Jakarta -
Anak di usia prasekolah merupakan fase yang membutuhkan nutrisi yang baik untuk menunjang tumbuh kembangnya. Namun pada usia balita, anak punya kecenderungan menjadi
picky eater alias terlalu pilih-pilih makan.
Akhirnya, nggak sedikit orang tua yang menyiasati anaknya yang picky eater dengan susu. Padahal hal itu salah kaprah, Bun. Menurut Prof Dr dr Rini Sekartini SpA(K), susu merupakan salah satu asupan makanan untuk anak pada masa bayi. Terutama enam bulan pertama ASI merupakan makanan utama bayi.
"Setelah enam bulan, ditambahkan MPASI sebagai pelengkap karena kebutuhan anak meningkat. Setelah satu tahun anak dapat diberikan makanan keluarga, berupa nasi lauk pauk, sayur, dan buah plus susu sebagai pelengkap," tutur Prof Rini dalam Health Talk Press Conference 'Siasati Pemberian Makan Anak untuk Tumbuh Kembang Optimal', di Plataran Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (19/10/2018).
Perlu diketahui bahwa susu memang kaya gizi, tapi kandungan zat besi di dalamnya biasanya kurang optimal. Dalam 1.000 cc susu hanya mengandung 0,5 mg zat besi. Sedangkan bayi satu tahun saja butuh 6 gram zat besi setiap hari.
"Itulah mengapa sebaiknya orang tua tidak hanya mengandalkan susu untuk memenuhi kecukupan
gizi anak," kata Prof Rini.
Untuk itu berikan makanan seimbang yang kaya nutrisi, termasuk kecukupan zat besi di tiap usia. Prof Rini melanjutkan, biasanya kondisi picky eater disebabkan kurangnya variasi makanan anak.
"Anak tidak boleh memilih makanan yang disukai, suasana di ruamh tidak menyenangkan, kurang perhatian orang tua atau contoh yang kurang baik dari orang tua," kata Prof Rini.
Prof Rini menegaskan fenomena
picky eater sebenarnya adalah hal yang normal. Artinya anak masih mau makan sesuai dengan keinginannya. Berbeda dengan selective eater.
"Selective eater, anak benar-benar menolak semua makanan yang diberikan," tutup Prof Rini.
(aci/nwy)