Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Reaksi Ortu Saat Tahu Habibie Kecil Tiup Kondom, Lucu dan Cerdas

Iin Yumiyanti   |   HaiBunda

Sabtu, 21 Sep 2019 11:30 WIB

BJ Habibie tak tahu bahwa yang ditiupnya adalah kondom, Bun.
BJ Habibie/ Foto: Antara Foto
Jakarta - Anak-anak ketika kecil biasanya menyimpan rasa penasaran yang tidak kunjung habis sebelum mendapatkan jawaban. Yang tidak mereka tahu, rasa penasaran itu justru bisa membahayakan diri mereka.

Inilah bun, yang terjadi pada BJ Habibie saat kecil. Pria visioner itu pernah meniup kondom bekas karena rasa penasarannya. Ia menganggap kondom itu balon yang bila ditiup bentuknya akan bulat. Tapi ternyata balon itu tidak jadi bulat.

Respons orang tua Habibie, Alwi Abdul Jalil Habibie dan Raden Ayu Saptomarini bisa kita tiru Bun, bila anak-anak kita secara tidak sengaja meniup kondom. Cara ini akan mencegah anak dari penyakit berbahaya.

Berikut kisah orang tua Habibie saat menghadapi kasus Habibie meniup kondom bekas seperti dituturkan dalam buku Rudy, Kisah Masa Muda Sang Visioner yang dituliskan oleh Gina S Noer.

Suatu hari, saat papi pulang, Rudy (panggilan akrab Habibie) tergopoh-gopoh mendekati papi dengan karet di tangannya. Alwi Abdul Jalil yang sedang lelah enggan menanggapi anak laki-lakinya itu. Matanya tetap terpejam. Kepalanya disandarkan di kursi.

"Papi (Habibie biasa memanggil ayahnya dengan sebutan Papi, dan ibunya mami) bilang kalau balon ditiup jadi bulat ya?"

"Hmm"

"Kok ini enggak bulat?"

Papi membuka mata dan seketika melonjak berdiri melihat benda di tangan Rudy. "Astaghfirullah, kamu dapat dari mana?"

Papi merebut karet itu dan membawanya ke tong sampah. Wajahnya merah padam. Dia menaruh tangannya di bahu Rudy,"Nak jangan pernah bermain dengan benda itu lagi!"

Papi masuk dan mulai mencari mami. "Mam? Mami!!!"

"Tapi itu kan, balon!" Rudy masih ngotot. Dia paling benci disuruh berhenti bertanya.

"Kamu temukan itu di mana?" tanya Papi.

"Paul dan teman-teman nemuin di pelabuhan, Pi."

"Ya Tuhan..." Papi terus mencari mami.

"Pi, tapi kok enggak bulat, ya ?" Rudy masih terus penasaran.

"Pi, kok bisa beda gitu? Rudy cara meniupnya sama, kok."

Papi tetap tak menjawab, dia malah semakin kelimpungan mencari mami ke seluruh rumah. Saat akhirnya Papi menemukan Mami sedang menyuapi Sri, Papi langsung menarik tangan Mami dan mereka mengobrol tentang karet itu.

Reaksi Ortu Saat Tahu Habibie Kecil Tiup Kondom, Lucu dan CerdasBJ Habibie bersama keluarga. (Foto: Istimewa)

Pada saat itu Rudy tak mengerti yang mereka bicarakan, Rudy hanya bingung penyebab kali ini Papi tidak memberikan penjelasan tentang pertanyaannya. Atau minimal berjanji mencarikan buku yang bisa menjelaskan tentang benda aneh tersebut.

Reaksi Mami lebih dramatis lagi. Mami berteriak lalu menarik Rudy masuk ke dapur dan menyuruh Rudy berkumur-kumur dengan air yang agak panas.

"Kenapa tidak bul..." belum Rudy menyelesaikan omongannya Mami memaksanya berkumur.

"Ayo! Kumur terus!" teriak mami. Rudy menatap mata mami. Mata mami berkaca-kaca.

Cuh. Rudy meludah-ludah. Lidahnya agak terbakar. "Kalau tidak bulat apakah bis..."Rudy kembali dipaksa berkumur. Sementara Papi menatap Rudy dengan pandangan khawatir.

"Berapa banyak lagi Pi?" tanya Mami.

"Sebanyaknya. Aku cari orang tua Paul (teman Rudy) dulu." Papi lalu meninggalkan Rudy dengan Mami. Yu Mah (pembantu keluarga Rudy) masuk sembari membawa teko yang besar. Mata Rudy membulat. Tak perlu jadi anak yang jago matematika untuk bisa berhitung kalau dia akan kumur-kumur terus dalam waktu yang lama.

Adik Habibie, Junus Effendi Habibie, atau akrab disapa Fanny masuk sambil tertawa-tawa. Jarang-jarang bukan dia yang membuat ulah. Mami menatap Fanny dengan curiga.

"Kamu niup balon itu juga ya?" tanya Mami.

Fanny buru-buru menggeleng. Tapi Mami tak mau ambil risiko. Fanny juga disuruh kumur-kumur.

Hari itu Rudy sampai lupa berapa kali ia berkumur karena begitu banyaknya. Pada salat Isya berjemaah doa mereka juga tampak lebih lama. Papi dan Mami juga terus menatapnya dengan khawatir. Saat dia bangun pagi, mereka sudah berada di tempat tidurnya. Mami menaruh tangannya di dahi Rudy untuk merasakan apakah Rudy demam atau tidak.

Saat di sekolah, Rudy berkumpul bersama Paul dan teman-teman lain yang menemukan kondom itu. Semua mengaku disuruh kumur-kumur di rumah. "Ayahku marah sekali. Aku tidak boleh main ke dekat pelabuhan lagi," keluh Paul.

Bocah-bocah itu punya kesimpulan baru, bahwa balon adalah benda yang berbahaya bagi manusia. Minimal mulut mereka. "Mungkin karena itu tak ada manusia yang bisa terbang dengan balon," tebak seorang anak.

Rudy baru tahu soal balon itu saat ia kuliah di Jerman. Dia baru sadar, kalau yang dia temukan bukan balon melainkan kondom. Kondom-kondom bekas itu milik pelaut dan tentara yang singgah di pelabuhan. Jadi jelas sudah alasan teman-temannya dahulu menemukan balon itu dalam kondisi kotor semua.

Peribahasa Inggris, curiousity could kill a cat. Mungkin benar adanya. Bila ingat waktu itu, Rudy selalu bersyukur dia tidak kena penyakit apa-apa. Karena virus sifilis tentu tak akan mati walau kondomnya sudah dicuci dan dia bisa menjadi "kucing" baru yang mati karena rasa penasarannya.

Bunda juga bisa simak warisan Habibie di langit Nusantara dalam video berikut:

[Gambas:Video 20detik]



(iiy/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda