Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

5 Tanda Anak Picky Eater Butuh Terapi Makan, Bunda Perlu Tahu

Melly Febrida   |   HaiBunda

Jumat, 03 Jul 2020 15:52 WIB

picky eater
Ilustrasi anak picky eater/ Foto: Getty Images
Jakarta -

Anak usia balita biasanya suka pilih-pilih makanan alias picky eater. Tapi mungkin Bunda bingung, balita picky eater karena belum tertarik atau karena ada masalah yang serius.

Pada beberapa anak, kebiasaan makan yang buruk bisa berpengaruh ke kesehatan. Inilah kenapa Bunda harus waspada dengan memperhatikan tanda-tanda, apakah balita membutuhkan terapi makanan.

"Pada balita, banyak dokter anak dan profesional yang bermaksud baik menepis penolakan anak pada makan makanan baru 'hanya karena pilih-pilih makan', dan menganggap anak akan berkembang," kata Melanie Potock, spesialis pemberian makan anak, dikutip Romper.

Salah satu penulis buku Raising a Healthy Happy Eater: A Stage by Stage Guide to Setting Your Child on the Path to Adventurous Eating ini menambahkan, penelitian menunjukkan 1 dari 4 anak akan mengalami gangguan makan yang memerlukan intervensi atau campur tangan orang tua.

Jadi, meskipun Bunda bisa saja mengabaikan menu balita yang sangat pemilih, atau berpikir anak akan makan saat dia lapar, mungkin ada masalah gangguan makan anak (pediatric feeding disorder/PFD) yang mendasarinya.

Berikut ini lima tanda kebiasaan makan anak picky eater bisa jadi bermasalah:

1. Marah saat makan malam

Waktu makan bisa berantakan saat Bunda mencoba memaksa anak makan. Menurut Potock, kalau suasana hati anak saat makan malam melebihi batas, tidak nyaman atau tertekan, itu bisa jadi tanda ada sesuatu yang salah.

"Jika anak Anda menunjukkan tanda-tanda rasa sakit yang terkait dengan makan dan Anda khawatir, Anda harus menggunakan feeling," saran Potock.

Begitu juga saat balita menolak duduk di kursi makan secara konsisten, melempar makanan, piring, atau peralatan makan, dan kesal kalau dihadapkan dengan makanan baru. Bisa jadi si kecil sedang mencoba berkomunikasi bahwa makan tidak menyenangkan.

anak picky eateranak picky eater/ Foto: iStock

2. Anak tidak tumbuh

Orang tua biasanya berusaha membuat anaknya makan di setiap waktu makan. Menurut Potock, pola pertumbuhan semua anak dan anggota keluarga memang berbeda. Tapi, kalau anak masih terlihat sangat kecil jika dibandingkan yang lain, mungkin ada masalah makan dan makanan.

3. Anak menolak makan apapun kecuali favoritnya

Anak-anak yang suka menolak makanan rumahan berlatar belakang putih membuat orang tua berupaya segala cara, termasuk membohonginya dengan trik. Selain itu, anak suka menolak makanan sehat dan lebih memilih makanan cepat saji yang tidak sehat.

"Seorang anak membatasi makanan yang mereka mau makan untuk cara penyajiannya, merek tertentu, tekstur, suhu, atau rasa," kata Adriane Ransom, seorang terapis okupasi anak.

Anak-anak ini, kata Ransom, mungkin membatasi jumlah makanan yang mereka makan dengan sukarela dan mulai menghindari makanan yang tidak disukai. Bukannya menambah jumlah makanan yang akan mereka makan.

4. Anak sering muntah

Ketika anak muntah setiap hari (atau sering muntah), mungkin ada masalah yang lebih besar, Bunda. "Ketika beralih ke makanan padat, anak dengan gangguan makan sering muntah atau bahkan muntah karena tekstur," kata Ransom.

Selain itu, Bunda bisa saja mendapati anak mengalami kesulitan mengunyah makanan sebelum menelan. Kalau itu masalahnya, lebih baik konsultasi ke dokter anak untuk diagnosis dan dirujuk ke spesialis.

5. Anak banyak minum susu

Ya, susu baik bagi tubuh, tapi waspada jika anak lebih banyak mengonsumsi susu atau minuman berkalori tinggi. "Seorang anak dengan PDF mungkin tidak bisa minum dari cangkir terbuka tanpa banyak tumpahan. Anda bahkan mungkin menemukan dia sering tersedak cairan," kata Ransom.

Tapi Bunda tak perlu cemas, terapi makan bisa membantu anak untuk mengatasi masalah makan, meski ini bukan proses semalam. Setelah menilai masalah mendasarnya, Bunda bisa konsultasi dengan terapis okupasi atau ahli patologi bahasa bicara untuk membantu anak mengatasi masalah apa pun. Dengan begitu, waktu makan jadi lebih menyenangkan dan positif untuk semua orang.

Ahli gizi Nishta Saxena menjelaskan, balita adalah sosok yang temperamental jika terkait makanan. Artinya, saat sakit atau ada hal sepele seperti hari pertama dititipkan di daycare, bisa mengubah rutinitas makan anak.

Pemilihan rasa dan berapa banyak porsi yang ingin dimakan merupakan hal alami yang dialami balita karena anak sedang membangun kemandirian. Selain itu, Bunda juga perlu tahu, kadang anak menolak makanan sebagai bentuk perlawanan terhadap orang tua, bukan karena mereka enggak suka.

"Apapun alasan balita nggak mau makan, ini biasanya terjadi beberapa hari atau minggu dan umumnya nggak berdampak signifikan pada kesehatan anak. Namun, ada yang perlu diperhatikan orang tua. Selama tumbuh kembang anak masih sesuai kurva pertumbuhan, itu nggak masalah," kata Nishta, dikutip dari Today Parent.

Bunda, simak juga tips Sophie Navita mengajari anak hadapi kondisi new normal. Dalam video Intimate Interview di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]



(muf/muf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda