Jakarta -
Bisa dibilang ibu adalah orang pertama yang paling paham dan sadar akan bakat anaknya. Hal yang sama diceritakan moderator debat pamungkas pilpres 2019,
Balques Manisang. Balques mengungkap bahwa ibunya lah yang tahu ada bakat menjadi seorang jurnalis saat ia masih kecil.
Dikatakan Balques, dari ia duduk di bangku SD, sudah mulai meniru pembawa berita dan reporter yang sedang melapor.
"Dari kecil menurut pengakuan Mama, dari SD
acted it out. Dulu favorit banget
Dunia dalam Berita, kan biasanya bedtime sebelum jam 9 minta kelonggaran. 'Mam, kasih kelonggaran dong buat nonton
dulu'. Itu saya masih kecil, SD kelas satu," ujar Balques kepada
HaiBunda.
Balques tertarik dengan dunia jurnalistik karena melihat acara berita di TV yang tak pernah ia bayangkan prosesnya.
"
Dulu waktu kecil sempat
kepikiran, kok bisa
news reader itu baca berita misal sebuah kecelakaan. Tiba-tiba gambarnya masuk di TV, inovasinya bikin berita enggak gampang zaman dulu, dari zaman TV masih cetak-cetek," sambung wanita asal Sangir Talaud, Sulawesi Utara ini.
Jadi,
passion Balques sejak kecil adalah menjadi jurnalis, Bun. Ia juga menempuh pendidikan di London School of Public Relations, Jakarta jurusan Mass Communication. Balques kemudian juga bercerita ia memulai kariernya sebagai reporter. Berselang dua tahun, ia menjadi produser yang tugasnya lumayan berat,
live report entah ada
breaking news atau enggak.
"Cukup mengasah
skill, enggak cuma fisik mental pun diuji. Lalu, saya dipercaya jadi
associate producer, koordinator liputan, hingga ditantang bikin program acara. Karena rindu lapangan jadi bikin
Fakta. Kemudian di 2019 dapat kepercayaan juga jadi moderator debat," kata Balques.
Begitu terpilih menjadi moderator debat, keluarganya langsung memberikan doa dan berbagai wejangan.
"Mama, Papa, kakakku perempuan, abang iparku kasih doa. Tugasnya kan yang berat jadi bukan '
Cie kepilih', mereka ngasih doa supaya sehat, fokus penuh karena bisa menyampaikan pertanyaan-pertanyaannya capres dan cawapres supaya mereka mengerti. Lebih untuk ke publik," lanjutnya.
Balques Manisang saat membawakan program acaranya/ Foto: Instagram |
Selalu ada untuk keluarga terutama orang tuaBegitu terjun ke dunia jurnalistik, diakui Balques, ibunya sangat mendukung. Ibunya lah yang jadi saksi dari zaman SD.
"Jadi sebenarnya saya cari profesi bukan pekerjaan, itu kenapa saya kelihatan happy sama orang tua. Apalagi kita perempuan, yah ada
privilege yang memang
nyari profesinya sebagai nafkah utama. Terus dari kecil memang ingin jadi jurnalis karena beda ya dengan presenter, kalau presenter kan
you don't have to be a reporter, segala macam. Waktu kuliah enggak tahu ingin jadi apa, cuma karena anaknya kepo
ha-ha-ha," kata Balques.
Selain menjadi jurnalis, ia pun meluangkan waktu untuk membuat sekolah komunikasi Sepikul Indonesia. Ketika ditanya tentang
quality time bersama keluarga,
Balques sempat
curhat. Selama tujuh tahun saat dipercaya jadi produser, ia jarang makan malam bersama karena harus
on air."Tapi kebetulan keluarga juga orang rumahan, jadi jarang pergi-pergi. Kalau mau pergi-pergi paling pas liburan bareng.
Quality time yang terasa itu umrah bareng," ujarnya.
Meski sibuk, Balques berusaha memanfaatkan momen spesial bersama keluarga terutama orang tuanya.
"Kadang kita sibuk dengan kerjaan tapi tiba-tiba orang tua sudah tua saja. Tidak susah untuk meluangkan waktu tapi tidak istimewa juga untuk memiliki waktu sebanyak-banyaknya," kata Balques.
Wah, dengar cerita
Balques tentang orang tuanya kok ikut terinspirasi ya? Tahu bakat anaknya sejak kecil dan mendukung penuh untuk kesuksesan kariernya. Terkait hal itu, yang perlu kita ingat adalah bahwa potensi atau bakat setiap anak memang berbeda-beda ya, Bun. Hindari membandingkan anak dengan saudara atau teman-temannya, agar enggak mengikis rasa percaya diri mereka.
Alih-alih membandingkan, lebih baik membantu anak menemukan serta memaksimalkan bakatnya. Sudah menjadi tugas orang tua untuk mendukung, mengarahkan, dan memfasilitasi anak dalam mengembangkan bakatnya.
"Pertama-tama, Bunda dapat melihat dulu minat anaknya ke mana, potensinya apa, lalu komunikasikan dengan anak. Kalau memang anak mempunyai minat besar untuk mengembangkannya, orang tua bisa men-support dengan mencarikan tempat untuk anak berlatih," ujar psikolog Intan Erlita saat ngobrol bersama
HaiBunda.
[Gambas:Video 20detik]
(aci/som)