Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Cara Membuat Anak Disiplin Berdasarkan Usia

Melly Febrida   |   HaiBunda

Jumat, 30 Aug 2019 16:00 WIB

Orang tua bisa lho menanamkan kedisiplinan pada anak sejak dini.
ilustrasi cara membuat anak disiplin/ Foto: iStock
Jakarta - Disiplin perlu ditanamkan pada anak sejak dini. Bunda bisa mengajarkan kedisiplinan pada anak berdasarkan usianya.

"Disiplin adalah tentang membimbing dan mengajar anak-anak kita, bukan tentang hukuman atau kemarahan," kata Scott Wooding, psikolog anak di Calgary dan penulis The Parenting Crisis mengutip Todays Parent.

Menurutnya, disiplin merupakan cara membantu anak-anak belajar benar dan salah, dan menjaga mereka tetap aman. Berikut cara membuat anak disiplin In berdasarkan tahapan umur anak.

1. Balita

Elizabeth Pantley, penulis The No-Cry Discipline Solution, mengatakan pada usia ini anak-anak belum merengek, ribut, atau mengamuk guna memanipulasi atau membuat orang tua marah. Sebagian besar balita berperilaku buruk karena tak bisa mengekspresikan atau mengendalikan emosinya.

Kadang, mereka tantrum sebagai bentuk ekspresi kesal atau marah ketika kenyataan tak berjalan sesuai ekspektasi.

"Ajari balita disiplin dengan memberi pilihan maksimal dua dengan memberi tahu konsekuensinya secara sederhana. Lalu, ibu perlu tetap tenang karena di usia balita anak akan mencontoh apa yang orang tuanya lakukan," kata Pantley.

Bunda juga bisa meminta anak mengelola kemarahannya dengan memberi time out. Menurut para ahli, cara ini efektif untuk mengajarkan disiplin.

2. Prasekolah

Pada usia ini keterampilan komunikasi anak sudah berkembang dan dia lebih mampu mengikuti instruksi serta memahami penjelasan. Pantley bilang, anak-anak sudah mulai belajar berbagi, sopan santun, dan bergaul dengan teman

Sarah Chana Radcliffe, penulis Raise Your Kids Without Raising Your Voice mengatakan Bunda mesti telaten melatih disiplin anak usia prasekolah. Jika permintaan tak digubris, beri anak peringatan konsekuensi yang akan dia hadapi. Tapi, hindari memberi ancaman. .

3. Usia sekolah

Anak-anak sekarang sudah lebih mampu mengekspresikan perasaan mereka dan menunjukkan kontrol diri. Kata Radcliffe, Bunda bisa mengajak anak diskusi tentang pentingnya disiplin.

"Kemudian, beri anak kesempatan melakukan hal itu lagi dan sampaikan apa yang perlu dia capai. Jangan lupa beri apresiasi saat anak berhasil dan gunakan konsekuensi logis saat anak tak bisa disiplin. Misal tak tidur siang, anak kehilangan jam bermainnya," kata Radcliffe.

ilustrasi cara membuat anak disiplinilustrasi cara membuat anak disiplin/ Foto: iStock
4. Pra-remaja

Masalah yang umum dihadapi anak mulai melawan. Michele Borba, penulis The Big Book of Parenting Solutions mengatakan di usia pra-remaja anak umumnya mulai melawan. Untuk mendisiplinkan mereka, Radcliffe menyarankan untuk tidak mendikte anak.

"Libatkan mereka ketika membuat kesepakatan dan buka kesempatan untuk bernegosiasi. Jangan lupa, terapkan aturan dengan tegas dan sampaikan apa tujuan yang hendak dicapai dari peraturan itu," tambah Radcliffe.

Bunda, ingat ya kalau dalam mendisiplinkan anak kita mesti tahu batasannya. Setiap tindakan yang dilakukan orang tua harus mengacu apakah itu termasuk kekerasan pada anak atau tidak.

Disiplin dianggap sebagai kekerasan apabila tindakan tersebut menimbulkan trauma, menyakitkan, dan mengancam jiwa anak. Kalau anak dipukul atau dicubit sesekali, mungkin masih wajar. Tapi kalau berkali-kali, bisa dianggap kekerasan.



"Hukuman disiplin pada anak baiknya dipahami sehingga perilaku anak berubah menjadi positif, dan dapat melatih tanggung jawabnya," ujar DR.Dr.Meita Dhamayanti, Sp.A(K).

Bunda, penyebab para ayah sering mengubah pola disiplin anak bisa disimak di video berikut ya.

[Gambas:Video Haibunda]

(rdn/rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda