Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Cara Cerdas Habibie Saat Dibilang Banci Ketika SMA

Ratih Wulan Pinandu   |   HaiBunda

Senin, 23 Sep 2019 16:46 WIB

Saat remaja, Habibie pernah alami bullying hingga diejek banci. Dia berhasil melawan gencetan teman-temannya dengan cara cerdik.
BJ Habibie/ Foto: Hasan Alhabshy
Siapa sangka orang secerdas BJ Habibie pernah mengalami bullying. Tak banyak yang tahu kalau Habibie saat remaja pernah mengalami masa-masa kurang menyenangkan ketika duduk di bangku SMA.

Habibie yang kita kenal genius, pernah dibilang banci lho, Bun. Bahkan, dia juga pernah kesulitan berkomunikasi karena kesulitan berbahasa Indonesia.

Diceritakan Habibie dalam buku autobiografinya, "Rudy", Kisah Masa Muda Sang Visioner karya Gina S Noer, kalau ia pernah melewati masa remaja di Jakarta.

Di akhir tahun 1950, selepas kepergian sang papi, Alwi Abdul Jalil Habibie, dia harus merantau seorang diri ke Jakarta demi melanjutkan pendidikannya. Habibie remaja yang saat itu lebih karib disapa Rudy berlayar ke Jakarta menemui pamannya yang bernama Subarjo.

Selama di Jakarta, Rudy tinggal di salah satu rumah Suharjo yang terletak di Sentiong, Jakarta Pusat. Di sana, dia tinggal bersama anak-anak daerah yang dititipkan pada Subarjo. Ada yang dari Sumatera, Jawa Barat, hingga Sulawesi.

Di dalam rumah yang terasa cukup besar itu, ada empat kamar tidur yang digunakan untuk menampung sekitar 20 anak-anak sekolah. Kamar itu selalu penuh, Rudy yang datang belakangan harus mengalah dan tidur di ruang tamu.

Pada awalnya, Rudy sering tak bisa tidur karena tak punya kamar sendiri seperti di rumahnya. Selain itu, juga karena udara di Jakarta yang panas, juga rindu pada Mami dan adik-adiknya. Kalau tidak ingat bahwa besok pagi harus sekolah, dia tak akan bisa memaksa kedua matanya. Sesekali dia benamkan kepalanya di bawah bantal jika teringat Papi.

Di sana, Rudy bersekolah di sekolah internasional setingkat SMP dan SMA di depan Stasiun Kereta Api Gambir, Carpentier Alting Stichting (CAS). Itu adalah sekolah terbaik di Jakarta pada saat itu. Untuk baca kisah selanjutnya, buka dahulu halaman selanjutnya dengan klik next.

[Gambas:Video 20detik]



Turun Kelas karena Tak Lancar Bahasa Indonesia

BJ Habibie/ Foto: Bagus Prihantoro

Londo Ireng yang Turun Kelas

Tapi, Rudy tak lama menghabiskan waktunya di sekolah itu. Udara Jakarta yang sangat panas, membuat Rudy akhirnya memutuskan untuk pindah ke Bandung. Sayangnya, sekolah internasional di Bandung juga akan ditutup.

Membuat Rudy akhirnya memutuskan untuk pindah ke sekolah peralihan yang diselenggarakan oleh Yayasan Kristen Protestan, yang dinamai SMA Kristen. Biaya sekolahnya memang jadi lebih murah dibanding sebelumnya. Tapi, persoalan baru muncul.

Baru sebentar pindah, Rudy berhadapan dengan kendala bahasa. Bukan kendala Bahasa Belanda atau Inggris, justru Bahasa Indonesia yang tak begitu dia kuasai. Rudy dianggap belum menguasai Bahasa Indonesia dengan baik, padahal sejak tahun 1953 pemerintah sudah menetapkan pemakaian Bahasa Indonesia di seluruh sistem pendidikan.

Akibat jarang bersosialisasi dan bicara dengan orang di luar rumahnya, Rudy jadi gagap. Belum lagi teman-teman sekolahnya memanggil Rudy dengan istilah 'Londo Ireng' karena tak bisa berbahasa Indonesia.

Rudy akhirnya menemui kepala sekolah SMA Kristen. Dia sudah tahu kalau ini pasti ada hubungannya dengan kendala kemampuan Bahasa Indonesianya.

"Kamu harus memperlancar Bahasa Indonesia-mu, Rud," kata kepala sekolahnya dengan Bahasa Belanda yang fasih.

"Ta-ta-tapi Pak," bela Rudy dalam bahasa Belanda. "Nilai Eksakta saya, kan, bagus."

"Ini wajib, Nak Rudy. Lagi pula, percuma nilaimu bagus kalau kamu tak lancar berbahasa Indonesia. Bagaimana kamu bisa berpikir seperti orang Indonesia? Bagaimana kamu bisa berkomunikasi dengan orang-orang yang sekarang bahkan tidak bisa sekolah? Dan bagaimana kamu mau berguna di Indonesia nanti? Kalau kau lulus nanti, yang kamu hadapi itu manusia, bukan angka," terang kepala sekolahnya.

"Ka-ka-lau saya menolak?"

"Berarti kamu tak bisa bersekolah di sini."

"Jadi apa solusinya?"

Ternyata, Rudy harus turun kelas ke SMP 5 yang berlokasi di Jalan Jawa. Rudy hanya dua bulan di sana dan mati-matian memperlancar Bahasa Indonesia. Sejak saat itu, Rudy mulai belajar bersosialisasi dengan teman sebayanya. Dia kemudian ikut ujian SMP lulus, dan kembali lagi ke SMA Kristen.

Habibie Jadi Sedikit Nakal demi Punya Teman

BJ Habibie/ Foto: Reno Hastukrisnapati Widarto

Lawan Bullying Tanpa Adu Fisik

Setelahnya, muncul lagi masalah baru yang dihadapi Habibie di SMA. Dia mengalami perundungan dan digencet oleh teman-teman sebaya. Dia diolok-olok dengan sebutan 'banci'. Saat remaja, Rudy memang hobi sekali berenang sehingga tubuhnya menjadi khas perenang, badannya lebar dan dadanya berisi.

Sialnya, bibir dan pipinya sering sekali memerah. Itu sebabnya dia sering dipanggil 'banci'. Lama-lama karena keseringan dirundung, Rudy mulai berontak dan belajar menjadi anak yang sedikit nakal agar lebih mudah bergaul.

Seorang teman SMA Rudy di Dago, Wiratman Wingsadinata menuturkan, Rudy seringkali menjahili guru-guru yang mengajar di kelas mereka.

Waktu itu, mereka punya guru matematika yang sangat cantik. Saat semua anak di kelas sedang sibuk mencatat, Rudy berbisik ke guru di depannya dengan Bahasa Belanda, "Juffrouw, watbent U zomooi! Ibu alangkah cantiknya dikau!" Apa daya bisikan itu terdengar sang ibu guru. Serta merta penghapus langsung melayang. Untung Rudy sempat mengelak hingga kepalanya tidak benjol.

Tanpa sang adik, Junus Effendi Habibie atau akrab disapa Fanny, Rudy harus bisa melawan ejekan teman-temannya sendirian. Namun, Rudy menghadapinya tanpa adu fisik sama sekali. Rudy perlahan mulai mudah bergaul. Dia berani bersikap asertif dan tidak tergagap-gagap lagi.

Dari cerita masa remaja Habibie, kita bisa ceritakan ke anak-anak mengenai semangat kerja keras tanpa putus asa. Semangat Habibie mengejar ketertinggalan berhasil dibuktikan hanya dalam dua bulan saja dengan tekad yang kuat.

Semoga menginspirasi Bunda dan keluarga ya!


(rap/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda