HaiBunda

PARENTING

Orang Tua Tolak Ajakan Anak Bermain, Apa Sih Efeknya?

Melly Febrida   |   HaiBunda

Jumat, 30 Nov 2018 08:07 WIB
Ilustrasi anak ajak orang tua main/ Foto: thinkstock
Jakarta - Pernah nggak, Bun, lagi sibuk dengan kerjaan rumah eh anak malah ngajak main? Kalau nggak dituruti malah menangis. Serba salah ya, he-he-he. Nah, ini juga dialami Natalie Reilly, ibu dua balita yang berusia 2 dan 4 tahun.

Natalie sadar dua anak balitanya butuh banget dirinya meski hanya untuk bermain. Biasanya, pulang kerja Natalie akan mengerjakan pekerjakan rumah. Tiba-tiba, si kecil minta dinyanyikan lagu. Kalau begitu, Natalie hanya menyanyikan beberapa bait lagu lengkap dengan gerakan.

"Tapi kadang anak-anak nggak bisa menerima. Alhasil, mereka menangis dan saya menuruti mereka menyanyikan satu lagu lagi. Memang jadi ibu nggak harus jadi super nanny. Tapi, saya sering merasa bersalah saat nggak mau main dengan anak-anak," tutur Natalie dilansir Kidspot.


Natalie ingat, saat kecil orang tuanya seperti nggak suka mengajaknya bermain. Makanya, kini sebisa mungkin Natalie mau diajak anak-anaknya main meski kita tahu, permainan dengan anak cenderung berubah, sesuai kemauan anak.



Menurut psikolog dan penulis Janet Landsbury, saat main dengan anak orang tua perlu jadi pengamat, apa yang disenangi anak dan jangan lupa tanggapi mereka. Jadi, orang tua nggak jadi peserta utama dalam permainan, Bun.

"Sebenarnya anak-anak hanya menginginkan perhatian Bunda ketika bermain dengannya. Karena itu, sebaiknya orang tua membuat momen seperti waktu makan dan mandi agar terhubung dengan mereka," ujar Janet.

Ilustrasi orang tua ajak anak main Foto: thinkstock
Di sisi lain, psikolog anak Louise Porter bilang sebisa mungkin terimalah ajakan anak bermain. Dengan menolaknya, anak akan merasa nggak diperhatikan. Toh Bunda sedang sibuk, coba sampaikan ke anak Bunda mesti mengerjakan beberapa hal sebelum bermain dengan anak. Intinya, sebagai orang tua kita perlu sensitif dan responsif dengan kebutuhan anak, Bun.

Mulai usia dua tahun, anak-anak sudah ingin bermain dengan anak-anak lain. Nah, kalau seperti ini, penitipan anak atau kelompok bermain bisa dijadikan sarana untuk mengembangkan keterampilan bermain dan sosialisasi anak.

Bicara tentang bermain, Dr Tomas Ellegaard dari The Centre for Research in Early Childhood Education and Care di Denmark, mengatakan bermain menjadi cara terbaik anak-anak untuk mencari jawaban untuk diri mereka dalam mendapatkan kompetensi penyelesaian masalah.

Thomas menegaskan, dengan bermain anak-anak lebih mungkin untuk berinteraksi dan belajar. "Saya tentu akan mendorong anak-anak untuk mengikuti pembelajaran berbasis permainan pada usia dini. Umumnya orang tua ingin anak mengembangkan kemampuan akademisnya. Tapi, nggak ada salahnya jika kita beri kesempatan mereka untuk bermain dan mengasah kemampuannya," tutur Tomas seperti dilansir Telegraph.

(rdn/rdn)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Mengenal Roche Peserta Coc Season 2 yang Kepintarannya Curi Perhatian, Ini 5 Potretnya

Parenting Nadhifa Fitrina

Wizzy Dapat Kejutan Manis Hamil Anak Kedua di Momen Ulang Tahunnya yang Ke-31

Kehamilan Annisa Aulia Rahim

Turun BB 25 Kg dalam 4 Bulan, Ini 4 Cara Ampuh Menurut Pakar Bun!

Mom's Life Ajeng Pratiwi & Randu Gede

6 Tips Menabung ala Jepang agar Uang Cepat Terkumpul

Mom's Life Annisa Karnesyia

Keren! 5 Potret Sada Anak Fitri Tropica Ikut Lomba Ice Skating di Malaysia, Jadi Princess Belle

Parenting Nadhifa Fitrina

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Mengenal Roche Peserta Coc Season 2 yang Kepintarannya Curi Perhatian, Ini 5 Potretnya

Psikolog Ungkap 5 Kata Penyelamat Emosi Bunda Saat Anak Bikin Marah

Wizzy Dapat Kejutan Manis Hamil Anak Kedua di Momen Ulang Tahunnya yang Ke-31

6 Tips Menabung ala Jepang agar Uang Cepat Terkumpul

Keren! 5 Potret Sada Anak Fitri Tropica Ikut Lomba Ice Skating di Malaysia, Jadi Princess Belle

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK