Jakarta -
Kabar kurang mengenakan kembali datang dari komedian
Nunung 'Srimulat'. Kasus hukum yang menjerat Nunung dan sang suami,Â
July Jan Sambiran atas kasus narkoba memberi dampak pada anak bungsunya.
Dilansir
detikcom, anak bungsu Nunung yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) menjadi korban bullying. Akibatnya, sang anak harus pulang lebih awal dari sekolah dan keluarga Nunung di Solo memutuskan untuk memindahkan si anak ke sekolah lain.
Mendengar berita ini, Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti menyayangkan hal tersebut harus terjadi. Menurutnya, anak bungsu Nunung tidak perlu sampai pindah sekolah.
"KPAI menyayangkan juga ananda langsung dipindahkan," kata Retno.
Dia berharap pihak sekolah bisa menyelesaikan masalah ini dengan bijak. Butuh dukungan dari banyak pihak untuk menghentikan bullying di sekolah dan mengatasi tekanan yang dialami anak.
Menurutnya, keputusan pindah sekolah bukan jalan yang tepat untuk si anak. Ditambah anak yang sedang tertekan harus belajar beradaptasi lagi dengan lingkungan baru.
"Seharusnya, ananda tidak perlu pindah sekolah jika permasalahan ini dapat ditangani dengan baik dan bijak oleh pihak sekolah yang bekerja sama dengan wali kelas dan guru bimbingan kondeling sehingga pe-bully-an segera bisa dihentikan," ujar Retno.
 Hiks, Anak Bungsu Nunung 'Srimulat' Jadi Korban Bully/ Foto: iStock |
Bullying di sekolah memang bisa menyebabkan dampak buruk pada anak, salah satunya anak menjadi malas sekolah, Bun. Menurut psikolog anak dari Tiga Generasi @ Brawijaya Clinic, Marcelina Melisa, bullying adalah perilaku kekerasan berulang (lisan/fisik) dari waktu-ke waktu dalam hubungan yang ditandai ketidakseimbangan kekuatan.
"Bullying terjadi karena ada kesempatan. Semakin takut korban, semakin kuat perilaku pelaku," ujar wanita yang akrab disapa Lina ini.
Pada anak yang mengalami bullying di sekolah, dia cenderung mengalami perubahan perilaku. Agar bullying berhenti, sebaiknya orang tua atau orang dewasa memberikan perlindungan, dukungan, dan menyadari perubahan perilaku anak.
"Permasalahan sosial itu enggak bisa hanya satu orang yang melakukan perubahan. Perlu banyak peran, baik orang tua, masyarakat, jika perlu sekolah dan instansi terkait untuk menghadapi isu sosial seperti ini," kata psikolog anak dan remaja dari EduPsycho Research Institute, Yasinta Indrianti, MPsi.
Wanita yang akrab disapa Sinta ini mengatakan, banyak dampak yang terjadi dari kasus bully baik secara psikologis, mental, dan fisik. Ia berpesan untuk membangkitkan kesadaran masyarakat tentang bahaya perilakuÂ
bullying dan orang tua perlu mengubah paradigma dalam
melindungi anak dari bullying.
Lawan bullying, jangan cuma ditonton ya, Bun. Yuk, simak penjelasannya di video berikut.
[Gambas:Video 20detik]
(ank/rdn)