parenting

5 Tipe Anak Picky Eater dan Cara Mengatasinya, Bunda Perlu Tahu

Melly Febrida   |   HaiBunda

Senin, 15 Jun 2020 14:38 WIB

Jakarta -

Anak-anak membutuhkan makanan bergizi untuk mendukung tumbuh kembangnya. Tapi perlu diingat, tidak sedikit anak-anak yang suka pilih-pilih makanan, Bunda. Ini yang bikin orang tua pusing mesti memberi makan apalagi.

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Eating Behaviors Journal, anak-anak bisa mengembangkan pola makan tertentu sejak usia balita. Kebiasaan anak itu dipelajari dengan mengamati perilaku serta meniru orang-orang di sekitarnya.

Dan ternyata, ada beberapa jenis pemilih makanan (picky eater). Dengan memahami jenisnya, Bunda bisa mempelajarinya sehingga dapat membantu membuat waktu makan Bunda dan si kecil jadi lebih menyenangkan.


Berikut lima jenis picky eater, dikutip dari She Knows:

1. Pemakan cerewet

Dikatakan Jenny Tschiesche, pakar nutrisi dan penulis Real Lunchtime Food, berhadapan dengan anak picky eater bisa memicu stres, tapi cobalah untuk tetap tenang.

"Semakin santai orang tua, semakin santai anak, dan semakin besar kemungkinan anak untuk makan makanan yang bervariasi," kata Tschiesche.

Menurutnya, respons orang tua menentukan bagaimana waktu makan si kecil berjalan dengan baik. Anak-anak itu suka jika mendapat perhatian, jadi segala bentuk respons yang memperkuat perilaku, entah itu baik atau buruk, akan mendorong anak-anak untuk mematuhinya.

"Pujilah dan besarkan hati, tapi jangan terlalu memuji," saran Tschiesche.

Kebanyakan orang tua tergoda menawarkan makanan apapun ketika anak menolak makan agar anak makan sesuatu. Tapi, cobalah menghindari cara seperti ini.

"Semakin sering Anda melakukannya, semakin kecil kemungkinan mereka di masa depan untuk memakan apa yang Anda butuhkan," kata psikolog anak Natasha Tiwari.

Jangan berkecil hati dengan mencoba makanan baru. Selera anak-anak berevolusi dengan cepat, jadi apa yang diberikan beberapa bulan lalu mungkin sekarang diterima.

picky eaterIlustrasi anak picky eater/ Foto: Getty Images

2. Suka makanan manis

Begitu anak makan atau minum yang rasanya manis, bisa membuat anak menginginkan lagi dan lagi. Karena itu, Tschiesche dan Tiwari setuju pendekatan terbaik untuk kebiasaan ini dengan menyapih anak, lalu mengganti makanan atau minuman favorit dengan alternatif yang kurang manis.

"Lakukan perlahan, dan jangan membuat yang manis-manis menjadi buah terlarang, itu tidak akan berhasil," kata Tschiesche.

Tschiesche juga menyarankan untuk memikirkan apakah kekurangan nutrisi menjadi penyebab anak maunya makanan manis. Berkurangnya kadar zat besi bisa menyebabkan kurang berenergi dan kelelahan, sehingga membuat tubuh membutuhkan sesuatu yang manis untuk mendapat dorongan.

"Jika Anda khawatir, mungkin ini masalahnya, berbicaralah dengan dokter anak," katanya.

Sementara Tiwari menjelaskan, ada begitu banyak pilihan untuk makanan bebas gula yang bisa jadi bagian dari hidup sehat.

3. Tipe pemalu

Tiwari mengatakan, apabila anak malu makan di depan orang bisa karena respons kecemasan. Mungkin saja, anak disuruh keluar karena tak menghabiskan makannya atau dibuat malu karena menunda makan.

"Emosi yang terlibat begitu kuat, membuat pola perilaku itu," kata Tiwari.

Apabila si kecil mengalaminya, Tiwari menganjurkan orang tua kemungkinan membutuhkan bantuan profesional untuk melihat anak mereka.

"Kami akan mengembangkan garis waktu, atau peta dinamika keluarga, untuk melihat bagaimana budaya makan memunculkan perilaku makan anak," katanya.

4. Selalu lapar

Konsep kualitas daripada kuantitas bisa berlaku untuk anak yang selalu lapar. "Cukup sering, nafsu makan yang tak pernah puas merupakan hasil dari tidak mendapatkan makronutrien yang benar," ungkap Tschiesche.

Padahal, dalam sepiring makanan harus berupa seperempat protein, seperempat berupa karbohidrat, dan separuh lainnya berupa sayuran dan buah.

"Dengan rasio-rasio yang benar dapat sangat membantu mengendalikan nafsu makan," katanya.

Memberikan anak protein berkualitas baik daripada karbohidrat kosong, akan membantu memuaskan rasa lapar. Berikan makanan seperti salmon, daging, hummus dan yogurt ke dalam makanan anak, ketimbang mengandalkan nasi putih, roti, bagel, dan biskuit.

Jika makanan anak sudah seimbang tapi masih saja lapar, mungkin disebabkan percepatan pertumbuhan (growth spurt).

5. Penolak makanan

Memang sulit berurusan dengan anak yang terus-menerus mengatakan 'tidak lapar' atau hanya menginginkan makanan tertentu. Ini bahkan lebih sulit ketika anak tidak menginginkan makanan apa pun. Menurut Tschiesche, ada beberapa alasan di balik ini semua.

"Kita perlu mengeluarkan energi untuk merasakan perut lapar yang tepat," katanya menjelaskan.

Seorang anak yang berlari-lari sepanjang pagi akan merasa lebih lapar daripada yang duduk di depan TV. Jika anak tidak bermain dan kelelahan, maka kemungkinan tubuh mereka tidak akan membutuhkan banyak makanan untuk mengisi kembali pasokan energi.

Memberikan banyak cairan, terutama susu sebelum makan, bisa membuat perut anak kenyang. Dan terlalu banyak makanan ringan akan memiliki efek yang sama.

"Simpan camilan di tempat-tempat yang sulit dijangkau, pikirkan apakah minuman sebelum makan dapat memengaruhi rasa lapar, dan ketahuilah bahwa anak-anak yang lebih besar mungkin menyerang laci camilan ketika Anda tidak melihat," jelas Tschiesche menambahkan.

Untuk anak picky eater, Sarah Ockwell-Smith, spesialis metode Gentle Parenting menjelaskan, terus menawarkan makanan yang sebelumnya ditolak anak dapat sangat membantu dengan pilihan makanan anak-anak. Bunda bisa menawarkan beberapa opsi dalam satu piring, termasuk makanan yang anak suka, serta makanan baru dan makanan yang sebelumnya ditolak.

"Setelah berulang kali terpapar makanan, pilihan anak-anak bisa berubah. Kebiasaan alami ini yang membuat orang tua harus berjuang," kata Ockwell-Smith, dalam buku The Gentle Parenting Book.

Nah, anak Bunda termasuk picky eater yang mana? Semoga bisa teratasi ya.

Simak juga yuk 8 jenis makanan untuk mencerdaskan otak anak, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]



(muf/muf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT