menurut Sinta, ada tiga hal yang memperkuat rantai bullying dan dapat menyebar yaitu:

1. Konformitas

"Usia remaja itu lagi senang-senangnya berkumpul sama teman yang dirasa cocok, buat geng atau sebagainya, itu seperti identitas mereka," tutur Sinta.

2. Pola Asuh

Faktor keluarga seperti pola asuh juga dapat menguatkan rantai bullying. Ketika komunikasi di rumah dirasa tidak lancar maka remaja pun mencari 'pelampiasan' lain supaya didengar.

"Ketika anak remaja merasa tidak nyaman dengan keluarganya, maka mereka pun mencari cara atau jalan keluar lain karena ya itu merasa kalau ngomong ke keluarga akan diomelin atau dihakimi," kata Sinta.

3. Lingkungan

Lingkungan merupakan salah satu peran penting terhadap menguatnya perilaku bullying pada seseorang. Jika anak tersebut hidup di lingkungan negatif, dibiarkan mem-bully orang, ditontoni seakan jagoan atau malah didukung maka hal tersebut akan memperkuat bullying di mana perilaku tersebut dapat berulang.

Baca juga: Tips Hindarkan Anak dari Cyberbullying (Nurvita Indarini)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

5 Potret Lamaran Brisia Jodie & Jonathan Alden, Kompak Pakai Kebaya dan Beskap Warna Hijau

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Daun Bawang Ternyata Bisa Membantu Penyembuhan 8 Penyakit Ini, Termasuk Penurun Gula Darah

Mom's Life Arina Yulistara

Cerita Perempuan 30 Th Alami Kanker Serviks Stadium Akhir, Ini Gejala yang Dialami

Kehamilan Amrikh Palupi

60 Ucapan Khitanan Anak Lengkap dari Singkat, Islami hingga Bahasa Inggris Penuh Doa & Rasa Syukur

Parenting ZAHARA ARRAHMA

Ini Alasan Kenapa Bunda Tak Boleh Paksa Si Kecil Memeluk Saudaranya

Parenting Ajeng Pratiwi & Randu Gede

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Intip 5 Momen Hengky Kurniawan Bareng Putranya Bintang yang Tak Kalah Tampan Bun

Bunda yang Keguguran juga Bisa Alami Postpartum Depression, Simak Gejala & Cara Mengatasinya

60 Ucapan Khitanan Anak Lengkap dari Singkat, Islami hingga Bahasa Inggris Penuh Doa & Rasa Syukur

Daun Bawang Ternyata Bisa Membantu Penyembuhan 8 Penyakit Ini, Termasuk Penurun Gula Darah

5 Potret Lamaran Brisia Jodie & Jonathan Alden, Kompak Pakai Kebaya dan Beskap Warna Hijau

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK