HaiBunda

PARENTING

Di Negara Ini, Anak-anak Belajar Seperti Berkompetisi

Amelia Sewaka   |   HaiBunda

Kamis, 01 Feb 2018 18:05 WIB
Di Negara Ini, Anak-anak Belajar Seperti Berkompetisi / Foto: thinkstock
Seoul, Korea Selatan - Bun, anak-anak di negara ini sibuk banget belajar. Sering banget anak-anak pulang malam karena seharian belajar di luar rumah.

Adalah anak-anak Korea Selatan yang sibuk banget belajar. Jadi konon anak-anak belajar keras untuk mempersiapkan diri menghadapi hidup yang nggak selalu mudah saat mereka dewasa nanti.

"Saya memiliki banyak tekanan dari sekolah. Kami harus berpendidikan setinggi mungkin, benar-benar tekanannya seperti rumah tangga di Korea pada umumnya," kata Jackie Yoo yang berusia 25 tahun. Ia merupakan kelahiran Amerika namun bersama keluarganya pindah ke Korea Selatan pada usia 4 tahun dan mengikuti pendidikan di Korsel hingga SMA.


Jackie bercerita bahwa dari tahun pertama sekolah, ia ingat betul selalu ada kelas matematika, yang dilanjutkan dengan pelajaran piano dan balet. "Jadi di sana banyak sekali tekanan di luar edukasi sekolah utama, agak membuat stres sih," papar Jackie dikutip dari The Washington Post.



Selain sekolah reguler, banyak para orang tua di Korea Selatan memasukkan anak-anaknya ke kelas-kelas tambahan atau kursus atau kelas private yang biasa disebut Hagwon. Jadi anak datang ke sekolah reguler seperti biasa lalu mereka mengikuti 'hagwon' untuk belajar selanjutnya.

"Di Amerika, tentunya kita punya les tambahan. Mungkin jika kalian tidak cukup oke di matematika atau bahasa Spanyol, kalian akan mendapat kelas tambahan," papar Jason Bartlett, lulusan Georgetown University di Washington DC yang belajar di Korea Selatan selama kuliah dan sekarang bekerja sebagai guru kursus.

Jason menambahkan di Korea para orang tua akan memasukkan anak-anak mereka selama setahun untuk Hagwon guna belajar bahasa Inggris, matematika dan lainnya walaupun anak-anak sudah cukup pintar di pelajaran tersebut. Hmm kenapa begitu ya?

"Bukan karena anak-anak ini merasa kesulitan pada pelajarannya, namun karena para orang tua ini ingin anak-anak mereka menjadi yang terbaik, unggul, dan tidak tertinggal," kata Jason dilansir dari Momaha.

Hagwon menjadi terkenal karena anak-anak banyak belajar hingga tengah malam. Namun kemudian pemerintah Korea Selatan lantas tidak membolehkan Hagwon belangsung hingga setelah jam 10 malam.

Alasan yang paling populer kenapa anak-anak ini belajar hingga larut karena persiapan untuk ujian masuk perguruan tinggi atau biasa disebut Suneung. Hagwon seolah menjadi jaminan anak lebih mudah masuk sekolah yang bagus dan membuat anak mahir melakukan berbagai hal.

Anak-anak Korea Selatan juga belajar bahasa Inggris sejak usia yang sangat muda. Meski memang ya, Bun, kalau masih kecil ya pelajaran bahasa Inggris diberikan dengan cara yang menyenangkan. Tapi akibatnya nih, anak-anak jadi lebih suka nonton film berbahasa Inggris.

"Alih-alih tumbuh dengan film tradisional Korea, banyak sekolah yang lebih memilih untuk nonton film asing dengan bahasa Inggris sehingga bisa sekalian belajar," ungkap Jackie.

Tapi anak-anak yang tinggal di Korea Selatan ini nggak melulu bahas soal sekolah kok, Bun. Anak-anak di sini juga menghibur dirinya dengan smarthphone. Sekitar 72 persen anak mulai usia 12 tahun sudah memakai gadget. Demikian laporan jurnal Computers in Human Behavior tahun 2016. Kebanyakan mereka menggunakan smarthphone untuk berkirim pesan gratis.



"Kita menggunakan suatu aplikasi yang bisa berkirim pesan pada yang lain dengan gratis, telepon hingga video calls," papar Jackie.

Topik yang paling banyak dibicarakan anak-anak adalah soal K-pop. Ya, boyband atau girlband sangat populer di Negara Ginseng ini. Selain musiknya, anak-anak ini juga terobsesi pada gaya para idolanya.

"Anak-anak zaman sekarang sangat update dengan fashion, musik, gaya rambut, dan lensa kontak para idola mereka," tutur Jackie.

Soal ingin melihat anak jadi sosok terbaik, itu mungkin wajar saja ya jadi keinginan orang tua. Kadang kita merasa nggak bisa suatu hal, sehingga ingin anak kita menguasai hal-hal yang nggak kita kuasai. Hal inilah yang kadang membuat kita ingin mengikutkan anak ke berbagai macam les.

Eits, tapi kita nggak bisa sembarangan juga, Bun, mengikutkan anak les. Sebab, kalau anak dipaksa ikut macam-macam les, ada dampak buruk buat mereka.

Kata psikolog anak Dr Rose Mini M.Psi., atau akrab disapa Bunda Romi, ketika anak dipaksa ikut kursus ini dan itu, anak jadi nggak niat untuk les. Lama-lama, anak bisa 'rontok' pertahanannya.

"Dalam artian nanti dia nggak mau lagi ikut les. Ngambek, nggak mau ikut les, disuruh les ada aja alasannya," kata Bunda Romi

Makanya, kata Bunda Romi, sebaiknya kita kalau mau ikutkan anak les, ajak dulu dia ke tempat lesnya. Di sana, kita bisa lihat kira-kira anak mau nggak ya les di situ dan dia senang nggak sih. Karena, berkenalan atau melihat tempat lesnya bisa menimbulkan ketertarikan sendiri buat anak.

(Nurvita Indarini)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Kenali Penyebab Hipertensi di Usia Muda & Cara Pencegahannya

Mom's Life dr. Bonita Effendi, Sp. P.D, BMedSc, M.Epid

Ciri-ciri Orang Cerdas, Kerap Ucapkan 20 Kalimat Ini

Mom's Life Amira Salsabila

Potret Ade Govinda & Indiarisa Sambut Kelahiran Anak Pertama, Banjir Ucapan dari para Musisi

Kehamilan Pritadanes

Potret Luna Maya & Maxime Bouttier Hadiri Pernikahan Sahabat di Italia

Mom's Life Amira Salsabila

Cerita Aline Adita Akhirnya Berhasil Hamil setelah 7 Th Jalani Promil

Kehamilan Annisa Karnesyia

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Cara Diet Aktor Korea Yoon Si Yoon untuk Turunkan BB 5 Kg dalam 1 Hari

Potret Jo Yuri, Pemeran Player 222 di Squid Game yang Aslinya Mantan Member Girlgroup

Terpopuler: Deretan Artis Indonesia Ganti Profesi saat Pindah ke Luar Negeri

Curhat Inul Daratista Usai Kabarkan Adam Suseno Sudah Boleh Pulang dari RS

Kenali Penyebab Hipertensi di Usia Muda & Cara Pencegahannya

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK