Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Kebiasaan Ini Tanpa Disadari 'Melecehkan' Seksualitas Anak

Radian Nyi Sukmasari   |   HaiBunda

Selasa, 03 Apr 2018 08:04 WIB

Ada lho, Bun, kebiasaan yang tanpa kita sadari 'melecehkan' seksualitas anak.
Kebiasaan Ini Tanpa Disadari 'Melecehkan' Seksualitas Anak/ Foto: Thinkstock
Jakarta - Namanya orang tua wajar banget bercanda sama anak. Eh, tapi tahu nggak sih, Bun, ada lho kebiasaan yang bisa jadi dilakukan orang tua tapi tanpa disadari bisa 'melecehkan' seksualitas anak.

Seperti diungkapkan founder Yayasan Peduli Sahabat sekaligus penulis buku 'Anakku Bertanya tentang LGBT' Agung Sugianto yang akrab disapa Sinyo, ada kultur orang tua yang secara nggak disadari melecehkan seksualitas anaknya, Bun. Contoh, kita punya anak umur 1-3 tahun. Nah, setelah mereka dimandikan, kita pegang aja tuh penis atau payudaranya.

Ya, mungkin maksudnya bercanda. Tapi kita perlu ingat secara nggak langsung orang tua sudah mengajarkan ke anak nggak apa-apa kalau bagian vital tubuh dia dipegang-pegang. Nah, saat anak berusia sekolah dasar, ketika dia dipegang-pegang oleh orang lain, bukan nggak mungkin bakal didiamkan aja oleh anak kiya karena anak sudah biasa diperlakukan kayak gitu. Duh, jangan sampai ya, Bun.

"Saya saat memandikan anak, contohnya saya ke anak perempuan saya, saya katakan vagina ini hak milikmu yang nggak boleh dipegang siapapun kecuali suamimu. Ayah dan bunda boleh menyentuh saat memandikan, menceboki, atau kalau kamu ada sakit di area vagina dan mesti diperiksa. Lalu boleh disentuh oleh dokter ketika kamu sakit dan dan ada ayah atau bunda di sana," tutur Sinyo.

Sejak bayi kalau anak kita biasakan ajak ngobrol kayak gitu, mereka juga bakal ngeh kok, Bun. Ya, walau anak belum bisa bicara tapi dia paham kok dengan apa yang kita sampaikan. Intinya pembiasaan sejak kecil pastinya akan lebih melekat di benak anak.



Sebagai orang tua, membiasakan diri nggak sembarang memegang tubuh anak bertujuan untuk menumbuhkan body integrity kalau badan anak adalah milik dia. Bahkan nih, Bun, menurut Sinyo ketika hendak mencium anak sebagai bunda atau ayahnya kita juga perlu lho minta izin. Sehingga, kita juga belajar menghargai anak.

Membiasakan diri tidak menyentuh area vital anak sembarangan dan mengajarkan anak untuk nggak asal mengekspos tubuhnya pada prinsipnya dilakukan orang tua sebagai bentuk pendidikan seks usia dini untuk anak. Seperti kata psikolog anak dan remaja Ratih Zulhaqqi, salah satu kebiasaan yang perlu kita tanamkan supaya anak paham kalau area vitalnya nggak boleh disentuh sembarang orang adalah dengan melepas baju di ruang tertutup.

Kemudian, biasakan saat memandikan anak kita tutup kamar mandi, Bun. Lalu, saat anak melepas dan memakai baju lakukan di kamar ya. Nah, kalau anak pas lagi main air atau berenang, gunakan pakaian dalam yang cukup tertutup. Misalnya celana pendek atau kaos kutang. Bahkan, ketika kita gemas sama anak, Ratih bilang jangan berlebihan.

"Memang sih kita gemas dan kayaknya pengen nguwel-nguwel anak. Tapi baiknya respons kita nggak berlebihan. Cukup bilang anak menggemaskan banget dan boleh ya kita menciumnya atau mencubit pelan tangannya misalnya. Hindari juga menepuk pantat anak saat gemas karena secara nggak langsung kita ngajarin anak nggak masalah kok kalau pantatnya ditepuk-tepuk orang," kata Ratih.

(aci)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda