parenting
Arti Nama Habibie dan Kisah Lucu Lagu Arab di Bandara Kairo
Sabtu, 21 Sep 2019 18:01 WIB
Jakarta -
Habibie kecil merasa aneh saat ada orang memanggil dirinya Habibie. Ia biasa dipanggil Rudy. Kejadian lucu di bandara Kairo menyadarkan Habibie akan arti namanya yang indah.
Almarhum Habibie, presiden Indonesia yang ketiga yang kita tangisi kematiannya dan makamnya masih terus diziarahi orang hingga kini itu Bun, adalah seorang pria bernama lengkap Bacharuddin Jusuf Habibie. Nama Habibie sendiri adalah nama yang diturunkan dari sang kakek yang bernama lengkap Abdul Jalil Habibie. Abdul Jalil inilah pria pertama yang menyandang Habibie untuk nama belakangnya dalam keluarga besar Rudy.
Abdul Jalil merupakan ayah dari Alwi Abdul Jalil Habibie yang adalah ayah Bacharuddin Jusuf Habibie. Alwi menikah dengan Raden Ayu Toeti Saptomarini, seorang ningrat dari Yogyakarta yang kakek buyutnya, Dr Tjitrowardoyo alias M Radiman, adalah seorang dokter spesialis mata terkenal. Pasangan Alwi dan Toeti memiliki delapan anak, Habibie merupakan anak keempat. Oleh keluarganya pria kelahiran 25 Juni 1936 ini biasa dipanggil Rudy.
Abdul Jalil Habibie adalah seorang imam dan pemangku adat yang terkenal. Ia seorang haji dan pemimpin umat Islam di daerah Kabila, sebuah kecamatan di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo.
Selain itu Abdul Jalil Habibie juga termasuk pemangku adat dan anggota majelis Pengadilan Agama. Karena jabatan ini, tidak heran bila keluarga besar Habibie punya sawah yang luas, perkebunan kelapa, peternakan sapi, dan kuda di Batudaa, sebuah kecamatan terletak sebelas kilometer dari Gorontalo.
Kakek Habibie adalah orang yang sangat dihormati. Orang-orang yang lewat depan rumah Abdul Jalil, dengan menunggang kuda atau pakai kendaraan apa pun, mereka akan turun hanya untuk menyapa kakek Habibie itu.
"Bahkan kalau orang-orang mau menghadap Kakek, mereka harus duduk bersila di lantai sambil kedua tangan tertutup seperti posisi menyembah," kata Alwi seperti diceritakan di dalam buku Rudy: Kisah Masa Muda Sang Visioner yang ditulis Gina S. Noer.
Kakek Habibie selalu menanamkan pada anak-anaknya kalau sekolah itu sangat penting. "Kalau sekolah bukan hanya lambang kehormatan, melainkan juga menjadi pembuka mata bahwa dunia tak selebar daun kelapa di perkebunan keluarga kita," kata Alwi dalam buku tersebut.
Orang pertama yang memanggil Rudy dengan panggilan Habibie adalah Hasan Alamudi, guru ngaji keluarga. Awalnya Rudy pikir, guru ngajinya itu memanggil dirinya "Habibie" karena nama belakangnya.
Namun pada Februari 1968, Rudy baru sadar dan membuat kesimpulan yang berbeda. Pada waktu itu, saat sedang transit di bandar udara internasional, Kairo, Mesir. Anak Habibie ngotot kalau ada yang memanggil-manggil nama sang ayah. Rudy pun penasaran. Dia yakin, dia tidak punya kenalan di Kairo. Jadi siapa yang memanggil-manggil namanya?
Setelah bertanya-tanya pada petugas dan berkeliling, Rudy tidak berhasil memecahkan misteri itu. Mereka berkata bahwa tidak ada petugas yang memanggil nama Habibie. Masih dalam kebingungan, Rudy kembali ke tempat istrinya menunggu dan lantas tiba-tiba mendengar namanya dipanggil.
"Habibie....Habibie..."
Panggilan itu terdengar keras lewat pengeras suara, dilantunkan dengan mendayu dan diiringi musik. Ternyata seseorang sedang menyetel lagu cinta dalam bahasa Arab.
Di situ Rudy baru sadar bahwa kata "Habibie" yang dimaksud adalah ungkapan pangggilan untuk orang "yang terkasih". Rudy pun menduga gurunya yang keturunan Arab itu memanggil dirinya Habibie waktu itu mungkin karena sayang pada dirinya.
Simak juga video mengenang Habibie-Ainun di Monumen Cinta Sejati Parepare:
(iiy/ziz)
Almarhum Habibie, presiden Indonesia yang ketiga yang kita tangisi kematiannya dan makamnya masih terus diziarahi orang hingga kini itu Bun, adalah seorang pria bernama lengkap Bacharuddin Jusuf Habibie. Nama Habibie sendiri adalah nama yang diturunkan dari sang kakek yang bernama lengkap Abdul Jalil Habibie. Abdul Jalil inilah pria pertama yang menyandang Habibie untuk nama belakangnya dalam keluarga besar Rudy.
Abdul Jalil Habibie adalah seorang imam dan pemangku adat yang terkenal. Ia seorang haji dan pemimpin umat Islam di daerah Kabila, sebuah kecamatan di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo.
Selain itu Abdul Jalil Habibie juga termasuk pemangku adat dan anggota majelis Pengadilan Agama. Karena jabatan ini, tidak heran bila keluarga besar Habibie punya sawah yang luas, perkebunan kelapa, peternakan sapi, dan kuda di Batudaa, sebuah kecamatan terletak sebelas kilometer dari Gorontalo.
Kakek Habibie adalah orang yang sangat dihormati. Orang-orang yang lewat depan rumah Abdul Jalil, dengan menunggang kuda atau pakai kendaraan apa pun, mereka akan turun hanya untuk menyapa kakek Habibie itu.
"Bahkan kalau orang-orang mau menghadap Kakek, mereka harus duduk bersila di lantai sambil kedua tangan tertutup seperti posisi menyembah," kata Alwi seperti diceritakan di dalam buku Rudy: Kisah Masa Muda Sang Visioner yang ditulis Gina S. Noer.
Kakek Habibie selalu menanamkan pada anak-anaknya kalau sekolah itu sangat penting. "Kalau sekolah bukan hanya lambang kehormatan, melainkan juga menjadi pembuka mata bahwa dunia tak selebar daun kelapa di perkebunan keluarga kita," kata Alwi dalam buku tersebut.
Orang pertama yang memanggil Rudy dengan panggilan Habibie adalah Hasan Alamudi, guru ngaji keluarga. Awalnya Rudy pikir, guru ngajinya itu memanggil dirinya "Habibie" karena nama belakangnya.
Namun pada Februari 1968, Rudy baru sadar dan membuat kesimpulan yang berbeda. Pada waktu itu, saat sedang transit di bandar udara internasional, Kairo, Mesir. Anak Habibie ngotot kalau ada yang memanggil-manggil nama sang ayah. Rudy pun penasaran. Dia yakin, dia tidak punya kenalan di Kairo. Jadi siapa yang memanggil-manggil namanya?
Setelah bertanya-tanya pada petugas dan berkeliling, Rudy tidak berhasil memecahkan misteri itu. Mereka berkata bahwa tidak ada petugas yang memanggil nama Habibie. Masih dalam kebingungan, Rudy kembali ke tempat istrinya menunggu dan lantas tiba-tiba mendengar namanya dipanggil.
"Habibie....Habibie..."
Panggilan itu terdengar keras lewat pengeras suara, dilantunkan dengan mendayu dan diiringi musik. Ternyata seseorang sedang menyetel lagu cinta dalam bahasa Arab.
Di situ Rudy baru sadar bahwa kata "Habibie" yang dimaksud adalah ungkapan pangggilan untuk orang "yang terkasih". Rudy pun menduga gurunya yang keturunan Arab itu memanggil dirinya Habibie waktu itu mungkin karena sayang pada dirinya.
Simak juga video mengenang Habibie-Ainun di Monumen Cinta Sejati Parepare:
(iiy/ziz)