Jakarta -
Tokoh bersahaja, KH Maimum Zubair atau kerap disapa
Mbah Moen tutup usia. Pengasuh Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang, Jawa Tengah itu
meninggal di Mekah saat menjalankan ibadah haji.
Hal ini disampaikan Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), A Helmy Faishal Zaini. Dalam keterangannya, Helmy mengungkapkan duka yang mendalam.
"Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menyampaikan
innalillahi wainnailaihirajiun. Berduka yang sangat mendalam. Indonesia kehilangan tokoh panutan, pemimpin dan pengayom umat," kata Helmy, dikutip dari
detikcom.
Mbah Moen dikenal sebagai tokoh yang disegani di NU. Helmy mengenang sosok pria kelahiran 28 Oktober 1928 itu sebagai pria bersahaja yang cinta tanah air.
"KH Maimun Zubair menegaskan bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia merupakan sebuah anugerah yang diberikan oleh Allah SWT atas perjuangan yang penuh dengan kesungguhan dan menghapuskan penjajahan," ujar Helmy.
KH Maimum Zubair atau Mbah Moen / Foto: PPP |
Dilansir laman NU, mendiang Mbah Moen dikenal sebagai orang yang faqih, muharrik, dan cinta tanah air. Sifat-sifat ini merupakan panutan yang bisa dicontoh, terutama oleh si kecil, Bun.
Faqih adalah seseorang yang memiliki penguasaan agama mendalam terutama dalam
ilmu fiqih. Demikian seperti dikutip dari perkataan KH Ma'ruf Amin.
Muharrik adalah penggerak. Artinya, dia menjadi dinamo yang bisa menggerakkan seluruh jaringan. Meski dikenal sebagai tokoh keagamaan, Mbah Moen juga pernah menjadi anggota DPRD Rembang selama 7 tahun dan anggota MPR RI utusan Jawa Tengah, demikian dilansir
CNN Indonesia.
Dalam peringatan hari lahir ke-96 Nahdlatul Ulama pada April lalu, Mbah Moen menjelaskan bentuk nasionalisme dan cara mencintai bangsa Indonesia. Caranya dengan selalu menjaga hubungan persaudaraan antar anak bangsa (
ukhuwah wathaniyah).
"Harus dijaga
ukhuwah wathaniyah,
ukhuwah kebangsaan," tutur Mbah Moen kala itu.
Mbah Moen juga dikenal sebagai penengah atau mediator. Dalam beberapa kesempatan, Mbah Moen pernah ditunjuk untuk menyelesaikan konflik politik, Bun.
Dalam wawancaranya dengan
detikcom, mendiang Mbah Moen juga menjelaskan nilai toleransi. Meski berbeda keyakinan, katanya, jangan sampai ada kerusuhan.
"Ya harus
toleransi (dengan adanya perbedaan), artinya jangan membuat
perbedaan agama, membuat kerusuhan. Sekarang membutuhkan persatuan untuk hidup di dunia ini," pungkas Mbah Moen.
Simak wawancara selengkapnya di video berikut, Bun.
[Gambas:Video 20detik]
(ank/rdn)