Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Efek Anak Diejek karena Cuma Puasa Setengah Hari

Radian Nyi Sukmasari   |   HaiBunda

Senin, 06 May 2019 08:05 WIB

Anak-anak yang masih belajar puasa biasanya mulai mencoba puasa setengah hari lebih dulu.
Ilustrasi anak malu karena diejek/ Foto: iStock
Jakarta - Namanya proses belajar, pasti bertahap. Termasuk juga ketika si kecil belajar berpuasa. Umumnya, anak mulai puasa setengah hari lebih dulu. Saat waktu Zuhur, mereka berbuka puasa dan lanjut berpuasa lagi sampai Maghrib.

Kadang kala, ketika anak puasa setengah hari, ada komentar orang di sekitar yang bikin mereka enggak nyaman. Seperti pengalaman sahabat HaiBunda bernama Tisya. Ia bercerita, kala itu anak perempuannya masih berumur tujuh tahun dan belajar puasa setengah hari.

Suatu hari, Tisya dan keluarga berkunjung ke rumah orang tua. Saat adzan Zuhur, putri Tisya minta dibuatkan mi instan untuk berbuka. Ketika itulah si kecil diledek adik Tisya.


"Jadi, tantenya ngeledekin, 'Ih malu, yang lain pada puasa kamu makan'. Maksudnya bercanda. Tapi anak saya sebel, dia juga malu akhirnya. Enggak mau makan mi-nya. Tapi lama-lama, mau makan juga dan saya bilang kalau tantenya cuma bercanda," tutur Tisya.

Memang, kegiatan puasa setengah hari kadang sering jadi bahan ledekan anak-anak, termasuk kakak pada adiknya. Nah, ketika diejek seperti ini saat belajar puasa, anak bisa merasa malu dan minder. Bahkan, ketika ledekan didapat karena anak melakukan kesalahan seperti keliru melakukan gerakan saat sedang pentas, anak bisa jadi enggak mau melakukan hal itu.

[Gambas:Instagram]

Seperti kata psikolog Dr.Rachel Busman, perasaan malu pada anak karena diledek bisa terasa menyakitkan untuknya. Meskipun, kadang ejekan tersebut terdengar sepele bagi orang dewasa. Untuk menghadapi anak yang malu karena diledek, Bunda tidak perlu bereaksi berlebihan.


"Tenang dan katakan pada anak bahwa Anda mengerti apa yang dia rasakan, misalnya malu atau minder. Kemudian, sampaikan pada anak bahwa dia hebat karena sudah mencoba melakukan sesuatu meski belum sempurna," tutur Busman, seperti dilansir Child Mind Institute.

Busman mengingatkan, kadang setelah anak menumpahkan perasaannya dan mendapat semangat dari orang tua, anak bisa berdamai dengan keadaan. "Bahkan ada anak yang saat dia malu melakukan kesalahan, tapi orang di sekitarnya tak terlalu ambil pusing, dia baik-baik saja," tambah Busman.

[Gambas:Video 20detik]

(rdn/muf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda