parenting

Ya Ampun! Gara-gara Polusi Udara Anak Bisa Alami Gangguan Jiwa

Melly Febrida   |   HaiBunda

Kamis, 03 Oct 2019 09:37 WIB

Jakarta - Keluar rumah dengan udara segar pastinya menyenangkan ya, Bun. Tapi kebahagiaan itu hilang kalau yang kita hirup malah polusi udara hanya mengganggu pernapasan, udara yang tercemar juga bisa memicu anak-anak mengalami gangguan kejiwaan.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Environmental Health Perspectives menunjukkan, paparan polusi udara jangka pendek saja bisa berkontribusi terhadap kecemasan anak-anak dan meningkatkan risiko bunuh diri. Apalagi jika dalam jangka panjang?

"Studi ini adalah yang pertama menunjukkan hubungan antara tingkat polusi udara luar ruangan harian dan peningkatan gejala gangguan kejiwaan, seperti kecemasan dan bunuh diri, pada anak-anak," kata Cole Brokamp, penulis utama studi dan peneliti di Cincinnati Children's Hospital Medical Center, mengutip Medical Daily.


Pada penelitian itu, anak-anak mulai mengalami perubahan dalam kesehatan mental mereka satu atau dua hari setelah terpapar udara yang tercemar. Anak-anak yang tinggal di lingkungan yang tinggi polusi sangat dipengaruhi oleh kualitas udara yang buruk.

"Stresor lingkungan berpotensi berkontribusi terhadap peningkatan risiko gangguan kejiwaan. Dua penelitian terbaru lainnya juga mendukung tentang efek polusi udara pada anak-anak," kata Brokamp.

Sebuah penelitian dalam jurnal Environmental Research, menunjukkan anak-anak mengalami kecemasan setelah terpapar polusi udara yang berkaitan dengan lalu lintas.

Para peneliti menggunakan neuroimaging untuk menganalisis paparan udara, gangguan metabolisme di otak, dan gejala kecemasan umum mereka. Anak-anak yang terpapar udara tercemar memiliki konsentrasi myo-inositol yang tinggi di otak. Myo-inisitol adalah penanda respons neuroinflamasi terhadap polusi udara.

ilustrasi polusi udarailustrasi polusi udara/ Foto: Getty Images
Penelitian lain menunjukkan bahwa polusi udara terkait lalu lintas mulai memengaruhi kesehatan mental anak-anak sejak dini dan berlanjut hingga masa kanak-kanak. Para peneliti mengatakan partisipan masih melaporkan depresi dan gejala kecemasan ketika mereka mencapai usia 12 tahun.

Mengutip detikcom, sebuah studi menemukan paparan polusi udara terhadap anak-anak tak hanya merusak paru-paru, tetapi juga otak hingga kematian.

Anthony Lake dari UNICEF mengatakan, polusi udara merupakan faktor utama yang berkontribusi di balik kematian anak di bawah lima tahun, karena memicu penyakit seperti pneumonia.

"Padahal paru-parunya sedang berkembang, dan ini juga bisa merembet ke otak mereka, sehingga otak mereka yang juga sedang berkembang itu berpotensi mengalami kerusakan," jelasnya.

Simak ciri dan penyebab penuaan dini di video berikut.

[Gambas:Video Haibunda]



(rdn/rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT