parenting
7 Kesalahan Orang Tua yang Bisa Berdampak Buruk pada Anak
Senin, 23 Jul 2018 08:05 WIB
Tugas orang tua menyelaraskan emosional kita dengan anak-anak. Berdasarkan penelitian pada bayi selama 50 tahun menunjukkan jika kita bisa mengelola emosi secara konsisten, maka itu bisa membangun rasa percaya diri yang kuat pada anak. Berbeda kalau kita nggak konsisten, malah bisa menghancurkan harga diri anak.
Menurut Rabbi, ini artinya kita mendengarkan anak sebelum memberikan saran, mengoreksi, atau mendidiknya. Misalnya saja Bun, anak pulang dari sekolah sambil menangis dan marah, 'Saya benci sama Bu A. Dia jahat, besok kakak mau laporin ke kepala sekolah'.
Kalau kayak gini, tanggapan Bunda bagaimana? Mengoreksi dulu atau mendengarkan sampai usai? Langkah yang benar, kata Rabbi, adalah mendengarkan dengan benar sebagai respons pertama.
Respons yang sesuai mungkin terlihat seperti ini: 'Wah, kakak benar-benar marah ke Bu A ya. Kakak sangat marah sampai mau melaporkan ke kepala sekolah biar kakak merasa lebih baik. Bunda tahu, bunda juga merasakan hal itu. Bunda benar-benar penasaran ingin tahu apa yang membuat kakak sangat marah padanya. Apakah kakak ingin menceritakannya ke bunda sekarang? Bunda benar-benar ingin mendengarnya'.
Kalau kita mendengarkan perasaan seseorang, maka akan menghiburnya. Beda lagi kalau menolaknya Bun, ini akan melemahkan dan memperdalam rasa sakit.
Kata Rabbi, ketika orang tua menghargai perasaan anak-anak, pada waktu yang sama orang tua menghargai dan memperkuat kepribadian anak. Jadi, cobalah belajar mendengarkan. Kesejahteraan emosional anak tergantung pada cara kita mendengarkannya, Bun.
Kita ingin dipahami, tapi sudahkah kita berusaha memahami anak. Kesalahan ini pernahkah Bunda lakukan?