Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Waspadai Gaming Disorder Jika Anak Hobi Main Game

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Kamis, 28 Jun 2018 19:00 WIB

Waspada, Bun, jangan sampai anak kena gaming disorder. Apa itu gaming disorder?
Waspadai Gaming Disorder Jika Anak Hobi Main Game, Bun/ Foto: dok.HaiBunda
Jakarta - Kita semua tahu kecanduan video game adalah istilah yang digunakan selama bertahun-tahun oleh para orang tua. Nah, menurut ahli kesehatan mental kecanduan video game bisa termasuk gangguan mental. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa kecanduan main game sebagai gangguan kesehatan mental yang baru atau disebut gaming disorder.

Hal ini tercantum dalam International Classification of Diseases edisi ke-11. Menurut WHO, ada tiga kriteria utama untuk diagnosis gaming disorder yakni mengutamakan main game di atas segalanya. Seringkali contoh kasusnya kalau di Indonesia yakni beberapa siswa bolos sekolah malah memilih untuk bermain game di warnet, Bun.

Kriteria kedua, anak-anak yang main game merasa nggak bisa berhenti bermain dan kriteria ketiga anak-anak memiliki masalah sosial dengan lingkungan sekitar. Namun, menurut WHO jika beberapa kali mereka berhenti bermain game dan beraktivitas normal, maka belum bisa dinyatakan terkena gaming disorder. Demikian dikutip dari Huffington Post.



Lalu, bagaimana peran kita sebagai orang tua? Menurut Gina Posner MD, dilansir Yahoo Lifestyle, secara umum orang tua harus membatasi waktu anak main gadget. Termasuk di dalamnya main game, nonton TV, main komputer, ponsel dan tablet PC.

"Waktu bermain gadget tidak disarankan sama sekali untuk anak-anak yang berusia 18 bulan atau lebih muda. Tapi untuk anak-anak yang lebih tua dari 18 bulan hingga lima tahun, umumnya disarankan mereka main gadget tidak lebih dari satu jam," kata dokter anak di MemorialCare Orange Coast Medical Center di Fountain Valley, California ini.

Gina melanjutkan bagi anak-anak usia enam tahun ke atas, aktivitas main gadget tergantung ada kebijakan orang tua. Yang jelas jumlah maksimum waktu bermain gadget atau game harus dua jam sehari, tetapi lebih baik jika kurang dari itu.

Gina bilang penting menetapkan batas yang jelas untuk anak ketika menyangkut waktu dan main game. Misalnya, katakan bahwa anak harus mengerjakan PR lebih dulu dan melakukan aktivitas lain selama satu jam sebelum main game. Dan kemudian, jelaskan bahwa mereka hanya diizinkan main game dalam jangka waktu tertentu.

"Jika anak mulai ribut ketika tidak dibolehkan bermain game sepanjang hari, itu adalah tanda yang jelas bahwa kita harus menguranginya," kata Gina.



Perawatan untuk gangguan permainan umumnya didasarkan pada terapi perilaku kognitif yang umumnya akan dilakukan dalam dua fase. Menurut Simon Rego, PsyD, kepala psikolog di Montefiore Medical Center dan Albert Einstein College of Medicine, yang pertama adalah meningkatkan kesadaran untuk anak bahwa bermain game adalah sebuah masalah. Lalu, mencari pemicu yang dapat membuat kebiasaan main game menjadi lebih buruk.

Kata Simon, seorang ahli kesehatan mental atau terapis juga akan mengatasi pikiran anak yang bermasalah hingga dia sulit berhenti main game. Tujuannya untuk mengubah pikiran itu dan mengelola kebiasaanya dengan baik.

"Anak tidak perlu berhenti main game sama sekali, tetapi mereka perlu belajar mengelolanya dengan lebih baik. Seperti hanya bermain game dengan teman-teman selama waktu tertentu di siang hari dan tidak melakukannya di malam hari sendirian di kamar mereka," tutup Simon. (rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda