Jakarta -
Aksi bejat dilakukan seorang guru di Bali, Bunda. Ia mengajak siswinya melakukan
threesome untuk memenuhi birahi kekasihnya.
Si guru diketahui bernama Ni Made Sri Novi Darmaningsih (29) dan pacarnya AA Putu Wartayasa (36). Mereka melakukan aksi tidak terpuji tersebut pada Sabtu (26/10/2019) pukul 14.30 WITA di indekos kawasan Singaraja. Saat itu, korban diminta melihat Novi dan Putu berhubungan intim. Kemudian korban pun dirayu dan terjadilah hal tidak senonoh itu.
Kepada polisi, Novi dan Putu yang sudah berpacaran selama 1,5 tahun mengaku terobsesi video porno untuk melakukan adegan seks
threesome. Novi juga menjelaskan bahwa ia dan sang pacar sempat ribut soal fantasi si pacar.
"Kalau dari pacar memang dia yang menginginkan, karena dia ingin mencoba hal baru. Padahal sebelumnya kami pernah cekcok masalah video itu," kata Novi.
Dikatakan Kasubag Humas Polres Buleleng Iptu I Gede Sumarjaya, siswi tersebut diiming-imingi baju baru dan pulsa. Siswi itu pun bersedia diajak ke indekos Novi, lantaran Novi adalah gurunya.
"Korban
dijanjiin beli baju sama pulsa. Awalnya kan diajak ke rumah gurunya untuk
dibeliin baju akhirnya mau, karena yang
ngajak gurunya kan
nurut," jelas Sumarjaya.
Bejat! Ibu Guru di Bali Ajak Siswi Lakukan Hal Cabul /Foto: istock |
Kabar tersebut pun kemudian tersebar dari mulut ke mulut hingga sempat menghebohkan sekolah. Akhirnya orang tua korban tahu dan melaporkan guru Bahasa Indonesia itu ke polisi.
"Awalnya di sekolah heboh dari mulut ke mulut sampai orang tuanya dengar terus lapor. Peristiwa tanggal 26 Oktober, dilaporkan tanggal 6 November. Saat ditangkap keduanya terus mengaku tidak mempersulit," terang Sumarjaya.
Kejadian ini membuat Komisi Pendidikan DPR kaget dan meminta Mendikbud Nadiem Makarim mengkaji rekrutmen guru selama ini. Wakil Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifudian juga angkat bicara. Menurutnya, kasus ini mesti direnungkan bersama. Ia juga berpendapat bahwa orang yang akan direkrut jadi guru haruslah yang punya komitmen untuk benar-benar mengajar, bukan hanya sekadar untuk gengsi.
"Bagaimana kita bisa merekrut guru-guru ke depan itu, ini juga salah satu catatan Nadiem kemarin, bahwa guru itu harus orang-orang yang memang memiliki kayak panggilan hati itu memang jadi pendidik karena itu tugas paling sulit," kata Hetifah melansir dari
detikcom.Di samping itu, tentunya yang dilakukan Novi dan Putu ini sangat menyimpang, Bunda. Hal ini bisa jadi karena kurangnya pendidikan seksual yang anak dapat saat kecil. Seperti yang disampaikan psikolog Saskhya Aulia Prima dari Tiga Generasi @ Brawijaya Clinic, pendidikan seksual perlu dilakukan bukan untuk membuat anak terbuka ide baru untuk melakukan kegiatan seksual, tapi untuk meminimalkan hal-hal yang bisa membahayakan diri mereka.
"Kalau kita kasih
pendidikan seks sejak dini, berkurang angka hamil di luar nikah, berkurang juga rasa penasaran enggak perlunya, dan berkurang juga dia bohong sama orang tuanya," ucap Saskhya.
(yun/rdn)