Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Cara Mendidik Anak Laki-laki Sejak Bayi

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Senin, 03 Feb 2020 19:33 WIB

Membesarkan anak bukan hal mudah, sebisa mungkin kita mendidiknya sejak bayi untuk masa depan. Ini cara didik anak laki-laki dari riset yang telah dipublikasi.
Cara Mendidik Anak Laki-laki Sejak Bayi/ Foto: thinkstock
Jakarta - Membesarkan anak laki-laki dan perempuan, masing-masing memiliki tantangan tersendiri. Kali ini HaiBunda akan membahas sedikit cara mendidik anak laki-laki sejak bayi. Dilansir redbook, ada beberapa hal yang tak diduga oleh orang tua baru saat membesarkan bayi laki-laki.

Salah satu hal yang tak terduga adalah kemampuan bicara bayi laki-laki yang tidak lebih cepat dari bayi perempuan. Hal ini dinyatakan oleh penelitian yang dilakukan Northwestern University. Akan tetapi ini normal, untuk itu Bunda sebisa mungkin mengajak si kecil berbicara sesering mungkin.


Fakta lainnya, bayi laki-laki tak menunjukkan empati sebesar bayi perempuan. Anak laki-laki secara konsisten menunjukkan kurang dari kemampuan untuk mengenali emosi dan berempati dengan orang lain daripada anak perempuan.

"Perbedaan-perbedaan ini mulai pada usia muda dan hanya melebar ketika bayi tumbuh," demikian menurut sebuah ulasan yang diterbitkan di jurnal Scientific American.

Untuk itu, dari dua fakta tadi salah satu kunci penting untuk mendidik anak laki-laki adalah komunikasi. Latih lah anak Bunda dengan keterampilan komunikasi. Ya, keterampilan komunikasi penting bagi setiap anak laki-laki untuk menjadi sukses di masa depan mereka.

Namun, salah satu kendala yang orang tua hadapi adalah waktu tatap layar tak sebanding dengan waktu tatap muka orang tua. Ya kan, Bunda?
Ilustrasi ibu dan anak laki-lakiIlustrasi ibu dan anak laki-laki/ Foto: ilustrasi/thinkstock
Jika dari bayi sudah dikenalkan dengan gadget, ini akan berdampak pada remaja hingga dewasa. Livestrong menjelaskan bahwa teknologi adalah alasan utama mengapa banyak remaja tumbuh menjadi dewasa tanpa keterampilan komunikasi yang baik.

"Langkah pertama untuk mengajarkan keterampilan komunikasi yang baik adalah membatasi akses ke teknologi dan menghabiskan waktu berinteraksi dengan anak Anda. Berbicara dengan anak Anda setiap hari dan membuat percakapan sangat membantu untuk memodelkan keterampilan komunikasi yang baik," demikian dikutip dari Lifehack.

Untuk memulainya, kita bisa berkomunikasi dengan si kecil dengan cara yang sederhana. Bunda bisa tersenyum, memuji, mengajukan pertanyaan, dan merespons secara positif. Pola komunikasi verbal dan non-verbal ini adalah keterampilan yang hebat untuk mengajar anak-anak.

Selain komunikasi yang baik, jangan lupa ajari anak pendidikan seks sejak bayi. Fakta menunjukkan, bayi laki-laki menemukan bahwa menyentuh penis mereka itu terasa enak. Mereka yang suka memegang penis membuat mereka merasa aman. Tentu hal tersebut bikin kita, orang tua bingung.

Beritahukan ke anak bahwa yang mereka pegang itu alat kelamin mereka, walaupun belum bisa bicara. Satu lagi, jangan menyebut penis dengan panggilan lain seperti titit, burung. Sebut saja dengan nama ilmiahnya, penis.
ilustrasi ibu dan anak laki-lakiilustrasi ibu dan anak laki-laki/ Foto: ilustrasi/thinkstock

Kenapa? Psikolog dari Mayapada Hospital, Adisti F. Soegoto, MPsi, menyarankan saat mengenalkan alat kelamin ke anak, lebih baik dengan kata yang sebenarnya. Tujuannya, agar tidak timbul kebingungan pada anak.

"Misal nih, beberapa orang tua menyebut penis dengan 'burung'. Saat kakeknya pelihara burung maka anak beranggapan kakeknya pelihara penis, jadi ambigu kan? Burung itu hewan atau alat kelamin? Jadi, untuk mencegah kebingungan tersebut lebih baik sebut alat kelamin dengan kata sebenarnya," papar psikolog yang akrab disapa Adis ini saat ngobrol dengan HaiBunda.

Adis menambahkan, saat mengenalkan alat kelamin ke anak pun biasa saja, Bun. Nggak perlu takut-takut, ngomong pelan dan bisik-bisik atau omongannya harus disensor.

"Ya, layaknya kita sebutin anggota tubuh lainnya aja, santai aja nyebutnya ke anak. Penis sebut penis, vagina sebut vagina dan seterusnya. Sehingga anak terbiasa menyebut anggota tubuhnya dengan semestinya," tutur Adis.

Diharapkan, dengan begini anak menghormati anggota tubuhnya yang lain. Kemudian, anak tidak bercanda dalam menyebut alat kelamin. Toh, itu adalah bagian tubuh kita kan, Bun?

"Jadi bisa kita sampaikan ke anak, 'Alat kelamin kamu adalah bagian tubuh yang sama pentingnya dengan anggota tubuh kamu yang lain jadi kita harus menghargainya'" tambah Adis.

Di samping pendidikan seks, dalam hal membesarkan anak laki-laki, Ayah memiliki peran penting. Ayah memiliki satu keuntungan berbeda dari Ibu. Dia lebih tahu karena sesama laki-laki.


"Seorang ibu tentu dapat membantu putranya menjadi lelaki yang baik, tetapi seorang ayah benar-benar dapat menunjukkan kepadanya apa artinya (menjadi laki-laki) dan itu sangat kuat," kata Roland Warren, presiden National Fatherhood Initiative, sebuah kelompok advokasi nirlaba.

Warren menyarankan, si kecil sudah diajak main oleh ayah sejak bayi. Lakukan berbagai permainan dengan sang ayah. Penelitian menunjukkan bahwa jenis permainan 'gulat' yang menyenangkan yang dimiliki banyak ayah dengan putra-putranya membantu anak laki-laki belajar mengendalikan dorongan fisik mereka dan mengatur emosi mereka

"Selain itu, sentuhan fisik seorang ayah memeluk dan mencium putranya sangat menguatkan untuk anak laki-laki," tambah Warren.

Simak juga video tentang kiat edukasi seks sejak dini:

[Gambas:Video Haibunda]

(aci/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda