
parenting
Tips Atasi Alergi Bulu Meski Punya Hewan Peliharaan
HaiBunda
Senin, 29 Apr 2019 19:06 WIB

Jakarta -
Ketika anak punya alergi dan punya hewan peliharaan seperti anjing atau kucing, masalah bisa jadi Bunda temui. Di sisi lain anak gemas dengan hewan peliharaannya, namun risiko alergi pun mengintai.
Dr.Dawn Lim, dokter anak yang fokus di bidang alergi, mengatakan bulu binatang peliharaan seperti hamster dan burung berpotensi menyebabkan alergi. Meskipun, kucing dan anjing menjadi penyebab paling umum alergi terhadap hewan.
Menurut Lim, sekitar 10 hingga 40 persen orang di negara maju sensitif terhadap alergen kucing dan anjing. Padahal, alergen kucing dan anjing dapat ditemukan di banyak rumah karena dua binatang ini merupakan hewan peliharaan. Tapi, jangan salah, Bun, di rumah-rumah yang tak memiliki hewan peliharaan juga bisa ditemukan alergen kucing dang anjing.
"Karena alergennya sangat kecil dan lengket, melayang-layang dan menempel di hampir semua permukaan. Mereka ditemukan di dinding dan lantai, karpet, furnitur, kasur, dan bantal. Mereka juga dapat menempel pada pakaian," kata Lim dalam bukunya yang berjudul Childhood Allergies.
Sebenarnya apa yang dimaksud bulu binatang? Menurut Lim, bulu binatang tersebut adalah kulit mati semua hewan yang beregenerasi dan dalam bentuk kulit mati dan baru.
"Kulit mati yang merupakan penyebab utama reaksi alergi," kata Lim.
Tak hanya bulu binatang, Lim bilang air liur dan air seni juga bisa memicu alergi. Ketika hewan menjilati bulu mereka atau buang air kecil, mereka menyimpan alergen ini di bulu. Nah, alergen dapat melayang setelah kering.
Untuk menjauhkan alergen hewan, kata Lim, cara terbaiknya adalah menjauhkan hewan peliharaan. Ini sering membuat pecinta hewan dilema karena mereka merasa hewan peliharaan seperti anggota keluarga. Apabila hewan peliharaan sudah meninggalkan rumah, lanjut Lim, alergen sepenuhnya bisa diberantas hingga enam bulan.
Pilihan lain yang bisa dilakukan, yakni memindahkan hewan peliharaan ke luar rumah. Tapi, cara tersebut tidak mengurangi alergen di dalam ruangan, karena alergen ini ringam dan lengket, serta akan melayang kembali ke rumah.
Lim menyarankan apabila hewan peliharaan tidak dipindahkan dari rumah, lakukan cara-cara ini, Bun:
1. Lepas atau ganti karpet, gorden tebal, kasur, beddings, dan jok yang sering menjadi tempat menempelnya alergen hewan peliharaan.
2. Bersihkan rumah secara teratur dan gunakan vakum dengan HEPA filters
3. Gunakan filter udara dengan HEPA atau filter elektrostatik untuk menghilangkan alergen yang beterbangan
4. Sikat bulu hewan peliharaan di luar rumah dan coba untuk tidak merawatnya terlalu sering. Sebab, setiap kali kita menyikat bulu kucing atau anjing, bulu-bulu dilepaskan ke udara
5. Mandikan hewan peliharaan setidaknya dua kali seminggu
6. Jauhkan hewan peliharaan dari kamar tidur
Orang dengan alergi kucing sangat sensitif terhadap protein yang terdapat di dalam air liur, urine, dan sisik kulit kering pada kucing. Gejala alergi kucing dapat berkembang dalam beberapa menit atau bahkan beberapa jam. Beberapa orang dengan asma parah bahkan lebih berisiko setelah kontak dengan kucing, seperti dilansir BBC.
"Alergen kucing sangat sulit untuk dihindari karena merupakan molekul 'lengket' yang bisa dibawa ke mana saja melalui sepatu dan pakaian orang," kata direktur layanan klinis Allergy UK, Maureen Jenkins.
(rdn/rdn)
Dr.Dawn Lim, dokter anak yang fokus di bidang alergi, mengatakan bulu binatang peliharaan seperti hamster dan burung berpotensi menyebabkan alergi. Meskipun, kucing dan anjing menjadi penyebab paling umum alergi terhadap hewan.
Menurut Lim, sekitar 10 hingga 40 persen orang di negara maju sensitif terhadap alergen kucing dan anjing. Padahal, alergen kucing dan anjing dapat ditemukan di banyak rumah karena dua binatang ini merupakan hewan peliharaan. Tapi, jangan salah, Bun, di rumah-rumah yang tak memiliki hewan peliharaan juga bisa ditemukan alergen kucing dang anjing.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena alergennya sangat kecil dan lengket, melayang-layang dan menempel di hampir semua permukaan. Mereka ditemukan di dinding dan lantai, karpet, furnitur, kasur, dan bantal. Mereka juga dapat menempel pada pakaian," kata Lim dalam bukunya yang berjudul Childhood Allergies.
Sebenarnya apa yang dimaksud bulu binatang? Menurut Lim, bulu binatang tersebut adalah kulit mati semua hewan yang beregenerasi dan dalam bentuk kulit mati dan baru.
![]() |
Tak hanya bulu binatang, Lim bilang air liur dan air seni juga bisa memicu alergi. Ketika hewan menjilati bulu mereka atau buang air kecil, mereka menyimpan alergen ini di bulu. Nah, alergen dapat melayang setelah kering.
Untuk menjauhkan alergen hewan, kata Lim, cara terbaiknya adalah menjauhkan hewan peliharaan. Ini sering membuat pecinta hewan dilema karena mereka merasa hewan peliharaan seperti anggota keluarga. Apabila hewan peliharaan sudah meninggalkan rumah, lanjut Lim, alergen sepenuhnya bisa diberantas hingga enam bulan.
Pilihan lain yang bisa dilakukan, yakni memindahkan hewan peliharaan ke luar rumah. Tapi, cara tersebut tidak mengurangi alergen di dalam ruangan, karena alergen ini ringam dan lengket, serta akan melayang kembali ke rumah.
Lim menyarankan apabila hewan peliharaan tidak dipindahkan dari rumah, lakukan cara-cara ini, Bun:
1. Lepas atau ganti karpet, gorden tebal, kasur, beddings, dan jok yang sering menjadi tempat menempelnya alergen hewan peliharaan.
2. Bersihkan rumah secara teratur dan gunakan vakum dengan HEPA filters
3. Gunakan filter udara dengan HEPA atau filter elektrostatik untuk menghilangkan alergen yang beterbangan
4. Sikat bulu hewan peliharaan di luar rumah dan coba untuk tidak merawatnya terlalu sering. Sebab, setiap kali kita menyikat bulu kucing atau anjing, bulu-bulu dilepaskan ke udara
5. Mandikan hewan peliharaan setidaknya dua kali seminggu
6. Jauhkan hewan peliharaan dari kamar tidur
Orang dengan alergi kucing sangat sensitif terhadap protein yang terdapat di dalam air liur, urine, dan sisik kulit kering pada kucing. Gejala alergi kucing dapat berkembang dalam beberapa menit atau bahkan beberapa jam. Beberapa orang dengan asma parah bahkan lebih berisiko setelah kontak dengan kucing, seperti dilansir BBC.
"Alergen kucing sangat sulit untuk dihindari karena merupakan molekul 'lengket' yang bisa dibawa ke mana saja melalui sepatu dan pakaian orang," kata direktur layanan klinis Allergy UK, Maureen Jenkins.
(rdn/rdn)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
3 Faktor Bisa Tingkatkan Risiko Alergi pada Anak dan Cara Mencegahnya

Parenting
Bintik Merah di Kulit Anak Usai Minum Susu Bisa Jadi Tanda Alergi

Parenting
Cerita Melanie Putria tentang Anaknya yang Alergi Junk Food

Parenting
Fakta-fakta Alergi pada Anak yang Bunda Perlu Tahu

Parenting
Yuk! Lakukan Hal Ini Bun, Agar Anak Nyaman Meski Punya Alergi


10 Foto