Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Cara Mendidik Anak Laki-laki dalam Agama Islam

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Selasa, 04 Feb 2020 18:44 WIB

Dalam Agama Islam, sosok ayah begitu dibutuhkan dalam mendidik anak laki-laki. Hal ini karena anak-anak laki butuh teladan kepemimpinan dari ayahnya, Bunda.
Cara Mendidik Anak Laki-laki dalam Agama Islam/ Foto: iStock
Jakarta - Mendidik anak laki-laki tentu memiliki tantangan tersendiri. Kali ini HaiBunda akan membahas sebagian kecil dari cara mendidik anak laki-laki dalam Agama Islam. Meskipun Bunda yang melahirkan dan menyusui anak, menurut syariat Islam, ayah memiliki kedudukan yang penting dan mulia.

Ayah adalah kepala keluarga yang memimpin Bunda, dan anak-anak. Ayah yang bertanggung jawab terhadap mereka dan akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah sebagaimana sabda Rasulullah berikut ini.


"Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu akan dimintai pertanggungjawabab terhadap apa yang kamu pimpin. Seorang suami (ayah) adalah pemimpin bagi anggota keluarganya dan ia akan dimintai pertanggungjawabbannya terhadapa apa yang telah dipimpinnya atas mereka." (HR Muslim)

Oleh karena itu, ayah memikul beban sebagai pembentuk generasi Islam yang saleh. Ketika sudah memiliki anak, ia harus mendidik anak sejak lahir mulai dari mengazani di telinga kanan dan mengiqamati di telnga kiri, merawat, mengakikahi, dan mendidiknya dengan baik.

"Dengan demikian jelaslah bahwa menjalankan tugas dan kewajibannya merawat anak secara syari layak untuk dijadikan perhiasan bagi para ayah," tulis Adnan Hasan Shalih Baharits lewat bukunya Mendidik Anak Laki-laki.

Nah, saat bayi lahir, disunahkan kepada ayah untuk memperdengarkan azan di telinga kanan dan membisikkan iqamat di telinga kirinya. Tujuannya untuk mengajarkan tauhid kepada anak pertama kalinya sebelum anak mendengar ucapan yang lainnya. Selain itu, lafal suara azan dapat mengusir setan yang biasanya berkumpul di sekitar bayi yang baru lahir.

"Dengan tradisi inilah anak terpelihara dari gangguan setan sejak pertama kali dilahirkan. Anak memulai kehidupannya dengan kalimat tauhid yang lurus sebagai pangkal ajaran Islam," sambung Adnan.

Ketika anak sudah cukup usia, maka dilakukan khitan. Khitan dalam Agama Islam hukumnya sunah namun memiliki berbagai manfaat, di antaranya mencegah kanker, mengompol, dan menghindarkan anak dari mempermainkan kelamin. Tak ada ketentuan waktu khitan, namun yang dijadikan pedoman bagi ayah bahwa ketika anak balig maka ia sudah dikhitan.
Ilustrasi ayah ajarkan anak laki-lakinyaIlustrasi ayah ajarkan anak laki-lakinya/ Foto: iStock

Beralih ke keteladanan sang ayah, keteladanan memang merupakan sarana pendidikan yang paling penting. Hal ini karena pada usia dini keteladanan orang tua sangat berpengaruh terhadap kepribadian anak. Ya, anak adalah peniru ulung orang tuanya.

Menurut Adnan, proses peniruan biasanya terjadi pada anak berusia dua tahunan. Proses ini berkembang luar biasa pada usia lima atau enam. Proses ini berjalan seimbang ketika anak sudah di akhir masa kanak-kanak. Ingat, ayah dan bunda, waktu tak bisa diulang, maka keteladanan orang tua perlu diperhatikan.

Lalu, yang tak kalah penting adalah kasih sayang dan cinta orang tua pada anak. Rasulullah SAW selalu menampakkan kecintaan pada anak dan cucunya. Ia pun bersabda, "Ya Allah, sesungguhnya aku mencintai keduanya, maka cintailah keduanya." (HR Bukhari)

"Selayaknya setiap ayah mencontoh Rasulullah SAW dalam memberi kasih sayang dan kehangatan pada anak-anaknya. Kasih sayang ayah terhadap anak merupakan fitrah yang harus diekspresikan dalam pendidikan anak," tulis Adnan.

Lalu, Islam mengajarkan kepada umatnya untuk bersikap adil terhadap anak-anaknya. Hal ini dilakukan untuk menghapus rasa iri di antara anak-anak. Untuk itu, dalam mendidik anak laki-laki perlu ada sikap adil, tak perlu ada tolok ukur di dalam keluarga misalnya adik yang dibanding-bandingkan dengan kakak.


Satu lagi yang tak kalah penting adalah pergaulan. Zaman sekarang pergaulan menjadi perhatian utama bagi orang tua. Kuncinya hanya satu yaitu komunikasi. Dalam masalah komunikasi dengan anak, seorang ayah seharus mencontoh Rasulullah SAW apabila ayah hanya punya sedikit waktu untuk anak maka ia harus mengatur dan menentukan pertemuannya dengan anak untuk bercanda dan bercengkerama

"Masa-masa komunikasi yang penting antara ayah dan anak adalah pada usia enam tahun ke bawah.Pada masa inilah ayah meletakkan dasar pendidikan keislaman kepada anak untuk kehidupan di masa yang akan datang," ujar Adnan.

Simak jugaceritaEnnoLerian memadukan anak beda bapak melalui video berikut: (aci/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda