
parenting
Pola Makan yang Dianjurkan untuk Anak yang Obesitas
HaiBunda
Jumat, 09 Feb 2018 11:06 WIB

Jakarta -
Pada anak-anak yang obesitas, pengaturan pola makan dan gaya hidup perlu dilakukan. Nah, untuk mengatasi obesitas pada anak, diet yang diterapkan nggak bisa sembarangan lho.
Nah, dari pengamatan dr Cindiawaty J Pudjiadi MARS MS SpGK, sebagian besar anak-anak semakin malas berolahraga. Tak jarang orang tua yang mengeluh anaknya kelebihan berat badan bahkan obesitas. Terlebih lagi, anak-anak yang mengalami obesitas umumnya berada di usia sekolah.
"Padahal di usia sekolah, perkembangan motorik anak sedang meningkat dan kompleks. Begitu juga dengan pertumbuhan badannya. Pertumbuhan itu adalah sesuatu yang irreversible alias nggak bisa balik. Jadi sebisa mungkin orang tua nggak boleh melewatkan tahapan pertumbuhan anak," ujar Cindy dalam acara konferensi pers HiLo School Drawing Competition 2018, di Hotel Morrisey, Jakarta, Rabu (7/2/2018).
Nah, dikutip dari Jurnal di Public Health 2017 dan Pediatrics 2018, satu dari sepuluh anak di perkotaan Indonesia mengalami obesitas. Hal ini disebabkan oleh gaya hidup yang tidak aktif yakni menonton televisi dan main game. Untuk itu, dr Cindy menyarankan agar nutrisi anak harus diperhatikan.
"Dan sedihnya, kebanyakan orang tua mengatasi masalah obesitas pada anaknya dengan diet. Padahal, anak di masa pertumbuhan nggak boleh diet, apalagi diet kalori. Karena anak butuh semua nutrisi. waktu itu ada pasien yang datang karena merasa badannya nggak tinggi. Pas ditanya, dulu ngapain, eh ternyata dia diet," pungkas dr Cindy.
Iya, Bun, dampak diet sembarangan pada anak nggak main-main, lho. Ada risiko badan anak nggak tumbuh secara maksimal kalau anak melakukan diet apalagi diet kalori. Lalu, yang benar bagaimana? Kata dr Cindy, waktu makan dan bahan penyusun makanannya yang perlu kita atur.
"Jangan memangkas kalori jika anak ingin turun berat badannya, tapi jadwal makan dan masakannya yang perlu diatur sedemikian rupa. Jangan juga terlalu memberikan banyak protein karena untuk mengurangi kalori," kata dr Cindy.
Menurut dr Cindy, protein di dalam tubuh berubah jadi asam. Jika tubuh dalam keadaan asam, nanti yang kena imbasnya adalah tulang. Mineral akan ditarik dari tulang. Padahal tulang butuh sumber mineral penting seperti kalsium. Akibatnya, pertumbuhan si kecil nggak maksimal deh.
(rdn)
Nah, dari pengamatan dr Cindiawaty J Pudjiadi MARS MS SpGK, sebagian besar anak-anak semakin malas berolahraga. Tak jarang orang tua yang mengeluh anaknya kelebihan berat badan bahkan obesitas. Terlebih lagi, anak-anak yang mengalami obesitas umumnya berada di usia sekolah.
"Padahal di usia sekolah, perkembangan motorik anak sedang meningkat dan kompleks. Begitu juga dengan pertumbuhan badannya. Pertumbuhan itu adalah sesuatu yang irreversible alias nggak bisa balik. Jadi sebisa mungkin orang tua nggak boleh melewatkan tahapan pertumbuhan anak," ujar Cindy dalam acara konferensi pers HiLo School Drawing Competition 2018, di Hotel Morrisey, Jakarta, Rabu (7/2/2018).
Nah, dikutip dari Jurnal di Public Health 2017 dan Pediatrics 2018, satu dari sepuluh anak di perkotaan Indonesia mengalami obesitas. Hal ini disebabkan oleh gaya hidup yang tidak aktif yakni menonton televisi dan main game. Untuk itu, dr Cindy menyarankan agar nutrisi anak harus diperhatikan.
"Dan sedihnya, kebanyakan orang tua mengatasi masalah obesitas pada anaknya dengan diet. Padahal, anak di masa pertumbuhan nggak boleh diet, apalagi diet kalori. Karena anak butuh semua nutrisi. waktu itu ada pasien yang datang karena merasa badannya nggak tinggi. Pas ditanya, dulu ngapain, eh ternyata dia diet," pungkas dr Cindy.
Iya, Bun, dampak diet sembarangan pada anak nggak main-main, lho. Ada risiko badan anak nggak tumbuh secara maksimal kalau anak melakukan diet apalagi diet kalori. Lalu, yang benar bagaimana? Kata dr Cindy, waktu makan dan bahan penyusun makanannya yang perlu kita atur.
"Jangan memangkas kalori jika anak ingin turun berat badannya, tapi jadwal makan dan masakannya yang perlu diatur sedemikian rupa. Jangan juga terlalu memberikan banyak protein karena untuk mengurangi kalori," kata dr Cindy.
Menurut dr Cindy, protein di dalam tubuh berubah jadi asam. Jika tubuh dalam keadaan asam, nanti yang kena imbasnya adalah tulang. Mineral akan ditarik dari tulang. Padahal tulang butuh sumber mineral penting seperti kalsium. Akibatnya, pertumbuhan si kecil nggak maksimal deh.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Pentingnya Nutrisi di 1.000 Hari Pertama Kehidupan Anak

Parenting
Ini Dampaknya Kalau Anak Telat Sarapan

Parenting
Makan Ikan Tak Cuma Bikin Anak Makin Cerdas, Ini Manfaat Lainnya

Parenting
Kenapa si Kecil Jajan Sembarangan Ya?

Parenting
Sudahkah Kita Peduli Asupan Gula Garam Lemak untuk si Kecil?


7 Foto