Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

5 Cara Menerapkan Positive Discipline untuk Cegah Kekerasan pada Anak

Kinan   |   HaiBunda

Minggu, 30 Apr 2023 04:00 WIB

5 Cara Menerapkan Positive Discipline untuk Cegah Kekerasan pada Anak
Ilustrasi 5 Cara Menerapkan Positive Discipline untuk Cegah Kekerasan pada Anak. Foto: Getty Images/Erdark

Alih-alih membentak atau menerapkan hukuman berat, ada cara lain untuk mendisiplinkan anak yakni dengan metode positive discipline. Tanpa disadari, cara mendisiplinkan yang keliru bisa menjadi salah satu bentuk kekerasan pada anak lho, Bunda.

Jika hal ini terus-menerus dilanjutkan, bukan tidak mungkin anak jadi terbiasa menggunakan kekerasan dan bentakan dalam menyelesaikan masalah. Termasuk sampai kelak mereka tumbuh dewasa.

Selain itu, menurut penelitian dalam American Academy of Pediatrics, mendidik anak tanpa kekerasan juga dapat berpengaruh bagi kehidupannya secara keseluruhan.

"Positive discipline adalah gaya mendisiplinkan di mana orang tua dan pengasuh dapat mengatasi perilaku yang tidak diinginkan tanpa menyakiti anak, baik secara fisik atau verbal,” ungkap Scott Grant, MPH, FAAP, dokter anak di Children's Hospital of Michigan.

Dikutip dari Healthline, Grant menyebut bahwa metode disiplin yang buruk bisa memengaruhi keterampilan sosial dan kehidupan anak. 

Cara menerapkan positive discipline pada anak

Jika Bunda ingin mendisiplinkan anak tanpa kekerasan, metode positive discipline bisa diterapkan. Selain membentuk karakter disiplin pada anak, hal ini juga dipercaya dapat memperkuat bonding dan rasa percaya antara orang tua dengan anak. 

Berikut cara menerapkan positive discipline yang bisa coba dibiasakan di rumah sejak dini seperti dilansir berbagai sumber:

1. Sering ajak anak mengobrol

Saat marah, seringkali anak hanya ingin didengarkan terlebih dahulu. Mengobrol juga bisa membantu meredakan emosi lho, Bunda. Sebisa mungkin dengarkan keluhan anak tanpa menghakimi.

Biarkan anak meluapkan emosinya saat berbicara, misalnya dengan menangis. Hal ini akan membantu membuat anak merasa diberi waktu untuk mengungkapkan perasaannya.

Apa lagi ya cara menerapkan positive discipline untuk cegah kekerasan pada anak? Yuk Bunda cari tahu di halaman selanjutnya.

Bunda ingin membeli produk kesehatan dan kebutuhan untuk anak. Langsung aja yuk, Bun klik di sini.

Simak juga video gaya parenting ala Korea berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]




BAGAIMANA CARA MENERAPKAN POSITIVE DISCIPLINE LAINNYA?

Carina Asian mother comforting her distraught daughter at home.

Ilustrasi 5 Cara Menerapkan Positive Discipline untuk Cegah Kekerasan pada Anak. Foto: Getty Images/iStockphoto/Drazen Zigic

2. Memberi afirmasi secara positif

Dikutip dari Very Well Family, penelitian menunjukkan bahwa ketika anak-anak diberi apresiasi atas sesuatu yang mereka lakukan dengan benar, apakah itu mengikuti aturan atau berbagi mainan, mereka cenderung berperilaku lebih baik di kesempatan berikutnya. 

Saat menggunakan penguatan positif, akan lebih efektif untuk memuji tindakan tertentu dari perilaku baik daripada karakter atau kepribadian anak.

3. Jadi role model yang baik

Cara menerapkan positive discipline yang tak boleh diabaikan yakni memberi contoh baik. Alasannya, anak merupakan sosok peniru yang belajar dari perilaku orang-orang terdekat di sekitarnya.

Apabila Bunda senang berteriak, membentak atau memberi hukuman fisik, anak pun cenderung turut melakukan hal tersebut di kemudian hari untuk menyelesaikan masalah.

Ujian anak sekolah

4. Tak ragu meminta maaf

Meminta maaf menjadi salah satu langkah penting untuk mengendalikan emosi, termasuk pada anak. Tanamkan kebiasaan tidak malu untuk meminta maaf, sehingga anak terhindari dari kebiasaan menggunakan kekerasan saat menghadapi masalah.

5. Tanamkan kebiasaan baik dan konsekuensinya

Kebiasaan baik perlu ditanamkan sejak dini supaya lebih mudah diterapkan oleh anak secara rutin. Hal ini juga dapat membantu mengurangi kemungkinan anak berperilaku kurang baik di kemudian hari.

Misalnya, biasakan anak untuk melapor setiap kali akan pulang terlambat. Dengan demikian, Bunda tidak perlu marah besar jika anak ada keperluan mendadak sepulang sekolah. Ini karena anak sudah terbiasa akan melapor terlebih dahulu.

Kendati demikian, konsekuensi tetap perlu diterapkan meski tanpa kekerasan ya, Bunda. Misalnya dengan mengurangi jam bermain atau melakukan pekerjaan rumah tertentu.

Demikian ulasan tentang cara menerapkan positive discipline untuk cegah kekerasan pada anak. Mana yang sudah pernah Bunda terapkan pada Si Kecil?


(fir/fir)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda