Jakarta -
Kejadian buruk dialami seorang bayi di Probolinggo, Jawa Timur baru-baru ini, Bun. Bayi berusia dua bulan bernama M. Aldo Sanjaya harus masuk rumah sakit karena dicakar oleh
kera liar. Hiks.
Dikutip dari
20detik, kejadian bermula saat sang ibu, Yuliatin, meninggalkan Aldo sebentar untuk mengangkat jemuran. Tiba-tiba terdengar suara berisik dan jeritan anaknya yang lain dari dalam rumah.
"Saat dia (Aldo) tidur, saya taruh dia pelan-pelan, taruh bantal sebelahnya. Saya ambil jemuran di depan, belum ada 5 menit, langsung anak saya yang sebelas tahun menjerit," kata Yuliatin.
Tidak hanya dicakar, Aldo sempat dibawa dan digendong kera liar tersebut sebelum akhirnya dijatuhkan. Akibatnya, Aldo harus dilarikan ke rumah sakit dan menjalani operasi karena luka parah di bagian kepala.
Sejak 3 bulan terakhir, kawanan kera ekor panjang terus meneror pemukiman warga di kelurahan Kedung Asem dan Sumber Taman, Probolinggo, Jawa Timur. Warga yang ketakutan harus selalu siaga menjaga buah hatinya saat bermain di luar rumah.
"Kera-kera sering bergelantungan di genteng dan rumah orang. Saya takut karena punya anak kecil-kecil. Saya sampai kurung mereka karena takut diserang kera," ujar Sulastri, warga Kelurahan Kedung Asem.
Sejauh ini baru 2 kera berhasil ditangkap. Diduga masih ada 3 lagi yang berkeliaran di permukiman warga. Hewan liar yang berkeliaran di rumah warga memang bukan hal baru terjadi. Alasannya bisa karena manusia itu sendiri, Bun.
Menurut Carlos Drews, Ph,D, director dari WWF's Global Species Programme, beberapa hewan liar masih bergantung dengan manusia.
"Mereka dirancang sebagai hewan buas. Meskipun dipelihara, mereka tidak akan berfungsi sebagai sahabat seperti ikatan hewan peliharaan dengan manusia," kata Drews, dalam jurnal berjudul
Attitudes, Knowledge and Wild Animals as Pets in Costa Rica, dilansir
Psychology Today.
 Ilustrasi anak dan binatang/ Foto: istock |
Karena sifatnya ini, penting bagi kita sebagai orang tua untuk membekali anak, Bun. Kita harus bisa mengajari anak untuk menjaga dirinya sendiri saat bertemu hewan liar.
Mengutip
Safety Risk, penting bagi anak belajar untuk tidak mengganggu atau mendekati hewan liar. Apapun bentuknya, jika hewan tersebut liar, anak harus menjauhinya ya.
Melarang anak menjauhi hewan liar bukan berati menakut-nakuti anak ya. Sebagai orang tua, Bunda bisa memberi pengertian dengan menjelaskan pentingnya menghormati semua hewan.
Ada 3 cara yang bisa Bunda lakukan untuk mengedukasi anak tentang hewan liar.
1. Kenalkan anak semua jenis hewan liar di kebun binatang. Jelaskan jika fungsi kandang untuk membuat anak aman. Biarkan anak tahu jika hewan tersebut mudah takut, sehingga butuh ruang untuk merasa aman. Untuk anak yang lebih dewasa, coba jelaskan jika hewan bisa berbahaya saat mereka merasa ditekan.
2. Peringatkan si kecil jika hewan liar mungkin saja hidup di lingkungan rumah. Bila bertemu hewan liar, ajari dia untuk menjauhinya dengan memberikan ruang.
3. Ketika di luar rumah dan bertemu
hewan liar, tunjukan cara Bunda menghadapi situasi dengan menjaga jarak.
Anak akan mudah mengerti jika diberi contoh langsung.
[Gambas:Video 20detik]
(ank/rdn)