Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Kembung pada Anak, Penyebab & Cara Mengatasinya yang Perlu Bunda Tahu

Maya Sofia   |   HaiBunda

Minggu, 20 Oct 2019 16:25 WIB

Saat anak mengalami kembung, apa yang harus dilakukan Bunda? Cek selengkapnya di sini.
Kembung pada anak/ Foto: iStock
Jakarta - Bunda pernah menepuk perut anak dan terdengar bunyi seperti 'bung-bung'? Ketika mendengar suara tersebut, rata-rata Bunda pasti berpikir si kecil mengalami perut kembung. Benarkah?

Terkait hal ini, dr.Meta Hanindita, Sp.A, mengatakan bahwa semua bayi kalau ditepuk perutnya pasti akan berbunyi 'bung-bung'.

"Definisi kembung bukan begitu. Bayi 4 bulan ke bawah memang rentan terserang kembung karena organ pencernaannya belum matang. Akibatnya gas mudah berkumpul di lambung atau usus, jadilah kembung," kata Meta.

Sementara kalau bayi mengalami kembung, ia akan menangis terus-menerus karena tidak merasa nyaman. Selain itu bayi juga menarik-narik kakinya ke arah perut, sering buang angin, serta perutnya terasa keras setelah makan.

Definisi kembung

Kembung dalam istilah kedokteran disebut meteorismus. Ini merupakan kondisi saat perut terlihat buncit karena berisi udara.

Penyebab kembung pada anak

Mengutip web Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), akumulasi udara di dalam saluran cerna anak bisa terjadi karena beberapa hal.

1. Anak banyak menelan udara

Biasanya bayi yang sering menangis atau batuk akan menelan banyak udara. Selain itu teknik menyusui yang salah juga bisa menyebabkan bayi banyak menelan udara. Teknik menyusui yang salah ini termasuk saat puting kurang pas di mulut bayi atau dot tidak penuh dengan susu, namun berisi udara.

2. Pembentukan gas berlebihan di dalam usus

Nah kalau ini bisa terjadi karena adanya fermentasi makanan yang tidak diserap oleh bakteri usus yang berlebihan. Sebagai contoh pada anak dengan gangguan pencernaan dan penyerapan makanan atau terjadi infeksi yang menyebabkan pertumbuhan bakteri usus berlebihan.

Selain itu kondisi tersebut juga bisa disebabkan karena anak mengonsumsi makanan flatugenik (membentuk gas) secara berlebihan. Makanan flatugenik ini antara lain ubi, keju, kol, sawi, dan sejenisnya.

3. Peristaltik usus melemah

Akumulasi gas di dalam usus bisa juga terjadi karena peristaltik usus melemah. Biasanya terjadi pada anak kekurangan kalium yang sering dialami pasca diare. Kondisi ini juga bisa disebabkan pemberian obat yang dapat melemahkan peristaltik usus. Perlu dicatat juga, Bun, melemahnya peristaltik usus bisa terjadi pada penyakit berat.

4. Usus tersumbat

Bunda juga perlu tahu bahwa sumbatan usus bisa menghalangi pengeluaran gas melalui anus. Alhasil terjadi akumulasi gas dan anak mengalami kembung.

Nah, pada kasus sumbatan usus ini, anak harus dirujuk ke dokter, Bun. Tujuannya untuk melihat apakah terdapat kelainan yang memperlukan pembedahan.

Sebab terkadang sembelit yang lama juga bisa menimbulkan perut kembung. Sementara itu pada kasus kembung yang memerlukan tindakan bedah biasanya ditemukan pula gejala lain, seperti nyeri perut hebat, muntah menetap, muntah hijau, dan sembelit.

Sebab kadang kala sembelit yang lama pun bisa menimbulkan perut kembung. Adapun pada kasus kembung yang memerlukan tindakan bedah, biasanya ditemukan pula gejala lain, seperti nyeri perut hebat, muntah menetap, muntah hijau, serta sembelit.

Penyebab lain kembung

1. Intoleransi laktosa

Pada bayi sebelum usia dua bulan, kembung sering terjadi karena intoleransi laktosa. Asupan susu banyak, namun kadar enzim pencernaan dalam usus bayi belum sempurna. Akibatnya terjadi fermentasi yang tidak diserap usus sehingga menghasilkan gas berlebihan. Hal ini juga dapat menimbulkan gejala kolik pada bayi.

2. Kurang gizi

Jangan salah Bunda, kembung juga bisa terjadi pada anak yang kurang gizi. Biasanya anak kurang gizi mengalami kombinasi gangguan pencernaan, pertumbuhan bakteri usus berlebihan, hingga gangguan peristaltik usus akibat kekurangan elektrolit.

3. Dataran tinggi

Pernah kah tiba-tiba perut si kecil kembung saat diajak liburan ke pegunungan? Kembung ternyata bisa juga terjadi apabila kita berada di daerah atau dataran tinggi. Pada kondisi tersebut, sebagian gas yang terlarut dalam darah, terutama gas nitrogen akan berdifusi ke saluran usus. Oleh karena itu kita akan sering kentut dan mudah kembung saat berada di dataran tinggi, seperti puncak.

Ilustrasi anak kembung. (Foto: Thinkstock)

Cara mencegah kembung pada anak

1. Perhatikan jenis makanan

Jangan lupa memerhatikan jenis makanan yang dikonsumsi anak atau bayi. Seperti sudah dijelaskan tadi ada beberapa makanan yang bisa menyebabkan perut kembung, seperti susu, keju, es krim, yoghurt, jagung, telur, kacang-kacangan dan ikan.

2. Menyusui dengan benar

Untuk Bunda yang masih menyusui, perhatikan posisi saat bayi menyusu. Pastikan bayi menyusu dengan posisi yang benar. Saat bayi menerima susu dengan cepat, udara yang tertelan juga lebih besar. 

5. Puting botol susu yang sesuai

Salah satu penyebab udara yang masuk terlalu banyak adalah penggunaan botol susu yang kurang tepat. Oleh karena itu orang tua harus mencoba berbagai merek dan ukuran guna mengetahui ukuran botol susu yang cocok dengan bayi.

Cara mengatasi kembung pada anak

Hindari mencampurkan minyak telon dengan bawang merah untuk mengatasi kembung pada anak ya, Bunda. Mengutip detikcom, mencampurkan bawang merah dan minyak telon sebenarnya merupakan cara tradisional yang memang sudah dikenal di masyarakat untuk mengobati kembung. Tetapi sebenarnya menurut spesialis anak dr.Melisa Anggraeni, M.Biomed, Sp.A, 'ramuan' itu hanya menghangatkan saja dan bukan menyembuhkan.

"Bawang merah dicampur telon sebenarnya merupakan cara tradisional dari prinsip orang lama yang tujuannya baik yaitu menghangatkan perut bayi. Tetapi ini juga tidak disarankan karena bawang merah sebenarnya bersifat panas dan iritatif untuk kulit dan bisa menyebabkan alergi serta iritasi apalagi jika ditambah dengan minyak telon yang juga bisa mengandung kandungan iritatif lainnya," ungkap Melisa.

Jika Bunda ingin memberikan kehangatan pada perut bayi bisa menggunakan baby oil atau dengan diusap air hangat. Sementara itu untuk mengatasi kembung pada bayi, Bunda juga bisa melakukan pemijatan.

"Pijat bayi juga bisa mencegah bayi mengalami kembung. Ini sebagai salah satu efek dari relaks yang ia rasakan," ucap dokter spesialis anak dr.M. Tatang Puspanjono, Sp.A.

Selain itu, pemberian pijat bayi juga akan membuat bayi lebih relaks. Lakukan pijat bayi lebih kurang selama 15 menit sebelum ia tidur. Bisa dipastikan bayi akan tidur lebih lelap dan lebih lama. Jika bayi bisa tidur lelap, maka perkembangan dan pertumbuhannya juga akan semakin baik.

Menurut dr Meta, saat bayi kembung, Bunda bisa melakukan pemijatan dengan cara mengusap perut bayi ke arah usus besar. Setelah itu turun lagi. Jangan lupa juga menyendawakan bayi setelah menyusu. Cara lainnya, Bunda bisa menengkurapkan bayi sehingga gas di perut mencari tempat lebih tinggi lalu kemudian keluar dalam bentuk buang angin.

Perlu diingat Bun, kembung dapat disebabkan berbagai penyakit. Oleh karena itu tetap bawa anak ke dokter untuk mendeteksi penyebab dan mendapat pengobatan memadai.

Melalui pemeriksaan, dokter bisa mengetahui apakah isi perut anak yang membuncit berupa cairan, benda padat atau udara. Bila isinya cairan, penyakitnya mungkin di hati. Sementara bila benda padat mungkin ada organ dalam seperti ginjal atau yang yang membesar atau bahkan tumor.

Bunda bisa juga simak cara memijat bayi dari kepala hingga kaki dalam video di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]

(som/muf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda