Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Cara Tepat Menjelaskan soal Kematian pada Balita

Melly Febrida   |   HaiBunda

Senin, 06 Jan 2020 14:45 WIB

Saat ada yang meninggal, anak bisa penasaran kenapa seseorang meninggal? Kadang, Bunda bingung menjawabnya.
Ilustrasi ibu dan anak/ Foto: iStock
Jakarta - Kehilangan orang yang sangat disayangi bukan hal yang mudah. Anak-anak yang belum paham dengan arti kematian mungkin akan merasakan hal yang sama. Bagaimana menjelaskan kematian ke anak yang masih kecil?

Memang tak ada yang tahu kapan usia akan berakhir, apalagi jika itu dadakan. Namun, akan sangat membantu apabila anak belajar kematian lewat kejadian sehari-hari.


Barbara Coloroso ahli parenting mengatakan kematian menyentuh semua anggota keluarga dan pastinya akan berpengaruh besar. Bahkan balita bisa berduka karenanya, namun mereka mungkin belum bisa mengungkapkannya.

"Tapi mereka memiliki perasaan dan intuisi dengan kehilangan itu," katanya dalam buku Parenting Through Crisis.

Coloroso mengatakan, anak-anak bisa diajak mengamati kehidupan setiap hari, dan membicarakan soal kematian dengan jujur dan jelas. Ini termasuk mempersiapkan menghadapi kematian yang tak terduga.

Kalau anak-anak bertanya apa itu kematian atau apakah semua makhluk hidup akan mati, Coloroso bilang ini akan lebih mudah untuk menjawabnya dengan tenang dan jelas saat momen mengubur ikan yang mati di halaman, ketimbang saat kita sedang memakamkan kakek atau anggota keluarga tercinta.

Untuk mengajarkan arti kematian ke anak, Coloroso mengatakan jangan pernah mengatakan ke anak usia 5 tahun bahwa burung yang mati itu sedang tidur siang atau ikan mas mati sedang tidur.

Menurutnya, semua anak yang ditinggal meninggal anggota keluarga merasa tak berdaya dan tak menentu. Anak ini memiliki cara sendiri untuk menyesuaikan diri dengan kehilangan. Namun berbeda-beda di setiap usia.

Ilustrasi anak tanya kematianIlustrasi anak tanya kematian/ Foto: Thinkstock
Bryan Mellonie dan Robert Ingpen dalam buku The Beautiful Way to Explain Death to Children mengatakan anak 4 tahun mulai mengerti bahwa semua yang hidup memiliki awal dan akhir dan ada kehidupan di antaranya.

Sedangkan pada anak usia 5 tahun, anak sudah tahu kematian itu ada penyebabnya. Atau tubuh yang sudah tak bisa bergerak dan bernapas, serta sifanya universal terjadi ke semua makhluk hidup.

Psikolog anak dari Tiga Generasi Anastasia Satriyo yang akrab disapa Anas pernah mengatakan anak perlu tahu berita meninggalnya orang tuanya.

Lalu bisa kita jelaskan ke anak bahwa orang tua atau kerabat yang meninggal sudah tidak bernapas lagi dan jiwanya sudah tidak di dalam badan sehingga badannya kita kubur atau bakar, menurut kepercayaan masing-masing. Lalu, yang bersangkutan memang secara fisik mereka sudah tidak bersama kita lagi tapi kita bisa tetap mendoakan.


Jadi dalam menghadapi anak yang sedang berduka, Anas pesan gunakan verbalisasi emosi dalam obrolan. Misal, 'Bunda merasa sedih nenek sudah meninggal. Kamu ngerasa gimana? Sedih juga enggak?'. Dan perlu diingat orang dewasa perlu paham kalau memahami sedih dan kehilangan butuh proses bukan seperti minum air segelas langsung hilang.

Simak juga kisah sedih Ade Jigo soal anak setelah istri meninggal dunia dalam video ini:

[Gambas:Video Haibunda]

(rdn/rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda