Jakarta -
Pernah nggak, Bun, kita sekilas melihat anak kurus. Eh, tapi pas digendong lumayan berat juga nih. Atau, kita yang terlalu lemah buat gendong si kecil. He-he-he. Kalau kayak gitu, kenapa ya?
Menanggapi hal ini, Prof dr Dodik Briawan MCN bilang itu hanya komposisi tubuh yang membuat
anak lebih berat dari kelihatannya.
"Jika pada saat massa ototnya lebih banyak ketimbang masaa lemak, maka memang anak akan lebih berat dari kelihatannya. Massa otot itu lebih tinggi jadi orang bisa kelihatan sama namun aslinya lebih berat," kata pengajar dan peneliti Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB ini.
Prof Dodik mengatakan, orang rata-rata juga ada yang memiliki kerangka besar atau kecil, nah itu juga yang termasuk membedakannya. Namun, jika dilihat dari komposisinya tubuh, ada bagian tubuh kita yang aktif contohnya otot dan yang pasif contohnya lemak.
"Makanan yang masuk ke tubuh anak itu haruslah pas dengan kondisi
anak. Bukannya bikin stunting atau obesitas, filosofi gizi yang harmoni dan seimbang dengan kebutuhannya," ungkap Prof Dodik.
Adapun Prof Dodik memberi contoh, beberapa perilaku yang tidak sehat di antaranya seperti diet tidak sehat yaitu memberi makan anak dengan kalori berlebih, tinggi natrium, terlalu manis dan rendah serat atau kurang asupan buah dan sayur.
Sementara itu,Prof Dr Ir Hardinsyah, MS, pakar gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) menyampaikan seseorang yang memiliki tulang besar diyakini lebih mudah gemuk, demikian juga sebaliknya. Tulang yang kecil dianggap menyulitkan orang untuk kurus. Anggapan ini bisa benar bisa tidak, tergantung dari mana melihatnya.
"Ya memengaruhi. Kalau kerangka besar dan semakin banyak otot bisa menempel," kata Prof Harifin dikutip dari detikHealth.
(rdn)