Jakarta -
Anak-anak pasti senang jika diberi
mainan. Padahal, belum tentu punya banyak mainan baik untuk anak. Hal ini seperti pengalaman ibu dia anak, Juli William.
Seperti orang tua lain, William sering membelikan putrinya yang berusia 8 bulan beragam mainan. Belum lagi mainan pemberian dari orang lain. Namun, dalam keseharian nyatanya si kecil enggak memainkan semua mainannya. Bahkan, ketika tiba waktu membereskan mainan, sering sekali putri William bahkan William sendiri frustrasi dibuatnya.
"Saat anak saya berumur 18 bulan, kami pindah rumah dan tak semua mainan kami bawa. Saya hanya memberinya sepasang boneka binatang, puzzle, beberapa buku, perlengkapan seni, mainan balok, dan sebuah tenda," kata William dilansir
Motherly.
William melihat keajaiban. Putrinya mulai memainkan mainannya. Jumlah mainan yang sedikit juga membuat sang putri lebih mudah
merapikan mainannya. Melihat apa yang terjadi pada si sulung, ketika punya anak kedua William dan suaminya pun hanya memberi sedikit mainan dengan jenis beragam.
"Menyederhanakan sesuatu baik bagi kita. Dengan begitu, kita bisa punya lebih banyak waktu dengan anak dan pasangan. Ya, karena kita tak melulu direpotkan dengan urusan mainan anak," papar William.
Mainan sebenarnya bagus untuk perkembangan anak, Bun. Tapi kalau sudah kebanyakan, ruang tamu bisa penuh dengan mainan. Jennifer Cervantes, pekerja sosial di Texas Children's Developmental Pediatric mengatakan memiliki terlalu banyak mainan bisa membebani anak. Itu juga menyebabkan anak-anak mudah pindah dari satu mainan ke mainan berikutnya, tanpa sepenuhnya terlibat dengan mainan atau menggunakan imajinasi mereka.
"Kadang-kadang ketika anak-anak memiliki terlalu banyak mainan, mereka dapat dengan mudah berpindah dari satu mainan ke
mainan lainnya. Alhasil mereka punya sedikit kualitas interaksi dengan setiap mainan," kata Cervantes.
[Gambas:Video 20detik]
(rdn/rdn)