Jakarta -
Masih banyak orang tua yang menganggap membicarakan
seks secara terbuka ke anak itu jorok alias porno. Akhirnya, anak mencari info ke sumber lain deh. Untuk menghindari hal ini, orang tua perlu melatih diri melakukan komunikasi suportif.
"Ini adalah tata cara komunikasi yang netral dan tidak menghakimi. Cara ini diharapkan bisa menghindari sikap defensif kita ketika berbicara dengan anak," kata Hana Yasmira, MSi., parenting communication specialist, mengutip bukunya
Right From the Start (Benar dari Awal).
Wanita yang akrab disapa Bunda Hana ini mencontohkan ketika anak melihat kucing kawin, ia akan mencecar Bundanya dengan banyak pertanyaan. Misalnya saja, "Lho itu kucing lagi ngapain?", "Emang kucingnya kenapa?". Bunda mungkin saja jadi malu ketika mendengarnya.
Kebanyakan orang tua, ketimbang memberi penjelasan yang benar pada anak, kata Bunda Hana, orang tua malahÂ
marah dan berkata, "Udah ah, anak kecil nanya begitu. Awas nanya-nanya lagi, Bunda jewer ya".
Menurutnya, komunikasi orang tua ini tipe yang defensif. Maksudnya, orang tua mendominasi setiap komunikasi sehingga hanya satu arah, dan mendasarkan pada penilaian subyektif si pengirim pesan. Komunikasi defensif membuat orang tua tidak terbuka karena fokus dengan pikirannya sendiri. Sikap orang tua yang superior, dominan, dan selalu ingin mengontrol lawan bicaranya.
Padahal, dengan komunikasi defensif, menurut Bunda Hana yang ada anak makin tertutup dan menolak terbuka dengan orang tuanya. Anak akan menghindari bertanya pada orang tua, terutama soal seksual karena tidak diakui dan dihargai.
"JikaÂ
cara komunikasi defensif semacam ini terus menerus kita lakukan pada anak, berarti tanpa sadar kita sudah membunuh pelan-pelan keinginan anak untuk menjalin keterbukaan sebab anak selalu khawatir dihakimi orang tuanya," katanya.
Respons Ortu yang Bikin Anak Malas Tanya Masalah Seksual / Foto: iStock |
Sementara itu, dalam buku berjudul
1001 Cara Bicara Orang Tua dengan Remaja dari BKKBN dan John Hopkins Center for Communication Programs, disebutkan pembicaraan seksualitas pada anak dan remaja sering dianggap tabu. Padahal, ketimbang anak mengetahuinya dari sumber lain, lebih baik mengetahuinya dari orang tua langsung.
"Sayangnya, orang tua sering bingung kapan dan bagaimana menyampaikan masalah seks ini. Sebenarnya diskusi mengenaiÂ
seksualitas ke anak bisa berkali-kali, biasanya sesuai topik yang ditanyakan anak atau yang menjadi perhatian orang tua," kata psikolog anak dan remaja Alzena Masykouri yang jadi salah satu tim penulis.
(rdn/rdn)