Jakarta -
Kita semua tahu kalau rasa ingin tahu si kecil itu besar banget. Mereka ingin mencoba
main ini itu. Namun, nggak semua anak sabar saat bermain. Misalnya main puzzle nih, ada anak yang sabar menyusun puzzlenya, ada juga yang merasa kesal karena ingin segera jadi atau malah 'stuck' merasa nggak bisa main lagi.
Ada yang pernah mengalami kejadian seperti ini? Atau mungkin pernah melihat anaknya membanting mainan karena merasa nggak bisa mereka mainkan? Tenang, Bunda nggak sendirian dan hal itu normal. Menurut Dr Deborah Weber PhD, director Early Childhood Department Research dari Fisher-Price, AS, ketika kita tahu dan melihat anak sudah kesal saat
bermain, ajaklah berbicara, tunjukkan cara bermain yang benar dan ajukan beberapa guidance questions.
"Pertanyaan bisa seperti, 'Bagaimana kalau kamu mengambil potongan puzzle satu lalu tukar dengan yang dua?' Jika anak kesal karena merasa nggak bisa memainkan suatu permainan itu bukan suatu masalah yang besar. Itu salah satu proses belajar anak. Dan jangan pernah bosan untuk memberi arahan kepada anak untuk terus mencoba," tutur Deborah saat ditemui di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Deborah juga menyarankan orang tua nggak serta-merta langsung mencontohkannya atau memperbaiki apa yang nggak bisa dilakukan anak. Hal ini karena akan ada proses trial dan error, Bun. Nah, jika anak bosan, biarkan dulu, jangan dipaksakan dan nanti bisa dilanjutkan kembali.
"Dengan bermain dan mencoba berkali-kali anak akan melakukan observasi. Tugas kita itu sebagai pengarah juga teman bermain anak. Dan jangan lupa untuk pakai intuisi. Kita semua tahu orang tua memiliki intuisi yang hebat pada anaknya. Saya dan kita semua yakin orang tua tahu apa yang perlu dipelajari oleh anaknya lewat
bermain," kata Deborah.
Deborah juga yakin orang tua tahu apa yang anak butuhkan dan apa yang membuat mereka tertarik. Dengan memanfaatkan momen seperti ini, bonding antara orang tua dan anak bisa semakin erat.
(aci)