Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Manfaat Ekspresi Wajah Bunda Saat Memijat Bayi

Yuni Ayu Amida   |   HaiBunda

Rabu, 30 Jan 2019 09:03 WIB

Menunjukkan ekspresi ketika memijat bayi banyak manfaatnya lho, Bun. Simak paparan ahli ini ya.
pijat bayi/Foto: iStock
Jakarta - Manfaat baby massage atau pijat bayi akan lebih terasa bila dilakukan oleh orang tua itu sendiri, Bun. Apalagi ketika memijat kita menunjukkan ekspresi wajah. Begini penjelasannya.

Menurut dr Bernie Endyarni Medise, Sp. A(K), MPH, memijat bayi merupakan hal penting yang sebenarnya adalah tugas orang tua. Tidak perlu sampai membawa bayi ke tukang urut untuk dipijat.


"Baby massage itu sangat penting, tapi please jangan ke dukun atau ke tukang urut deh, nggak ke orang lain deh. Itu adalah peran dari orang tua," kata dr Bernie dalam Talkshow 'Perawatan Esensial di Momen Emas Kehidupan Sang Buah Hati', di Restaurant Seribu Rasa Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (29/1/2019).

Lebih lanjut, dr Bernie menjelaskan bahwa pada saat baby massage, akan terjadi stimulasi antara orang tua dan bayi. Menurut sang dokter, stimulasi inilah yang memberi banyak manfaat, di antaranya tidur bayi lebih nyenyak, berat badan meningkat, komunikasi antara anak dan orang tua lebih bagus.

"Orang tua jadi lebih mengerti anak. Dan kita selalu menyarankan, ketika baby massage itu gunakan baby oil," terang dr Bernie.

Dalam kesempatan yang sama, psikolog anak dan keluarga, Dr. Rose Mini Agoes Salim, M.Psi., yang akrab disapa Bunda Romy, menyarankan untuk menggunakan ekspresi saat memijat maupun memandikan bayi. Hal ini agar bayi juga belajar untuk berekspresi.

"Jadi memijat bayi, memandikan bayi, pakai ekspresi, jangan lempeng dotcom, beda sama nyuci, ngulek," seloroh Bunda Romy.

Saat kita mengeluarkan ekspresi dan mengoceh di hadapan bayi, maka bayi juga akan mencontoh. Menurut Bunda Romy, bayi akan belajar ekspresi muka, belajar senyum, bahkan tertawa.

"Tapi kalau kita udah ngoceh, dia diem, nah itu harus hati-hati. Berarti ada yang nggak connect nih," ucap Bunda Romy.


Lebih dalam, Bunda Romy menerangkan bahwa kadang orang tua kurang bisa luwes dengan anak karena merasa bahwa sifatnya memang cenderung kaku. Padahal, orang tua seharusnya juga bisa berubah demi anak.

"Untuk anak, itu semua harus bisa kita rubah. Anak itu luar biasa belajar dari ortunya. Kita harus pahami, salah kita mengatur dia, marah-marah ke dia, mendidik dia, kita akan lihat kesalahan itu seumur hidup kita," tutup Bunda Romy. (yun/muf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda