Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

7 Kesalahan Orang Tua saat Membicarakan Seks pada Anak

Annisya Asri Diarta   |   HaiBunda

Kamis, 15 Aug 2024 21:50 WIB

Pendidikan seks anak
Pendidikan seks anak/ Foto: Getty Images/Kunlathida Petchuen
Daftar Isi

Di tengah perkembangan informasi yang begitu pesat, tentunya Bunda perlu memberikan pengetahuan yang tepat mengenai seksualitas sesuai usia anak. Pendidikan seks yang baik membantu anak memahami tubuh mereka, menghargai privasi, serta mencegah perilaku berisiko dan kekerasan seksual.

Sayangnya, masih banyak orang tua merasa canggung atau tidak siap saat membicarakan topik seks dengan anak. Namun, menghindari percakapan ini membuat anak mencari informasi dari sumber yang tidak dapat diandalkan bahkan berbahaya.

Pengamat sosial Universitas Indonesia (UI), Devie Rahmawati mengatakan bahwa orang tua dari generasi Z adalah bagian dari generasi X dan baby boomers. Mereka tumbuh dalam era yang lebih konservatif, di mana topik seks masih dianggap sebagai hal yang sangat pribadi.

Di sisi lain, orang tua di Indonesia sering kali tidak terbiasa untuk melakukan hal tersebut. "Orang tua tidak tahu cara mengajarkan [edukasi seks pada] anak karena tidak ada modul atau panduannya," katanya pada CNN Indonesia dikutip Jumat (9/8/2024).

Walaupun orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anak. Tetapi, terkadang Bunda melakukan kesalahan dalam memberikan pendidikan seks pada anak. Simak hal-hal yang perlu dihindari Bunda untuk perkembangan anak.

Kesalahan orang tua saat membicarakan seks pada anak

Menilik laman Dr. Laura Berman, terdapat hal-hal yang perlu Bunda hindari saat membicarakan seks pada Si Kecil. Simak selengkapnya, Bunda.

1. Orang tua beranggapan bahwa seks kotor, buruk dan berbahaya

Menakut-nakuti anak mengenai topik seks tentu tidak akan efektif. Bunda bisa menjelaskan bahwa seks harus dilakukan pada waktu yang tepat. Selain itu, Bunda juga dapat menjelaskan risiko-risiko yang ada jika anak belum siap.

Sebaiknya, berikan informasi yang akurat dan nasihat dari perspektif yang positif, penuh cinta, dan bukan dari rasa takut atau malu.

2. Beban orang tua yang merusak pengenalan seks pada anak

Hindari mengaitkan stigma negatif tentang gender atau trauma masa lalu saat membicarakan seks dengan anak. Tidak masalah dan wajar jika Bunda berbagi ketakutan dengan anak dan memperingatkan mereka tentang risiko dimanfaatkan oleh pasangan seksual.

Namun, lakukanlah dengan tenang, adil, dan tanpa menggunakan stereotip gender kuno seperti "gadis baik" dan "anak nakal."

3. Orang tua menyampaikan lelucon yang merugikan dan membahayakan perkembangan seks anak

Ketika anak mulai mengenal lawan jenisnya, Bunda dan Ayah sebaiknya tidak membuat lelucon yang menggoda mereka. Hal ini bisa merusak wibawa sebagai orang tua. Simpanlah lelucon tersebut dan berikan kebaikan sebagai bentuk kasih sayang kepada mereka. 

4. Orang tua masih menanamkan gagasan bahwa yang sayang hanya mereka

Jangan menanamkan gagasan pada anak bahwa mereka pasti akan disakiti dan Bunda adalah satu-satunya orang yang bisa mereka percayai. Meski Bunda ingin menjadi orang yang selalu ada dan dapat diandalkan oleh anak ketika mereka membutuhkan bantuan, ingatlah bahwa di masa depan, anak akan membutuhkan pasangan sebagai teman hidup hingga akhir hayat, Bunda. 

5. Orang tua tidak mengizinkan dan mendiskusikan eksplorasi diri

Masturbasi sebenarnya membawa manfaat kesehatan, normal, dan sepenuhnya aman. Dengan masturbasi, tidak akan berhadapan dengan risiko kehamilan dan IMS, dan termasuk cara yang bagus bagi remaja untuk mengenal tubuh dan respons seksual mereka sendiri.

6. Orang tua tidak mendiskusikan persetujuan

Terkadang, beberapa orang tua dengan niat baik terlalu membatasi anak-anak mereka. Sebenarnya, Bunda dan Ayah dapat memberikan pendidikan tentang seks saat anak-anak mereka tumbuh dewasa, baik pada perempuan maupun laki-laki.

Bunda juga dapat memberikan pilihan kepada mereka beserta risiko yang terkait. Dengan cara ini, anak-anak dapat mempertimbangkan dan memilih dengan lebih bijaksana, memilih opsi dengan risiko yang paling minim bagi mereka.

7. Orang tua terlalu mengidentifikasi diri anak

Mengutip Pshycology Today, terdapat hal-hal yang perlu Bunda hindari saat membicarakan seks pada Si Kecil. Salah satunya empati yang sebetulnya bertujuan baik untuk memahami perasaan orang lain. Namun, mengidentifikasi secara berlebihan berarti merasakannya seolah-olah itu adalah milik Bunda.

Pastinya, semua orang pernah merasakan kepedihan dan kegembiraan kala beranjak dewasa, tetapi jika bertindak terlalu berlebihan terhadap anak-anak, mengambil alih pengalaman mereka sendiri, menghambat mereka untuk membentuk opini tentang seks, dan menyelesaikan masalah sendiri.

Cara ini seolah-olah masalah yang mereka alami adalah milik Bunda, bukan milik mereka. Sebaiknya, Bunda dapat membiarkan anak mengalami masalahnya masing-masing. Sebagai orang tua, Bunda bertugas untuk mendukung dan mengarahkan saja kala anak mengalami kegagalan.

Demikian ulasan tentang kesalahan orang tua saat membicarakan seks pada anak. Semoga bermanfaat untuk perkembangan Si Kecil, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda