parenting
Cara Mudah Mencegah dan Mengatasi Anak Picky Eater
Senin, 10 Dec 2018 12:15 WIB
Jakarta -
Istilah picky eater pastinya sudah tidak asing di telinga Bunda kan? Picky eater atau pilih-pilih makanan yang terjadi pada anak adalah masalah yang dialami sebagian besar orang tua. Sebelum tahu bagaimana mengatasinya, sebaiknya pahami dulu alasan kenapa anak menjadi picky eater.
Menurut ahli gizi, Rachel Olsen, ada beberapa penyebab yang membuat anak jadi picky eater. Di antarnya, anak tidak berkesempatan mencoba banyak rasa dan tekstur di awal umurnya. Anak menghindari makanan akibat rasa takut karena memiliki pengalaman tidak baik dengan makanan tersebut. Bisa juga karena terlalu banyak diberikan makanan manis, asin dan mengandung MSG.
"Kalau anak takut untuk mencoba makanan, kita harus tahu kenapa. Kalau anak sudah bisa bicara, harus kita tanya. Jadi pelan-pelan diajarkan, agar anak bisa bereksperimen baik dengan makanan," kata Rachel dalam acara Cerita BLW Annifoursary di Club Kemang Playground, Kemang, Jakarta Selatan, Minggu (9/12/2018).
Karena itu Rachel menyarankan, sebaiknya sejak kecil, anak dikenalkan dengan berbagai makanan. Tidak hanya bentuk dan rasanya saja tetapi cara mengolahnya juga, seperti makanan yang direbus, dikukus, digoreng, semuanya boleh dicobakan pada anak.
"Anak kecil butuh 15 kali mencoba makanan untuk memastikan dia suka atau tidak dengan makanan tersebut," tutur Rachel.
Lebih lanjut, Rachel menjelaskan untuk mengenalkan makanan pada anak mulailah dengan sayur karena rasanya lebih pahit dibanding buah. Kalau mulai dengan buah, nanti anak bisa tidak suka sayur. Jadi mulai dengan rasa yang hambar, seperti labu atau timun.
Dalam kesempatan yang sama, dokter spesialis anak, dr Arifianto atau yang akrab disapa dr Apin menuturkan, untuk mengatasi anak picky eater harus menggunakan prinsip responsive feeding. Cara tersebut melibatkan kemampuan orang tua merespons anak ketika diberi makan.
Sering kali terjadi, orang tua tidak bisa menganalisis kenapa tiba-tiba anaknya sudah jadi picky eater.
"Ketika anak menolak dan berpotensi jadi picky eater, maka orang tua sudah punya analisis, alasan kenapa anak ini nolak. Jadi, tidak terlambat untuk ditangani," kata dr Apin.
(yun/muf)
Menurut ahli gizi, Rachel Olsen, ada beberapa penyebab yang membuat anak jadi picky eater. Di antarnya, anak tidak berkesempatan mencoba banyak rasa dan tekstur di awal umurnya. Anak menghindari makanan akibat rasa takut karena memiliki pengalaman tidak baik dengan makanan tersebut. Bisa juga karena terlalu banyak diberikan makanan manis, asin dan mengandung MSG.
"Kalau anak takut untuk mencoba makanan, kita harus tahu kenapa. Kalau anak sudah bisa bicara, harus kita tanya. Jadi pelan-pelan diajarkan, agar anak bisa bereksperimen baik dengan makanan," kata Rachel dalam acara Cerita BLW Annifoursary di Club Kemang Playground, Kemang, Jakarta Selatan, Minggu (9/12/2018).
Karena itu Rachel menyarankan, sebaiknya sejak kecil, anak dikenalkan dengan berbagai makanan. Tidak hanya bentuk dan rasanya saja tetapi cara mengolahnya juga, seperti makanan yang direbus, dikukus, digoreng, semuanya boleh dicobakan pada anak.
![]() |
"Anak kecil butuh 15 kali mencoba makanan untuk memastikan dia suka atau tidak dengan makanan tersebut," tutur Rachel.
Lebih lanjut, Rachel menjelaskan untuk mengenalkan makanan pada anak mulailah dengan sayur karena rasanya lebih pahit dibanding buah. Kalau mulai dengan buah, nanti anak bisa tidak suka sayur. Jadi mulai dengan rasa yang hambar, seperti labu atau timun.
Dalam kesempatan yang sama, dokter spesialis anak, dr Arifianto atau yang akrab disapa dr Apin menuturkan, untuk mengatasi anak picky eater harus menggunakan prinsip responsive feeding. Cara tersebut melibatkan kemampuan orang tua merespons anak ketika diberi makan.
Sering kali terjadi, orang tua tidak bisa menganalisis kenapa tiba-tiba anaknya sudah jadi picky eater.
"Ketika anak menolak dan berpotensi jadi picky eater, maka orang tua sudah punya analisis, alasan kenapa anak ini nolak. Jadi, tidak terlambat untuk ditangani," kata dr Apin.