Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Anak Kena Diare, Cari Tahu Penyebab dan Penanganan yang Tepat

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Jumat, 18 Oct 2019 13:41 WIB

Cari tahu yuk, penyebab dan penanganan diare dengan tepat.
Anak Kena Diare, Cari Tahu Penyebab dan Penanganan yang Tepat/ Foto: thinkstock
Jakarta - Diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat Indonesia bahkan dunia. Oleh karena itu pada 15 Oktober lalu dicanangkan Hari Cuci Tangan Sedunia untuk mencegah berbagai penyakit menular termasuk diare. Selain penyakit menular, dijelaskan dr.Emma Nurhema, Sp.A., dokter spesialis anak RSUP Persahabatan, ada beberapa hal yang menyebabkan diare pada anak seperti, keracunan makanan, mengonsumsi makanan tertentu, salah minum obat, dan stres.

"Untuk anak yang sudah mulai sekolah, bisa jadi anak tersebut malas mencuci tangan sebelum makan. Selain itu bisa juga karena ia sering jajan sembarangan," imbuh dr Emma dilansir detikcom.

Nah, untuk lengkapnya Bunda bisa baca penjelasan berikut ini.

Apa itu diare?

Diare adalah ketika tinja (buang air besar) berlangsung intens dan berair. Anak mungkin bolak-balik ke kamar mandi lebih sering. Mengutip dari John Hopkin Medicine, diare adalah masalah umum. Ini bisa berlangsung satu atau dua hari dan hilang dengan sendirinya. Jika diare berlangsung lebih dari dua hari, anak mungkin memiliki masalah yang lebih serius.

Diare dapat berupa diare jangka pendek dan panjang. Jangka pendek (akut), diare yang berlangsung satu atau dua hari dan hilang. Ini mungkin disebabkan oleh makanan atau air yang terkontaminasi oleh bakteri (infeksi bakteri). Bisa juga terjadi jika anak sakit karena virus.

Jangka panjang (kronis), diare yang berlangsung selama beberapa minggu. Ini mungkin disebabkan oleh masalah kesehatan lain seperti sindrom iritasi usus. Ini juga bisa disebabkan oleh penyakit usus, termasuk kolitis ulserativa, penyakit Crohn, atau penyakit celiac. Giardia juga dapat menyebabkan diare kronis.

Penyebab diare

Apa yang menyebabkan diare? Diare dapat disebabkan oleh banyak hal, termasuk:

- Infeksi bakteri

- Infeksi virus

- Kesulitan mencerna hal-hal tertentu (intoleransi makanan)

- Respons sistem kekebalan terhadap makanan tertentu (alergi makanan)

- Parasit yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau air

- Reaksi terhadap obat-obatan

- Penyakit usus, seperti penyakit radang usus

- Masalah dengan cara kerja lambung dan usus (gangguan usus fungsional), seperti sindrom iritasi usus

- Pembedahan di perut atau kantong empedu

Diare parah dapat menandakan seorang anak memiliki penyakit serius. Konsultasikan dengan penyedia layanan kesehatan anak Bunda jika gejalanya tidak hilang. Juga periksa ke dokter jika gejala membuat anak Bunda berhenti melakukan kegiatan sehari-hari.
ilustrasi toiletilustrasi toilet/ Foto: (Thinkstock)

Gejala anak diare

Apa saja gejala diare? Gejala dapat terjadi sedikit berbeda pada setiap anak, mencakup kram, nyeri perut, kembung, mual. Selain itu anak selalu ingin menggunakan kamar mandi, anak juga mengalami demam. Feses anak juga bisa berdarah, anak mengalami dehidrasi, inkontinensia.

Khusus untuk dehidrasi, diare ringan biasanya tidak menyebabkan dehidrasi, tetapi diare sedang atau berat bisa. Jika anak sudah mengalami dehidrasi parah itu sangat berbahaya. Anak bisa kejang, mengalami kerusakan otak, bahkan kematian.

Untuk itu, ketahui tanda-tanda dehidrasi. Tanda-tandanya menurut Renee Anushka Alli, MD dilansir WebMD, anak bisa pusing, mulutnya kering dan lengket, urine-nya kuning gelap, atau sangat sedikit atau tidak ada urine, sedikit atau tidak ada air mata saat menangis. Lalu, kulitnya kering dan dingin, anak juga kekurangan energi.

Bagaimana mendiagnosis diare?

Dokter akan bertanya tentang gejala dan riwayat kesehatan anak. Ia akan melakukan pemeriksaan fisik. Anak mungkin menjalani tes laboratorium untuk memeriksa darah dan urin.

Tes lain mungkin termasuk:

- Feses untuk memeriksa bakteri atau parasit yang tidak normal di saluran pencernaan anak. Sampel feses kecil diambil dan dikirim ke laboratorium.

- Evaluasi feses untuk memeriksa darah atau lemak.

- Tes darah untuk mengetahui penyakit tertentu.

- Imaging tests untuk mengetahui masalah struktural.

- Tes untuk memeriksa intoleransi terhadap makanan atau alergi.

Terakhir, sigmoidoskopi, tes ini memungkinkan penyedia layanan kesehatan memeriksa bagian dalam usus besar anak. Ini membantu untuk mengetahui apa yang menyebabkan diare, sakit perut, sembelit, pertumbuhan abnormal, dan perdarahan. Tes ini menggunakan tabung pendek, fleksibel, terang (sigmoidoscope). Tabung dimasukkan ke usus anak melalui dubur. Tabung ini meniupkan udara ke usus untuk membuatnya membesar. Ini membuatnya lebih mudah untuk melihat ke dalam.

Penanganan diare

Perawatan akan tergantung pada gejala, usia, dan kesehatan umum anak. Ini juga akan tergantung pada seberapa parah kondisinya. Dehidrasi adalah masalah utama diare. Dalam kebanyakan kasus, perawatan termasuk mengganti cairan yang hilang. Antibiotik dapat diresepkan jika infeksi bakteri adalah penyebabnya.

Anak-anak harus minum banyak cairan. Ini membantu menggantikan cairan tubuh yang hilang. Jika anak mengalami dehidrasi, pastikan untuk:

- Tawarkan minuman yang disebut larutan glukosa-elektrolit. Cairan ini memiliki keseimbangan air, gula, dan garam yang tepat.

- Hindari jus atau soda. Minuman jenis ini dapat membuat diare menjadi lebih buruk.

- Tidak memberikan air putih kepada bayi (jika pasiennya masih bayi).

- Tidak memberikan terlalu banyak air putih untuk anak-anak, itu bisa berbahaya.

- Terus menyusui bayi. Hal ini karena bayi yang disusui jarang mengalami diare.

- Teruslah memberi susu formula bayi.
ilustrasi popok bayiilustrasi popok bayi/ Foto: iStock

Komplikasi diare

Seperti yang telah dibahas, komplikasi terbesar diare adalah dehidrasi. Ini lebih mungkin terjadi pada anak yang masih sangat dini dan mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Dehidrasi bisa ringan, sedang, atau berat. Dehidrasi ringan adalah hilangnya cairan. Dehidrasi sedang atau berat memberi tekanan pada jantung dan paru-paru. Dalam kasus-kasus terburuk dapat menyebabkan syok, yang mengancam jiwa.

Pencegahan diare

Apa yang bisa kita lakukan untuk mencegah diare? Cuci tangan yang benar dapat mengurangi penyebaran bakteri yang dapat menyebabkan diare. Lalu, melakukan vaksin rotavirus dapat mencegah diare yang disebabkan oleh rotavirus. Tanyakan penyedia layanan kesehatan anak, vaksin mana yang tepat untuk anak.

Saat kita bepergian, pastikan apa pun yang dimakan dan dikonsumsi anak aman. Ini bahkan lebih penting jika Bunda bepergian ke negara-negara berkembang lainnya. Cara aman untuk minum dan makan selama perjalanan meliputi:

- Tidak minum air ledeng atau menggunakannya untuk menyikat gigi.

- Tidak menggunakan es yang terbuat dari air ledeng.

- Tidak minum susu yang tidak dipasteurisasi (susu yang belum melalui proses untuk membunuh bakteri tertentu).

- Tidak memakan buah dan sayuran mentah kecuali jika Bunda mencuci dan mengupasnya sendiri.

- Tidak makan daging atau ikan mentah atau setengah matang.

- Tidak makan makanan dari pedagang kaki lima atau truk makanan.

Bicaralah dengan penyedia layanan kesehatan anak sebelum bepergian.

Kapan harus ke dokter?

Kata Renee Anushka Alli, MD, diare biasanya hilang dalam beberapa hari, tetapi dapat menyebabkan komplikasi. Jika anak memiliki gejala-gejala ini, jangan tunggu lagi, segera dapatkan bantuan. Bunda harus menelepon dokter bila, anak terlalu lemah untuk berdiri, bingung atau pusing.

Nah, jika anak mengalami kejadian di bawah ini, Bunda harus secara darurat membawanya ke rumah sakit:

- Tampaknya sangat sakit

- Sudah diare lebih dari tiga hari

- Berusia lebih muda dari 6 bulan

- Muntah cairan hijau atau kuning berdarah

- Tidak dapat menahan cairan atau muntah lebih dari dua kali

- Tampaknya mengalami dehidrasi

- Memiliki feses berdarah

- Melewati lebih dari empat BAB dalam delapan jam dan tidak minum cukup

- Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah

- Memiliki ruam

- Sakit perut selama lebih dari dua jam

- Belum buang air kecil dalam 6 jam (bayi) atau 12 jam (jika anak-anak).

Simak juga ramuan alami atasi diare melalui video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

(aci/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda